Ber wisata ke pulau lombok tentunya sungguh sangat menarik, sebuah pulau yang mempunyai beberapa obyek wisata yang mendunia di indonesia selain bali dan beberapa tempat wisata yang lainya seperti raja ampat. pulau lombok mempunyai wisata yang menarik antara lain pantai senggigi, pantai kuta lombok, wisata mendaki gunung rinjani, dan yang paling menarik buat saya adalah wisata ke pulau gili gili yang masih termasuk kawasan lombok. di lombok ada tiga pulau gili yaitu, gili trawangan, gili meno dan gili air. banyak sekali wisata yang di tawarkan di gili gili lombok antara lain scuba diving, snorkeling, bermain kayak, dan berselancar. Ada juga beberapa tempat bagi para walkers yang ingin belajar berkuda mengelilingi pulau gili trawangan.
Uniknya di gili gili lombok tidak terdapat kendaraan bermotor, karena tidak diizinkan oleh aturan lokal. Sarana transportasi gili adalah sepeda dan banyak di sewakan untuk para walkers yang ber wisata ke gili dan ada kendaraan unik seperti dokar yang sering di sebut cimodo, kereta kuda sederhana yang umum dijumpai di Lombok.
Gili Trawangan
Gili trawanganadalah yang terbesar dari ketiga pulau kecil atau giliyang terdapat di sebelah barat laut lombok, gili trawangan termasuk yang paling ramai di kunjungi para wisatawan, Di antara ketiga gilitersebut, gili trawangan memiliki fasilitas untuk wisatawan yang paling beragam, bahkan kedai “Tîr na Nôg” mengklaim bahwa Trawangan adalah pulau terkecil di dunia yang ada bar irlandia-nya. di gili trawangan banyak sekali sarana akomodasinya, jadi para walkers ngga perlu kuatir berlibur ke gili trawangan.
Gili meno
Seperti halnya gili trawangan, gili meno juga sangat indah, bila walkers ke gili meno dengan menggunakan settle dari pantai senggigi, walkers cuma butuh 45 menit, dan walkers akan menemukan pemandangan pantai yang sangat menakjubkan selama 45 menit.
Gili Air
Semua gili gili di lombok sungguh sangat indah, dan semua kondisinya hampir sama. gili air adalah gili terkecil di antara ke tiga gili. gili air sangat terkenal dengan nuansa bulan madunya yang cukup menggiurkan, dan tak salah bila banyak turis lokal maupun manca negara memilih gili air sebagai salah satu tujuan wisata untuk ber bulan madu.
Perjalanan Wisata
banyak alternatif untuk ber wisata menuju lombok dan gili gili di lombok, walkers bisa menggunakan jalur udara ke bandara selaparang mataram, atau melalui jalur laut dari padang bai bali ke lembar lombok. dilanjutkan ke pantai senggigi karena untuk ke tiga gili paling mudah lewat pantai senggigi. setelah walkers di senggigi, tak perlu kuatir, karena sudah banyak agen tour dan travel ataupun persewaan boat ke gili gili di lombok. biasanya untuk ke gili gili wisata wan menggunakan settle atau boat. bila dengan boat walkers cuma butuh merogoh kocek sekitar Rp 400.000,- untuk satu boat dan bila menggunakan settle walkers cuma butuh Rp 60.000,- per kepala. sungguh pilihan yang sama sama murah, tergantung walkers ber wisata rame rame atau cuma segelintir orang.
Gili Trawangan, Gili Meno, Gili Air…….sungguh sebuah tetesan air dari surga, yang mempunyai keindahan tak terlukiskan.
WISATA LABUAN BAJO
Memilih menginap di salah satu hotel yang pengelolaannya cukup lumayan. disalah-satu daerah yang ada gundukan bukit yang agak tinggi dan berdiri satu pohon Beringin besar yang setiap sore ramai dikunjungi wisatawan untuk melihat senja . Sekarang ini pun pohon Beringin itu masih gagah berdiri tapi masih kalah tinggi dengan bangunan berbentuk persegi enam .

Mendung kelam dan gerimis di atas langit Labuan Bajo
View dari teras hotel Puncak Waringin
Padahal view Labuan Bajo menarik sekali dari puncak ini. Dari Puncak ini akan tampak kawasan kota Labuan Bajo bagian bawah dan dermaga yang dipenuhi perahu-perahu berbentuk pinisi serta perahu-perahu kecil yang disewakan masyarakat untuk berangkat ke pulau-pulau di sekitar Labuan Bajo.
Senja masih bisa mengintip di antara mendung kelam |
Duduk manis di teras depan kamar menikmati langit Labuan Bajo yang kelam kala senja merangkak. karena waktu itu langit mendung dan memberitahu hujan akan datang.

View senja di pantai Bidadari yang berpasir putih |
Setengah jam perahu sampai ke pulau Bidadari, pulau yang setengahnya sudah dimiliki (sementara) oleh seorang bule. .
Ternyata di pulau Bidadari arus laut sedang kuat sehingga pak Arman meminta kami snorkling di sisi Utara pulau yang agak menjorok ke dalam dan tidak terlalu dalam. Di beberapa titik apalagi yang sebelah Selatan dan Barat memang lautnya miring agak curam.
Walaupun matahari terhalang awan, kami masih bisa berdecak melihat gugusan terumbu karang dan ikan-ikan karang berwarna-warni berukuran besar. Cukup besar sampai aku dan teman ngiler ingin menangkap satu untuk dibakar hahahaha. Apalagi kalau ada sinar matahari, maka terumbu karang makin tampak cemerlang dan indah. Sayang sekali lagi aku hanya bisa menikmati dengan mata saja, kamera Canon D10 yang aku punya sudah rusak saat snorkling di Tenau dulu gara-gara kecerobohanku sendiri. Jam enam lewat baru perahu kami kembali ke Labuan Bajo. Pak Arman sengaja membelokkan perahu ke arah dalam menyusuri Labuan Bajo dari sisi utara melewati pantai Binongko. Di beberapa titik tampak cahaya-cahaya hidup dari balik rerimbunan perbukitan, itulah cafe-cafe yang berdiri di sepanjang bukit di daerah Binongko yang terjal. Perbukitan ini justru memiliki nilai jual karena dari bukit-bukit itu bisa menikmati pemandangan senja berlatar pulau-pulau yang juga tak kalah eksotisnya.
turun menikmati dan memotret senja yang kelam dan pagi-pagi sekali menyempatkan jalan kaki ke pantai Binongko, sekalian mampir saja ke dermaga pendinginan ikan.

View dermaga pendinginan ikan pagi hari |

Menikmati pagi di ujung dermaga |
dermaga pendinginan ikan tinggal sebaris dermaga, dua cabang dermaga yang tahun kemarin masih ada sekarang sudah karam. Dermaga yang sekarang tersisa ini pun di beberapa tempat tampak sudah rusak, ada beberapa paku yang masih baru menunjuukan bahwa ada papan-papan yang baru saja diperbaiki. Di dermaga pagi itu nyaris tidak ada kegiatan satu pun karena memang dermaga ini sudah tidak digunakan untuk pendinginan ikan lagi, dan hanya digunakan untuk nelayan-nelayan mendaratkan perahu setelah menjala atau memancing. Mesin-mesin besar yang biasanya menderu untuk menciptakan es batu sudah lama tidak digunakan, namun pekerja di pabrik itu sebagian masih tinggal di sana untuk menjaga mesin-mesin itu.
air terjun Cunca Wulang yang jaraknya satu jam perjalanan kendaraan dan satu jam jalan kaki, atau ke perkampungan adat Wae Rebo yang ada jauh di ujung selatan pulau. Masih ada pantai merah yang berpasir merah yang sebagian bule menyebutnya dengan nama Pink Beach, atau ke pulau-pulau seantero Manggarai Barat yang begitu mempesona dengan pasir putih dan terumbu karannya seperti pulau Saporo, pulau Kanawa, pulau Seraya Kecil, dan banyak yang lain. Dan tentu saja tak pernah hilang dari ingatanku adalah untuk mengunjungi langsung pulau para melata prasejarah yang masih hidup sampai sekaran, apalagi kalau bukan pulau Komodo.(awalnya.blogspot.com)
TAMAN LAUT 17 PULAU RIUNG
Taman laut 17 pulau riung ini terletak sekitar 70 Km sebelah uatara Kota Bajawa, ibukota Ngada. Pulau Flores Bajawa, Nusa Tenggara Timur. Tempat ini termasuk wilayah kecamatan Riung, Kabupaten Daerah Tingkat II Ngada. Tempat wisata alam Tujuh Belas Pulau Riung ini merupakan gugusan pulau2 kecil dan besar. Total jumlahnya ada 17 Pulau. Pulau-pulau tersebut antara lain : Pulau Wire, Sui, Taor, Tembaga, Tiga (pulau panjang), Bampa, Meja, Rutong, Patta, Halima (pulau nani), Besar, Lainjawa, Kolong, Dua, Ontole (terbesar), Borong, dan Pulau Pau.
|
Kawasan Taman Wisata Alam Tujuh Belas Pulau merupakan hutan kering. Hampir di seluruh pesisir pantai ditumbuhi dengan pohon bakau.Fauna yang hidup di taman laut 17 pulau riung ini rata2 adalah fauna yang jarang di temui di perkotaan antara lain : komodo, landak, rusa timor, kuskus, biawak timor, ayam hutan, musang, kera, buaya, elang, bluwok, bangau putih, bangau hitam, burung perkici dada kuning, burung nuri, tekukur, burung wontong atau burung gosong, dan kelelawar.
|
Taman laut 17 pulau riung ini memiliki keindahan yang luar biasa, di taman laut ini wisatawan dapat melihat keindahan bawah laut yang indah di tambah hamparan pasir putih yang sangat terjaga kebersihannya.
|
Di taman laut 17 pulau riung ini wisatawan dapat melakukan berbagai macam aktifitas diantaranya berenang, berjemur, mengelilingi pulau, snorkeling dan diving juga dapat di lakukan di taman laut ini. tetapi zaman dahulu wisatawan di taman laut ini tidak di perkenankan snorkeling karena dapat merusak terumbu karang di bibir pantai.
|
Di sore hari wisatawan dapat beranjak menuju pulau kelelawar di sekitaran taman laut ini, di pulau kelelawar tersebut wisatawan dapat melihat puluhan ribu kelelawar berterbangan untuk keluar dari sarang. selain itu bagi wisatawan yang malas berpergian dapat menikmati sunset yang indah di taman laut ini.
|
Di taman laut 17 pulau riung ini telah memiliki resort yang dapat membuat wisatawan nyaman untuk menginap di pulau ini selain itu disekitaran pulau ini juga telah terdapat tempat makan walaupun masih sangat sedikit dan sangat sederhana.
|
untuk menuju ke taman laut ini wisatawan dapat menggunakan jalur ini : Denpasar – Bima – Labuan Bajo – Ruteng – Bajawa dengan pesawat merpati Twin Otter atau Cassa (sekitar 1 jam dan 40 menit) setiap hari Minggu hingga Jumat, dilanjutkan dengan perjalanan darat Bajawa – Riung. atau Kupang – Bajawa dengan pesawat Merpati Twin Otter atau Cassa (sekitar 1 jam dan 30 menit) setiap hari, dilanjutkan dengan perjalanan darat ke Riung.
|
PANTAI AIR CINA
Pantai Air Cina sudah banyak dikenal orang Kupang terutama yang biasa memancing dengan perahu, menurut mereka di daerah itu banyak sekali ikan-ikan ukuran besar. Di bagian yang disebut daerah Ujung Lampu,
Di bulan November, yang biasanya Kupang sedang dalam puncak panasnya. setelah melewati jalan lumayan berlubang harus berbelok ke kanan memasuki kawasan perkampungan. Jalan menuju Air Cina punya jalur jalan dari tanah sehingga pada musim hujan harus hati-hati karena jalan bisa berubah menjadi kubangan-kubangan.
Pada musim kering, hanya berhadapan dengan debu-debu yang beterbangan terlindas roda kendaraan. Sekitar sepuluh menit sampai ke kawasan Pantai Cina yang biasa digunakan penduduk sekitar untuk bertanam rumput laut. Kawasan ini cukup sepi, hanya ada satu-dua nelayan yang pulang. Entah mereka habis memperbaiki dan mengecek tanaman rumput laut mereka ataukah pulang dari mencari ikan.
Pantai Air Cina yang terdapat lampu mercusuar, istilah penduduk sini adalah ujung lampu. Dari kawasan pantai ini tidak ada jalan pasir karena langsung berhadapan dengan karang-karang yang terjal dan runcing. Satu-satunya jalan harus mengikuti jalan menuju ke perkampungan di depan .
Perjalanan berikutnya walau tidak jauh tapi justru lebih sulit karena jalan menanjak banyak yang berupa batu lepasan dan batu-batu karang runcing menganga dimana-mana. Dua kali tanjakan dan harus menerobos jalan kecil disamping rumah penduduk yang dipenuhi belukar untuk sampai pinggir pantai. melalui jalan ini ternyata hanya bisa sampai di ujung dua buah pohon Beringin besar, karena jalan di depan tampaknya makin sulit.
Memarkirkan kendaraan di bawah pohon dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Lima menit kemudian baru sampai ke pinggir pantai. Walaupun di sekeliling disuguhi batu-batu karang yang terjal, namun kondisi pantainya yang berpasir putih dan masih asli punya potensi yang menjanjikan. Seandainya semak-semak di sepanjang jalur ini dibersihkan, pantai ini akan memiliki view pasir yang makin menarik.
Pantani di depan landai dan berombak pelan karena beberapa ratus meter dari pantai terdapat barrier karang yang menhadang ombak sehingga ombak yang sampai ke pantai tidak kencang.
Pohon-pohon asam tampak unik berdiri karena daun dan batanya tumbuh berkembang ke arah darat layaknya bonsai yang dibentuk. Di genangan air yang terjebak di batu-batu karang beberapa anak lobster lari bersembunyi saat merasakan kehadiran kami. Di sepanjang pantai ini juga dengan mudah ditemukan tanaman laut dengan terumbu-terumbu kecil.
Beberapa ratus meter ke arah barat, kami melihat sebuah bangunan tinggi mercusuar. Di sini ditemukan kawasan pasir yang bukan terdiri dari pasir tapi batu-batu bulat sebesar merica. Sayang matahari masih asyik bersembunyi di balik awan sampai senja tenggelam, hanya bias-bias kuning merah dan bayangan kemilau di air yang kami dapatkan hari ini.
Danau atau Tiwu Kelimutu dibagi atas tiga bagian yang sesuai dengan warna – warna yang ada di dalam danau. Danau berwarna biru atau “Tiwu Nuwa Muri Koo Fai” merupakan tempat berkumpulnya jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau “Tiwu Ata Polo” merupakan tempat berkumpulnya jiwa orang-orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau “Tiwu Ata Mbupu” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.

Photo credits – Arif Fadillah
Pada musim kering, hanya berhadapan dengan debu-debu yang beterbangan terlindas roda kendaraan. Sekitar sepuluh menit sampai ke kawasan Pantai Cina yang biasa digunakan penduduk sekitar untuk bertanam rumput laut. Kawasan ini cukup sepi, hanya ada satu-dua nelayan yang pulang. Entah mereka habis memperbaiki dan mengecek tanaman rumput laut mereka ataukah pulang dari mencari ikan.
Pantai Air Cina yang terdapat lampu mercusuar, istilah penduduk sini adalah ujung lampu. Dari kawasan pantai ini tidak ada jalan pasir karena langsung berhadapan dengan karang-karang yang terjal dan runcing. Satu-satunya jalan harus mengikuti jalan menuju ke perkampungan di depan .
Perjalanan berikutnya walau tidak jauh tapi justru lebih sulit karena jalan menanjak banyak yang berupa batu lepasan dan batu-batu karang runcing menganga dimana-mana. Dua kali tanjakan dan harus menerobos jalan kecil disamping rumah penduduk yang dipenuhi belukar untuk sampai pinggir pantai. melalui jalan ini ternyata hanya bisa sampai di ujung dua buah pohon Beringin besar, karena jalan di depan tampaknya makin sulit.
Memarkirkan kendaraan di bawah pohon dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Lima menit kemudian baru sampai ke pinggir pantai. Walaupun di sekeliling disuguhi batu-batu karang yang terjal, namun kondisi pantainya yang berpasir putih dan masih asli punya potensi yang menjanjikan. Seandainya semak-semak di sepanjang jalur ini dibersihkan, pantai ini akan memiliki view pasir yang makin menarik.
Pantani di depan landai dan berombak pelan karena beberapa ratus meter dari pantai terdapat barrier karang yang menhadang ombak sehingga ombak yang sampai ke pantai tidak kencang.
Pohon-pohon asam tampak unik berdiri karena daun dan batanya tumbuh berkembang ke arah darat layaknya bonsai yang dibentuk. Di genangan air yang terjebak di batu-batu karang beberapa anak lobster lari bersembunyi saat merasakan kehadiran kami. Di sepanjang pantai ini juga dengan mudah ditemukan tanaman laut dengan terumbu-terumbu kecil.
Beberapa ratus meter ke arah barat, kami melihat sebuah bangunan tinggi mercusuar. Di sini ditemukan kawasan pasir yang bukan terdiri dari pasir tapi batu-batu bulat sebesar merica. Sayang matahari masih asyik bersembunyi di balik awan sampai senja tenggelam, hanya bias-bias kuning merah dan bayangan kemilau di air yang kami dapatkan hari ini.
DANAU TIGA WARNA
Inilah sebuah gunung yang menyimpan misteri sekaligus pesonanya. Gunung Kelimutu terletak di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Dengan puncak berketinggian 1.690 m dari atas permukaan laut, gunung itu memiliki keunikan karena ada tiga buah danau kawah berbeda warna.

Photo credits – Arif Fadillah
Danau ini dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih. Walaupun begitu, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring perjalanan waktu. Tak kurang sudah 12 kali perubahan warna terjadi dalam waktu 25 tahun terakhir ini. Danau pertama dan kedua letaknya sangat berdekatan, sedangkan danau ketiga terletak menyendiri sekitar 1,5 km di bagian Barat. Perubahan warna ini diduga akibat adanya pembiasan cahaya matahari, adanya mikro biota air, terjadinya zat kimiawi terlarut, dan akibat pantulan warna dinding dan dasar danau.
Kelimutu merupakan gabungan kata dari “keli” yang berarti gunung dan kata “mutu” yang berarti mendidih. Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna pada danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat.

Luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150 meter.
Awal mulanya daerah ini diketemukan oleh Van Such Telen, warga negara Belanda, tahun 1915. Keindahannya dikenal luas setelah Y. Bouman melukiskan dalam tulisannya tahun 1929. Sejak saat itu wisatawan asing mulai datang menikmati danau yang dikenal angker bagi masyarakat setempat. Mereka yang datang bukan hanya pencinta keindahan, tetapi juga peneliti yang ingin tahu kejadian alam yang amat langka itu. Bagi penggemar hiking dan menyukai keindahan alam di desa pegunungan tropis, berwisata ke tempat ini merupakan pilihan terbaik. Kawasan Kelimutu telah ditetapkan menjadi Kawasan Konservasi Alam Nasional sejak 26 Februari 1992.
Untuk mencapai Gunung Kelimutu yang pernah meletus di tahun 1886 ini, butuh “perjuangan” tersendiri. Dari Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Propinsi Nusa Tenggara Timur, butuh waktu sekitar 3 jam dengan mobil sewaan dengan kondisi jalan yang tidak terlalu bagus, berkelak-kelok, melintasi jurang dan tebing. Kita akan menemui kampung terdekat dengan kawah gunung Kelimutu yang bernama Kampung Moni.
Kampung ini terletak di Desa Koanara, Kecamatan Wolowaru, Kabupaten Ende yang berjarak 13 kilometer dari Danau Kelimutu. Dari Moni hanya dibutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk mencapai bibir Danau Kelimutu.
Selain dari Maumere, Kelimutu juga dapat dicapai dari Ende menggunakan bus antarkota ataupun kendaraan sewaan, dengan harga dan waktu perjalanan yang relatif tidak jauh berbeda. Dari ibukota Propinsi NTT, yakni Kupang, pengunjung dapat menggunakan pesawat menuju kota Ende, di Pulau Flores, dengan waktu tempuh mencapai 40 menit. Kelimutu terletak sekitar 66 kilometer dari Kota Ende dan 83 kilometer dari Kota Maumere.

Photo credits – Arif Fadillah
Di Kampung Moni banyak dijajakan kain tenun Lio yang menjadi salah satu produk khas lokal disana dan dijual oleh penduduk setempat kepada para wisatawan. Di Kampung Moni pula terdapat penginapan yang bisa dipakai oleh wisatawan untuk menginap atau beristirahat.
Terdapat sekitar 20 homestay yang dikelola penduduk dengan tarif Rp 25.000- Rp 50.000 per malam sedangkan cottage milik pemerintah bertarif Rp 75.000-Rp 85.000. per malam. Edelweis, Pinus dan Cemara adalah sejumlah tumbuhan yang dapat kita temui saat memasuki kawasan Kelimutu.
Nah, selamat menikmati kawasan kawah danau 3 warna gunung Kelimutu yang eksotis itu!
PULAU & Biawak komodo
Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo(Varanus komodoensis), adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora.
Komodo | ||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
![]() | ||||||||||||||||
Status konservasi | ||||||||||||||||
Klasifikasi ilmiah | ||||||||||||||||
| ||||||||||||||||
Nama binomial | ||||||||||||||||
Varanus komodoensis Ouwens, 1912 | ||||||||||||||||
![]()
Distribusi komodo
|
Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera, komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil. Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup.
Komodo ditemukan oleh peneliti barat tahun 1910. Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan membuat mereka populer di kebun binatang. Habitat komodo di alam bebas telah menyusut akibat aktivitas manusia dan karenanya IUCN memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah peraturan pemerintah Indonesia dan sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, didirikan untuk melindungi mereka.
Anatomi dan morfologi

Kulit komodo.
Di alam bebas, komodo dewasa biasanya memiliki massa sekitar 70 kilogram, namun komodo yang dipelihara di penangkaran sering memiliki bobot tubuh yang lebih besar. Spesimen liar terbesar yang pernah ada memiliki panjang sebesar 3.13 meter dan berat sekitar 166 kilogram, termasuk berat makanan yang belum dicerna di dalam perutnya. Meski komodo tercatat sebagai kadal terbesar yang masih hidup, namun bukan yang terpanjang. Reputasi ini dipegang oleh biawak Papua (Varanus salvadorii).[9] Komodo memiliki ekor yang sama panjang dengan tubuhnya, dan sekitar 60 buah gigi yang bergerigi tajam sepanjang sekitar 2.5 cm, yang kerap diganti.Air liur komodo sering kali bercampur sedikit darah karena giginya hampir seluruhnya dilapisi jaringan gingiva dan jaringan ini tercabik selama makan. Kondisi ini menciptakan lingkungan pertumbuhan yang ideal untuk bakteri mematikan yang hidup di mulut mereka. Komodo memiliki lidah yang panjang, berwarna kuning dan bercabang.
Komodo jantan lebih besar daripada komodo betina, dengan warna kulit dari abu-abu gelap sampai merah batu bata, sementara komodo betina lebih berwarna hijau buah zaitun, dan memiliki potongan kecil kuning pada tenggorokannya. Komodo muda lebih berwarna, dengan warna kuning, hijau dan putih pada latar belakang hitam.
Komodo jantan lebih besar daripada komodo betina, dengan warna kulit dari abu-abu gelap sampai merah batu bata, sementara komodo betina lebih berwarna hijau buah zaitun, dan memiliki potongan kecil kuning pada tenggorokannya. Komodo muda lebih berwarna, dengan warna kuning, hijau dan putih pada latar belakang hitam.
Fisiologi

Komodo yang berjemur.
Komodo tak memiliki indera pendengaran, meski memiliki lubang telinga.
Biawak ini mampu melihat hingga sejauh 300 m, namun karena retinanya hanya memiliki sel kerucut, hewan ini agaknya tak begitu baik melihat di kegelapan malam. Komodo mampu membedakan warna namun tidak seberapa mampu membedakan obyek yang tak bergerak.
Komodo menggunakan lidahnya untuk mendeteksi rasa dan mencium stimuli, seperti reptil lainnya, dengan indera vomeronasal memanfaatkan organ Jacobson, suatu kemampuan yang dapat membantu navigasi pada saat gelap. Dengan bantuan angin dan kebiasaannya menelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri ketika berjalan, komodo dapat mendeteksi keberadaan daging bangkai sejauh 4—9.5 kilometer.Lubang hidung komodo bukan merupakan alat penciuman yang baik karena mereka tidak memiliki sekat rongga badan.Hewan ini tidak memiliki indra perasa di lidahnya, hanya ada sedikit ujung-ujung saraf perasa di bagian belakang tenggorokan.
Biawak ini mampu melihat hingga sejauh 300 m, namun karena retinanya hanya memiliki sel kerucut, hewan ini agaknya tak begitu baik melihat di kegelapan malam. Komodo mampu membedakan warna namun tidak seberapa mampu membedakan obyek yang tak bergerak.
Komodo menggunakan lidahnya untuk mendeteksi rasa dan mencium stimuli, seperti reptil lainnya, dengan indera vomeronasal memanfaatkan organ Jacobson, suatu kemampuan yang dapat membantu navigasi pada saat gelap. Dengan bantuan angin dan kebiasaannya menelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri ketika berjalan, komodo dapat mendeteksi keberadaan daging bangkai sejauh 4—9.5 kilometer.Lubang hidung komodo bukan merupakan alat penciuman yang baik karena mereka tidak memiliki sekat rongga badan.Hewan ini tidak memiliki indra perasa di lidahnya, hanya ada sedikit ujung-ujung saraf perasa di bagian belakang tenggorokan.
Sisik-sisik komodo, beberapa di antaranya diperkuat dengan tulang, memiliki sensor yang terhubung dengan saraf yang memfasilitasi rangsang sentuhan. Sisik-sisik di sekitar telinga, bibir, dagu dan tapak kaki memiliki tiga sensor rangsangan atau lebih.
Komodo pernah dianggap tuli ketika penelitian mendapatkan bahwa bisikan, suara yang meningkat dan teriakan ternyata tidak mengakibatkan agitasi (gangguan) pada komodo liar. Hal ini terbantah kemudian ketika karyawan Kebun Binatang London ZSL, Joan Proctor melatih biawak untuk keluar makan dengan suaranya, bahkan juga ketika ia tidak terlihat oleh si biawak.
Ekologi, perilaku dan cara hidup

Kaki dan ekor komodo.
Komodo secara alami hanya ditemui di Indonesia, di pulau Komodo, Flores dan Rinca dan beberapa pulau lainnya di Nusa Tenggara.[18]Hidup di padang rumput kering terbuka, sabana dan hutan tropis pada ketinggian rendah, biawak ini menyukai tempat panas dan kering ini. Mereka aktif pada siang hari, walaupun kadang-kadang aktif juga pada malam hari. Komodo adalah binatang yang penyendiri, berkumpul bersama hanya pada saat makan dan berkembang biak. Reptil besar ini dapat berlari cepat hingga 20 kilometer per jam pada jarak yang pendek; berenang dengan sangat baik dan mampu menyelam sedalam 4.5 meter;[19] serta pandai memanjat pohon menggunakan cakar mereka yang kuat.[7]Untuk menangkap mangsa yang berada di luar jangkauannya, komodo dapat berdiri dengan kaki belakangnya dan menggunakan ekornya sebagai penunjang.[17] Dengan bertambahnya umur, komodo lebih menggunakan cakarnya sebagai senjata, karena ukuran tubuhnya yang besar menyulitkannya memanjat pohon.
Untuk tempat berlindung, komodo menggali lubang selebar 1–3 meter dengan tungkai depan dan cakarnya yang kuat.[20] Karena besar tubuhnya dan kebiasaan tidur di dalam lubang, komodo dapat menjaga panas tubuhnya selama malam hari dan mengurangi waktu berjemur pada pagi selanjutnya.[21] Komodo umumnya berburu pada siang hingga sore hari, tetapi tetap berteduh selama bagian hari yang terpanas.[22] Tempat-tempat sembunyi komodo ini biasanya berada di daerah gumuk atau perbukitan dengan semilir angin laut, terbuka dari vegetasi, dan di sana-sini berserak kotoran hewan penghuninya. Tempat ini umumnya juga merupakan lokasi yang strategis untuk menyergap rusa.[23]
Perilaku makan

Komodo di Rinca.
Komodo adalah hewan karnivora. Walaupun mereka kebanyakan makan daging bangkai,[4] penelitian menunjukkan bahwa mereka juga berburu mangsa hidup dengan cara mengendap-endap diikuti dengan serangan tiba-tiba terhadap korbannya. Ketika mangsa itu tiba di dekat tempat sembunyi komodo, hewan ini segera menyerangnya pada sisi bawah tubuh atau tenggorokan.[11]Komodo dapat menemukan mangsanya dengan menggunakan penciumannya yang tajam, yang dapat menemukan binatang mati atau sekarat pada jarak hingga 9,5 kilometer.[11]

Komodo muda di Rinca yang makan bangkai kerbau.
Reptil purba ini makan dengan cara mencabik potongan besar daging dan lalu menelannya bulat-bulat sementara tungkai depannya menahan tubuh mangsanya. Untuk mangsa berukuran kecil hingga sebesar kambing, bisa jadi dagingnya dihabiskan sekali telan. Isi perut mangsa yang berupa tumbuhan biasanya dibiarkan tak disentuh.[23] Air liur yang kemerahan dan keluar dalam jumlah banyak amat membantu komodo dalam menelan mangsanya. Meski demikian, proses menelan tetap memakan waktu yang panjang; 15–20 menit diperlukan untuk menelan seekor kambing. Komodo kadang-kadang berusaha mempercepat proses menelan itu dengan menekankan daging bangkai mangsanya ke sebatang pohon, agar karkas itu bisa masuk melewati kerongkongannya. Dan kadang-kadang pula upaya menekan itu begitu keras sehingga pohon itu menjadi rebah.[23] Untuk menghindari agar tak tercekik ketika menelan, komodo bernafas melalui sebuah saluran kecil di bawah lidah, yang berhubungan langsung dengan paru-parunya.[11]Rahangnya yang dapat dikembangkan dengan leluasa, tengkoraknya yang lentur, dan lambungnya yang dapat melar luar biasa memungkinkan komodo menyantap mangsa yang besar, hingga sebesar 80% bobot tubuhnya sendiri dalam satu kali makan.[24][6] Setelah makan, komodo menyeret tubuhnya yang kekenyangan mencari sinar matahari untuk berjemur dan mempercepat proses pencernaan. Kalau tidak, makanan itu dapat membusuk dalam perutnya dan meracuni tubuhnya sendiri. Dikarenakan metabolismenya yang lamban, komodo besar dapat bertahan dengan hanya makan 12 kali setahun atau kira-kira sekali sebulan.[11] Setelah daging mangsanya tercerna, komodo memuntahkan sisa-sisa tanduk, rambut dan gigi mangsanya, dalam gumpalan-gumpalan bercampur dengan lendir berbau busuk, gumpalan mana dikenal sebagai gastric pellet. Setelah itu komodo menyapukan wajahnya ke tanah atau ke semak-semak untuk membersihkan sisa-sisa lendir yang masih menempel; perilaku yang menimbulkan dugaan bahwa komodo, sebagaimana halnya manusia, tidak menyukai bau ludahnya sendiri.[11]
Dalam kumpulan, komodo yang berukuran paling besar biasanya makan lebih dahulu, diikuti yang berukuran lebih kecil menurut hirarki. Jantan terbesar menunjukkan dominansinya melalui bahasa tubuh dan desisannya; yang disambut dengan bahasa yang sama oleh jantan-jantan lain yang lebih kecil untuk memperlihatkan pengakuannya atas kekuasaan itu. Komodo-komodo yang berukuran sama mungkin akan berkelahi mengadu kekuatan, dengan cara semacam gulat biawak, hingga salah satunya mengaku kalah dan mundur; meskipun adakalanya yang kalah dapat terbunuh dalam perkelahian dan dimangsa oleh si pemenang.[11]
Mangsa biawak komodo amat bervariasi, mencakup aneka avertebrata, reptil lain (termasuk pula komodo yang bertubuh lebih kecil), burung dan telurnya, mamalia kecil, monyet, babi hutan, kambing, rusa, kuda, dan kerbau. Komodo muda memangsa serangga, telur, cecak, dan mamalia kecil.[4][24] Kadang-kadang komodo juga memangsa manusia dan mayat yang digali dari lubang makam yang dangkal.[17] Kebiasaan ini menyebabkan penduduk pulau Komodo menghindari tanah berpasir dan memilih mengubur jenazah di tanah liat, serta menutupi atasnya dengan batu-batu agar tak dapat digali komodo.[23] Ada pula yang menduga bahwa komodo berevolusi untuk memangsa gajah kerdil Stegodon yang pernah hidup di Flores.[25] Komodo juga pernah teramati ketika mengejutkan dan menakuti rusa-rusa betina yang tengah hamil, dengan harapan agar keguguran dan bangkai janinnya dapat dimangsa; suatu perilaku yang juga didapati pada predator besar di Afrika.[25]
Karena tak memiliki sekat rongga badan, komodo tak dapat menghirup air atau menjilati air untuk minum (seperti kucing). Alih-alih, komodo ‘mencedok’ air dengan seluruh mulutnya, lalu mengangkat kepalanya agar air mengalir masuk ke perutnya.[11]
Bisa dan bakteri
Pada akhir 2005, peneliti dari Universitas Melbourne, Australia, menyimpulkan bahwa biawak Perentie (Varanus giganteus) dan biawak-biawak lainnya, serta kadal-kadal dari suku Agamidae, kemungkinan memiliki semacam bisa. Selama ini diketahui bahwa luka-luka akibat gigitan hewan-hewan ini sangat rawan infeksi karena adanya bakteria yang hidup di mulut kadal-kadal ini, akan tetapi para peneliti ini menunjukkan bahwa efek langsung yang muncul pada luka-luka gigitan itu disebabkan oleh masuknya bisa berkekuatan menengah. Para peneliti ini telah mengamati luka-luka di tangan manusia akibat gigitan biawak Varanus varius, V. scalarisdan komodo, dan semuanya memperlihatkan reaksi yang serupa: bengkak secara cepat dalam beberapa menit, gangguan lokal dalam pembekuan darah, rasa sakit yang mencekam hingga ke siku, dengan beberapa gejala yang bertahan hingga beberapa jam kemudian.[26] Sebuah kelenjar yang berisi bisa yang amat beracun telah berhasil diambil dari mulut seekor komodo di Kebun Binatang Singapura, dan meyakinkan para peneliti akan kandungan bisa yang dipunyai komodo[27].
Di samping mengandung bisa, air liur komodo juga memiliki aneka bakteri mematikan di dalamnya; lebih dari 28 bakteri Gram-negatif dan 29 Gram-positif telah diisolasi dari air liur ini.[28] Bakteri-bakteri tersebut menyebabkan septikemia pada korbannya; jika gigitan komodo tidak langsung membunuh mangsa dan mangsa itu dapat melarikan diri, umumnya mangsa yang sial ini akan mati dalam waktu satu minggu akibat infeksi. Bakteri yang paling mematikan di air liur komodo agaknya adalah bakteri Pasteurella multocida yang sangat mematikan; diketahui melalui percobaan dengan tikus laboratorium.[29] Karena komodo nampaknya kebal terhadap mikrobanya sendiri, banyak penelitian dilakukan untuk mencari molekul antibakteri dengan harapan dapat digunakan untuk pengobatan manusia.[30]
Reproduksi
Pada gambar ini, ekor dan cakar komodo dapat terlihat dengan jelas.

Komodo yang tidur. Perhatikan kukunya yang besar. Kukunya digunakan untuk bertempur dan makan.
Musim kawin terjadi antara bulan Mei dan Agustus, dan telur komodo diletakkan pada bulan September.[19] Selama periode ini, komodo jantan bertempur untuk mempertahankan betina dan teritorinya dengan cara “bergulat” dengan jantan lainnya sambil berdiri di atas kaki belakangnya. Komodo yang kalah akan terjatuh dan “terkunci” ke tanah. Kedua komodo jantan itu dapat muntah atau buang air besar ketika bersiap untuk bertempur.[17] Pemenang pertarungan akan menjentikkan lidah panjangnya pada tubuh si betina untuk melihat penerimaan sang betina.[6] Komodo betina bersifat antagonis dan melawan dengan gigi dan cakar mereka selama awal fase berpasangan. Selanjutnya, jantan harus sepenuhnya mengendalikan betina selama bersetubuh agar tidak terluka. Perilaku lain yang diperlihatkan selama proses ini adalah jantan menggosokkan dagu mereka pada si betina, garukan keras di atas punggung dan menjilat.[31] Kopulasi terjadi ketika jantan memasukan salah satu hemipenisnya ke kloaka betina.[14] Komodo dapat bersifat monogamus dan membentuk “pasangan,” suatu sifat yang langka untuk kadal.[17][24]
Betina akan meletakkan telurnya di lubang tanah, mengorek tebing bukit atau gundukan sarang burung gosong berkaki-jingga yang telah ditinggalkan. Komodo lebih suka menyimpan telur-telurnya di sarang yang telah ditinggalkan.[32] Sebuah sarang komodo rata-rata berisi 20 telur yang akan menetas setelah 7–8 bulan.[17]Betina berbaring di atas telur-telur itu untuk mengerami dan melindunginya sampai menetas di sekitar bulan April, pada akhir musim hujan ketika terdapat sangat banyak serangga.[19]
Proses penetasan adalah usaha melelahkan untuk anak komodo, yang keluar dari cangkang telur setelah menyobeknya dengan gigi telur yang akan tanggal setelah pekerjaan berat ini selesai. Setelah berhasil menyobek kulit telur, bayi komodo dapat berbaring di cangkang telur mereka untuk beberapa jam sebelum memulai menggali keluar sarang mereka. Ketika menetas, bayi-bayi ini tak seberapa berdaya dan dapat dimangsa oleh predator.[11]
Komodo muda menghabiskan tahun-tahun pertamanya di atas pohon, tempat mereka relatif aman dari predator, termasuk dari komodo dewasa yang kanibal, yang sekitar 10% dari makanannya adalah biawak-biawak muda yang berhasil diburu.[33][17] Komodo membutuhkan tiga sampai lima tahun untuk menjadi dewasa, dan dapat hidup lebih dari 50 tahun.[20]
Di samping proses reproduksi yang normal, terdapat beberapa contoh kasus komodo betina menghasilkan anak tanpa kehadiran pejantan (partenogenesis), fenomena yang juga diketahui muncul pada beberapa spesies reptil lainnya seperti pada Cnemidophorus.[7]
Partenogenesis

Bayi komodo partenogenetik di Kebun Binatang Chester, Inggris.
Sungai, seekor komodo di Kebun Binatang London, telah bertelur pada awal tahun 2006 setelah dipisah dari jantan selama lebih dari dua tahun. Ilmuwan pada awalnya mengira bahwa komodo ini dapat menyimpan sperma beberapa lama hasil dari perkawinan dengan komodo jantan di waktu sebelumnya, suatu adaptasi yang dikenal dengan istilah superfekundasi.[34]
Pada tanggal 20 Desember 2006, dilaporkan bahwa Flora, komodo yang hidup di Kebun Binatang Chester, Inggris adalah komodo kedua yang diketahui menghasilkan telur tanpa fertilisasi (pembuahan dari perkawinan): ia mengeluarkan 11 telur, dan 7 di antaranya berhasil menetas.[35] Peneliti dari Universitas Liverpool di Inggris utara melakukan tes genetika pada tiga telur yang gagal menetas setelah dipindah ke inkubator, dan terbukti bahwa Flora tidak memiliki kontak fisik dengan komodo jantan. Setelah temuan yang mengejutkan ini, pengujian lalu dilakukan terhadap telur-telur Sungai dan mendapatkan bahwa telur-telur itupun dihasilkan tanpa pembuahan dari luar.[36]

Bayi komodo partenogenetik di Kebun Binatang Chester, Inggris.
Komodo memiliki sistem penentuan seks kromosomal ZW, bukan sistem penentuan seks XY. Keturunan Flora yang berkelamin jantan, menunjukkan terjadinya beberapa hal. Yalah bahwa telur Flora yang tidak dibuahi bersifat haploid pada mulanya dan kemudian menggandakan kromosomnya sendiri menjadi diploid; dan bahwa ia tidak menghasilkan telur diploid, sebagaimana bisa terjadi jika salah satu proses pembelahan-reduksi meiosis pada ovariumnya gagal. Ketika komodo betina (memiliki kromosom seks ZW) menghasilkan anak dengan cara ini, ia mewariskan hanya salah satu dari pasangan-pasangan kromosom yang dipunyainya, termasuk satu dari dua kromosom seksnya. Satu set kromosom tunggal ini kemudian diduplikasi dalam telur, yang berkembang secara partenogenetika. Telur yang menerima kromosom Z akan menjadi ZZ (jantan); dan yang menerima kromosom W akan menjadi WW dan gagal untuk berkembang.[37]
Diduga bahwa adaptasi reproduktif semacam ini memungkinkan seekor hewan betina memasuki sebuah relung ekologi yang terisolasi (seperti halnya pulau) dan dengan cara partenogenesis kemudian menghasilkan keturunan jantan. Melalui perkawinan dengan anaknya itu di saat yang berikutnya hewan-hewan ini dapat membentuk populasi yang bereproduksi secara seksual, karena dapat menghasilkan keturunan jantan dan betina.[37]Meskipun adaptasi ini bersifat menguntungkan, kebun binatang perlu waspada kerena partenogenesis mungkin dapat mengurangi keragaman genetika.[38]
Pada 31 Januari 2008, Kebun Binatang Sedgwick County di Wichita, Kansas menjadi kebun binatang yang pertama kali mendokumentasi partenogenesis pada komodo di Amerika. Kebun binatang ini memiliki dua komodo betina dewasa, yang salah satu di antaranya menghasilkan 17 butir telur pada 19-20 Mei 2007. Hanya dua telur yang diinkubasi dan ditetaskan karena persoalan ketersediaan ruang; yang pertama menetas pada 31 Januari 2008, diikuti oleh yang kedua pada 1 Februari. Kedua anak komodo itu berkelamin jantan.[39][40]
Evolusi
Perkembangan evolusi komodo dimulai dengan marga Varanus, yang muncul di Asia sekitar 40 juta tahun yang silam dan lalu bermigrasi ke Australia. Sekitar 15 juta tahun yang lalu, pertemuan lempeng benua Australia dan Asia Tenggara memungkinkan para biawak bergerak menuju wilayah yang dikenal sebagai Indonesia sekarang. Komodo diyakini berevolusi dari nenek-moyang Australianya pada sekitar 4 juta tahun yang lampau, dan meluaskan wilayah persebarannya ke timur hingga sejauh Timor. Perubahan-perubahan tinggi muka laut semenjak zaman Es telah menjadikan agihan komodo terbatas pada wilayah sebarannya yang sekarang.[41]
Komodo dan manusia

Koin Rupiah Indonesia yang bergambar komodo.
Penemuan
Komodo pertama kali didokumentasikan oleh orang Eropa pada tahun 1910. Namanya meluas setelah tahun 1912, ketika Peter Ouwens, direktur Museum Zoologi di Bogor, menerbitkan paper tentang komodo setelah menerima foto dan kulit reptil ini.[33][17]Nantinya, komodo adalah faktor pendorong dilakukannya ekspedisi ke pulau Komodo oleh W. Douglas Burden pada tahun 1926. Setelah kembali dengan 12 spesimen yang diawetkan dan 2 ekor komodo hidup, ekspedisi ini memberikan inspirasi untuk film King Kong tahun 1933.[42] W. Douglas Burden adalah orang yang pertama memberikan nama “Komodo dragon” kepada hewan ini.[22] Tiga dari spesimen komodo yang diperolehnya dibentuk kembali menjadi hewan pajangan dan hingga kini masih disimpan di Museum Sejarah Alam Amerika.[43]
Penelitian
Orang Belanda, karena menyadari berkurangnya jumlah hewan ini di alam bebas, melarang perburuan komodo dan membatasi jumlah hewan yang diambil untuk penelitian ilmiah. Ekspedisi komodo terhenti semasa Perang Dunia II, dan tak dilanjutkan sampai dengan tahun 1950an dan ‘60an tatkala dilakukan penelitian-penelitian terhadap perilaku makan, reproduksi dan temperatur tubuh komodo. Pada tahun-tahun itu, sebuah ekspedisi yang lain dirancang untuk meneliti komodo dalam jangka panjang. Tugas ini jatuh ke tangan keluarga Auffenberg, yang kemudian tinggal selama 11 bulan di Pulau Komodo di tahun 1969. Selama masa itu, Walter Auffenberg dan Putra Sastrawan sebagai asistennya, berhasil menangkap dan menandai lebih dari 50 ekor komodo.[30] Hasil ekspedisi ini ternyata sangat berpengaruh terhadap meningkatnya penangkaran komodo.[2] Penelitian-penelitian yang berikutnya kemudian memberikan gambaran yang lebih terang dan jelas mengenai sifat-sifat alami komodo, sehingga para biolog seperti halnya Claudio Ciofi dapat melanjutkan kajian yang lebih mendalam.[44]
Konservasi

Dua ekor komodo di Pulau Komodo.
Biawak komodo merupakan spesies yang rentan terhadap kepunahan, dan dikatagorikan sebagai spesies Rentan dalam daftar IUCN Red List.[45] Sekitar 4.000–5.000 ekor komodo diperkirakan masih hidup di alam liar. Populasi ini terbatas menyebar di pulau-pulau Rinca (1.300 ekor), Gili Motang (100), Gili Dasami (100), Komodo (1.700), dan Flores (mungkin sekitar 2.000 ekor).[2] Meski demikian, ada keprihatinan mengenai populasi ini karena diperkirakan dari semuanya itu hanya tinggal 350 ekor betina yang produktif dan dapat berbiak.[3] Bertolak dari kekhawatiran ini, pada tahun 1980 Pemerintah Indonesia menetapkan berdirinya Taman Nasional Komodo untuk melindungi populasi komodo dan ekosistemnya di beberapa pulau termasuk Komodo, Rinca, dan Padar.[46]
Belakangan ditetapkan pula Cagar Alam Wae Wuul dan Wolo Tado di Pulau Flores untuk membantu pelestarian komodo.[44] Namun pada sisi yang lain, ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa komodo, setidaknya sebagian, telah terbiasa pada kehadiran manusia. Komodo-komodo ini terbiasa diberi makan karkas hewan ternak, sebagai atraksi untuk menarik turis pada beberapa lokasi kunjungan.[4]
Aktivitas vulkanis, gempa bumi, kerusakan habitat, kebakaran (populasi komodo di Pulau Padar hampir punah karena kebakaran alami[44]),[11] berkurangnya mangsa, meningkatnya pariwisata, dan perburuan gelap; semuanya menyumbang pada status rentan yang disandang komodo. CITES (the Convention on International Trade in Endangered Species) telah menetapkan bahwa perdagangan komodo, kulitnya, dan produk-produk lain dari hewan ini adalah ilegal.[16]
Meskipun jarang terjadi, komodo diketahui dapat membunuh manusia. Pada tanggal 4 Juni 2007, seekor komodo diketahui menyerang seorang anak laki-laki berumur delapan tahun. Anak ini kemudian meninggal karena perdarahan berat dari luka-lukanya. Ini adalah catatan pertama mengenai serangan yang berakibat kematian pada 33 tahun terakhir.[47]
Penangkaran

Komodo di Kebun Binatang Toronto.
Telah semenjak lama komodo menjadi tontonan yang menarik di pelbagai kebun binatang, terutama karena ukuran tubuh dan reputasinya yang membuatnya begitu populer. Meski demikian hewan ini jarang dipunyai kebun binatang, karena komodo rentan terhadap infeksi dan penyakit akibat parasit, serta tak mudah berkembang biak.[3]
Komodo yang pertama dipertontonkan adalah pada Kebun Binatang Smithsonian di tahun 1934, namun hewan ini hanya bertahan hidup selama dua tahun. Upaya-upaya untuk memelihara reptil ini terus dilanjutkan, namun usia binatang ini dalam tangkaran tak begitu panjang, rata-rata hanya 5 tahun di kebun binatang tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Walter Auffenberg di atas, yang hasilnya kemudian diterbitkan sebagai buku The Behavioral Ecology of the Komodo Monitor, pada akhirnya memungkinkan pemeliharaan dan pembiakan satwa langka ini di penangkaran.[2]
Telah teramati bahwa banyak individu komodo yang dipelihara memperlihatkan perilaku yang jinak untuk jangka waktu tertentu. Dilaporkan pada banyak kali kejadian, bahwa para pawang berhasil membawa keluar komodo dari kandangnya untuk berinteraksi dengan pengunjung, termasuk pula anak-anak di antaranya, tanpa akibat yang membahayakan pengunjung.[48][49] Komodo agaknya dapat mengenali orang satu persatu. Ruston Hartdegen dari Kebun Binatang Dallas melaporkan bahwa komodo-komodo yang dipeliharanya bereaksi berbeda apabila berhadapan dengan pawang yang biasa memeliharanya, dengan pawang lain yang kurang lebih sudah dikenal, atau dengan pawang yang sama sekali belum dikenal.[50]
Penelitian terhadap komodo peliharaan membuktikan bahwa hewan ini senang bermain. Suatu kajian mengenai komodo yang mau mendorong sekop yang ditinggalkan oleh pawangnya, nyata-nyata memperlihatkan bahwa hewan itu tertarik pada suara yang ditimbulkan sekop ketika menggeser sepanjang permukaan yang berbatu. Seekor komodo betina muda di Kebun Binatang Nasional di Washington, D.C. senang meraih dan mengguncangkan aneka benda termasuk patung-patung, kaleng-kaleng minuman, lingkaran plastik, dan selimut. Komodo ini pun senang memasuk-masukkan kepalanya ke dalam kotak, sepatu, dan aneka obyek lainnya. Komodo tersebut bukan tak bisa membedakan benda-benda tadi dengan makanan; ia baru memakannya apabila benda-benda tadi dilumuri dengan darah tikus. Perilaku bermain-main ini dapat diperbandingkan dengan perilaku bermain mamalia.[6]
Catatan lain mengenai kesenangan bermain komodo didapat dari Universitas Tennessee. Seekor komodo muda yang diberi nama “Kraken” bermain dengan gelang-gelang plastik, sepatu, ember, dan kaleng, dengan cara mendorongnya, memukul-mukulnya, dan membawanya dengan mulutnya. Kraken memperlakukan benda-benda itu berbeda dengan apa yang menjadi makanannya, mendorong Gordon Burghardt –peneliti– menyimpulkan bahwa hewan-hewan ini telah mementahkan pandangan bahwa permainan semacam itu adalah “perilaku predator bermotif-pemangsaan”.[51]
Komodo yang nampak jinak sekalipun dapat berperilaku agresif secara tak terduga, khususnya apabila teritorinya dilanggar oleh seseorang yang tak dikenalnya. Pada bulan Juni 2001, serangan seekor komodo menimbulkan luka-luka serius pada Phil Bronstein — editor eksekutif harian San Francisco Chronicle dan bekas suami Sharon Stone, seorang aktris Amerika terkenal — ketika ia memasuki kandang binatang itu atas undangan pawangnya. Bronstein digigit komodo itu di kakinya yang telanjang, setelah si pawang menyarankannya agar membuka sepatu putihnya, yang dikhawatirkan bisa memancing perhatian si komodo.[52][53] Meski pria itu berhasil lolos, namun ia membutuhkan pembedahan untuk menyambung kembali tendon ototnya yang terluka
FESTIVAL SENI BUDAYA NTT
Pemerintah menetapkan provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi daerah unggulan baru pariwisata di kawasan timur Indonesia mulai 2007.
Penetapan itu bertujuan menjadikan NTT sebagai gerbang Asia-Pasifik berbasis pariwisata, seni, dan budaya yang spesifik.
Agenda tahunan
1. Januari
PESTA REBA
Pesta Adat dari Kabupaten Ngada.
Bertempat di Kampung Bena 12 Km dari Kota Bajawa. Reba adalah Pesta Tradisional menyambut tahun baru ditandai dengan makan ubi bersama ditemani tari-tarian tradisional dengan iringan musik tradisional. Diramaikan pertandingan tinju tradisional. Pesta ini dirayakan setiap tahun pada Bulan Januari atau akhir Desember.
PESTA REBA
Pesta Adat dari Kabupaten Ngada.
Bertempat di Kampung Bena 12 Km dari Kota Bajawa. Reba adalah Pesta Tradisional menyambut tahun baru ditandai dengan makan ubi bersama ditemani tari-tarian tradisional dengan iringan musik tradisional. Diramaikan pertandingan tinju tradisional. Pesta ini dirayakan setiap tahun pada Bulan Januari atau akhir Desember.
BIJALUNGU HIUPAANA
Upacara Adat dari Anakalang, Kabupaten Sumba Barat.
Ritual ini merupakan upacara sakral Merapu sebagai ungkapan syukur kepada sang pencipta sekaligus sebagai awal persiapan alat-alat pertanian dan persiapan jenis-jenis benih pada lahan yang akan ditanam.
Upacara Adat dari Anakalang, Kabupaten Sumba Barat.
Ritual ini merupakan upacara sakral Merapu sebagai ungkapan syukur kepada sang pencipta sekaligus sebagai awal persiapan alat-alat pertanian dan persiapan jenis-jenis benih pada lahan yang akan ditanam.
PASOLA
Dari Kabupaten Sumba Barat.
Upacara perang tradisional acara pelipur lara dengan berkuda dan saling melempar lembing dari atas punggung kuda yang sedang berlari cepat antara dua kelompok yang berlawanan.
Acara ini dilaksnakan setelah upacara Ritual Nyale yaitu mencari cacing laut saat dini hari yang diawali dari Kodi, Lamboya, Wanokaka dan Gaura. Acara seperti ini juga ada di Kabupaten Sumba Timur namanya Hole yang diselenggarakan pada Bulan Maret di Pantai Kalala.
Dari Kabupaten Sumba Barat.
Upacara perang tradisional acara pelipur lara dengan berkuda dan saling melempar lembing dari atas punggung kuda yang sedang berlari cepat antara dua kelompok yang berlawanan.
Acara ini dilaksnakan setelah upacara Ritual Nyale yaitu mencari cacing laut saat dini hari yang diawali dari Kodi, Lamboya, Wanokaka dan Gaura. Acara seperti ini juga ada di Kabupaten Sumba Timur namanya Hole yang diselenggarakan pada Bulan Maret di Pantai Kalala.
2. Pebruari
PAHORU
Dari Pulau Sabu, Kabupaten Kupang.
Upacara pengucapan syukur kepada penguasa alam yang diikuti dengan kegiatan atau atraksi perang-perangan antar pemuda, pawaikuda dan pada waktu malam hari ada tarian muda-mudi yang dinamakan Padoa. Acara ini diselenggarakan di tepi Pantai Kampung Bhodo, jaraknya 2 Km dari Kota Seba.
PAHORU
Dari Pulau Sabu, Kabupaten Kupang.
Upacara pengucapan syukur kepada penguasa alam yang diikuti dengan kegiatan atau atraksi perang-perangan antar pemuda, pawaikuda dan pada waktu malam hari ada tarian muda-mudi yang dinamakan Padoa. Acara ini diselenggarakan di tepi Pantai Kampung Bhodo, jaraknya 2 Km dari Kota Seba.
3. Maret
PATE BALOI
Upacara tradisional dari Kabupaten Alor.
Upacara pembukaan musim tanam pada minggu II bulan Maret yang ditandai dengan pemancangan tiang bambu kemudian membelah pinang serta dilanjutkan dengan makan bersama yang diiringi dengan tarian tradisional LEGO-LEGO. Acara ini tepatnya berlangsung di Kampung Takpala Desa Lembor Barat dimana juga terdapat Taman Wisata Alam Laut Selatan Pulau Pantar, kampung tradisional Mombang dan Bampola.
PATE BALOI
Upacara tradisional dari Kabupaten Alor.
Upacara pembukaan musim tanam pada minggu II bulan Maret yang ditandai dengan pemancangan tiang bambu kemudian membelah pinang serta dilanjutkan dengan makan bersama yang diiringi dengan tarian tradisional LEGO-LEGO. Acara ini tepatnya berlangsung di Kampung Takpala Desa Lembor Barat dimana juga terdapat Taman Wisata Alam Laut Selatan Pulau Pantar, kampung tradisional Mombang dan Bampola.
PROSESI JUMAT AGUNG
Dari Kabupaten Flores Timur.
Prosesi ini diawali pada akhir Maret hingga awal April.
Dari Kabupaten Flores Timur.
Prosesi ini diawali pada akhir Maret hingga awal April.
Devosi terhadap Bunda Maria yang dilakukan oleh seluruh umat Katolik di Kota Larantuka, juga ada yang berasal dari luar daerah yang dilakukan secara turun temurun sejak abad XV yang lalu. Dan masih ada atraksi penunjang yaitu melihat dan berkunjung ke Kampung tradisional Muda Keputu, Kawaliwu Riang Kemie dan Wurek Adonara Barat dan Kongo.
RITUAL BOLE BUNDO
Dari Kabupaten Flores Timur.
Upacara ritual syukuran atas keberhasilan dalam perang atau panendi desa Lewatolo dan desa Sinar Hadding Kecamatan Tanjung Bunga. Upacara ini dilaksanakan setiap saat tergantung pada keperluan. Disekitar lokasi upacara ini masih ada kampung tradisional Riang Sungai, Danau Asmara dan Air Panas Oka.
Dari Kabupaten Flores Timur.
Upacara ritual syukuran atas keberhasilan dalam perang atau panendi desa Lewatolo dan desa Sinar Hadding Kecamatan Tanjung Bunga. Upacara ini dilaksanakan setiap saat tergantung pada keperluan. Disekitar lokasi upacara ini masih ada kampung tradisional Riang Sungai, Danau Asmara dan Air Panas Oka.
4. April
PERBURUAN IKAN PAUS
LAMALERA, Kabupaten Lembata.
Upacara tradisional dan keagamaan Penangkapan Ikan Paus atau Ikan Klaru dari Kecamatan Wulan Desa Lamalera, Kabupaten Lembata. Upacara berburu Ikan Paus oleh masyarakat dilaksanakan pada Bulan April atau Mei. Objek dan daya tarik wisata lain disekitarnya, yakni Pantai Pasir Putih Desa Bean, Desa Pasir Putih dan Musium tradisional Ikan Paus di Desa Benhading Kecamatan Wai Riang.
PERBURUAN IKAN PAUS
LAMALERA, Kabupaten Lembata.
Upacara tradisional dan keagamaan Penangkapan Ikan Paus atau Ikan Klaru dari Kecamatan Wulan Desa Lamalera, Kabupaten Lembata. Upacara berburu Ikan Paus oleh masyarakat dilaksanakan pada Bulan April atau Mei. Objek dan daya tarik wisata lain disekitarnya, yakni Pantai Pasir Putih Desa Bean, Desa Pasir Putih dan Musium tradisional Ikan Paus di Desa Benhading Kecamatan Wai Riang.
BUI IHI HOLE
Sabu, Kabupaten Kupang.
Yaitu upacara pengucapan syukur panen yang dirayakan dengan pertandingan Pehere Jara yang diiringi dengan musik tradisional seperti gong dan tambur disertai alunan syair dan lagu-lagu daerah. Sesudah acara pelepasan perahu Hole diikuti pementasan pertandingan perang tradisional, sabung ayam dan pada malam harinya diadakan tarian Padoa.
Sabu, Kabupaten Kupang.
Yaitu upacara pengucapan syukur panen yang dirayakan dengan pertandingan Pehere Jara yang diiringi dengan musik tradisional seperti gong dan tambur disertai alunan syair dan lagu-lagu daerah. Sesudah acara pelepasan perahu Hole diikuti pementasan pertandingan perang tradisional, sabung ayam dan pada malam harinya diadakan tarian Padoa.
5. Mei
BEI MAU
Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Belu.
Upacara ritual adat dari Betun, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Belu, dihadiri oleh masing-masing suku yang berhimpun di satu rumah adat, dimana dilaksanakan pemotongan hewan persembahan dan diiringi dengan tarian adat LIKURAI atau tarian dengan membawa tambur.
BEI MAU
Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Belu.
Upacara ritual adat dari Betun, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Belu, dihadiri oleh masing-masing suku yang berhimpun di satu rumah adat, dimana dilaksanakan pemotongan hewan persembahan dan diiringi dengan tarian adat LIKURAI atau tarian dengan membawa tambur.
6. Juni
ALA BALOI
Upacara adat dari Kabupaten Alor
Adalah upacara tolak bala, dilaksanakan pada bulan Juni di Desa Bampaloka Kecamatan Alor Barat Laut. Obyek wisata menarik di sekitar lokasi upacara ini adalah Kampung Tradisional Takpala, Mombang, Taman Wisata Alam Laut Alor dan Alor Kecil.
ALA BALOI
Upacara adat dari Kabupaten Alor
Adalah upacara tolak bala, dilaksanakan pada bulan Juni di Desa Bampaloka Kecamatan Alor Barat Laut. Obyek wisata menarik di sekitar lokasi upacara ini adalah Kampung Tradisional Takpala, Mombang, Taman Wisata Alam Laut Alor dan Alor Kecil.
7. Juli
ETU
Tinju Tradisional dari Kabupaten Ngada
Tinju tradisional dari Kecamatan Boawae, Riung dan Soa-Mangeruda, yang dilaksanakan saat panen padi berakhir.
ETU
Tinju Tradisional dari Kabupaten Ngada
Tinju tradisional dari Kecamatan Boawae, Riung dan Soa-Mangeruda, yang dilaksanakan saat panen padi berakhir.
SELANCAR NEMBRALA
Kabupaten Rote Ndao
Kegiatan ini dilaksanakan di Pantai Nembrala Kecamatan Rote Barat Daya. Pantai ini memiliki gelombang yang berkelok-kelok serta berpasir putih.
Kabupaten Rote Ndao
Kegiatan ini dilaksanakan di Pantai Nembrala Kecamatan Rote Barat Daya. Pantai ini memiliki gelombang yang berkelok-kelok serta berpasir putih.
RALLY LAYAR
Darwin-Kupang-Alor-Lembata-Riung-Sikka-Ende-Labuan Bajo.
Lomba layar internasional ini dilaksanakan tiap tahun pada bulan Juli dengan pesertanya berasal dari berbagai negara diseluruh dunia.
Darwin-Kupang-Alor-Lembata-Riung-Sikka-Ende-Labuan Bajo.
Lomba layar internasional ini dilaksanakan tiap tahun pada bulan Juli dengan pesertanya berasal dari berbagai negara diseluruh dunia.
HOES NDEO
Kabupaten Rote Ndao
Upacara keagamaan yang secara tradisional dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus di desa Boni Kecamatan Rote Barat Laut (12 Km dari Ba’a). Merupakan upacara penghormatan kepada Dewa Laut dengan ketangkasan berkuda dan tari-tarian tradisional yang diiringi oleh musik tradisional, seperti gong, kebelai. Saat itu akan dilantunkan pantun dan nyanyian tradisional.
Kabupaten Rote Ndao
Upacara keagamaan yang secara tradisional dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus di desa Boni Kecamatan Rote Barat Laut (12 Km dari Ba’a). Merupakan upacara penghormatan kepada Dewa Laut dengan ketangkasan berkuda dan tari-tarian tradisional yang diiringi oleh musik tradisional, seperti gong, kebelai. Saat itu akan dilantunkan pantun dan nyanyian tradisional.
8. Agustus
PESTA SENI BUDAYA TRADISIONAL
Kabupaten Ende
Pesta ini merupakan Festival Budaya Kabupaten Ende yang diikuti oleh hampir semua kecamatan di wilayah Kabupaten Ende. Biasanya dilaksanakan pada bulan Agustus. Berlokasi di Kota Ende. Daya tarik dan obyek wisata lainnya di Kota Ende adalah Situs Bung Karno, Kampung Tradisional Wolotopo, Ngalupolo, Detusoko, Koanara serta yang paling luar biasa adalah Danau Tiga Warna Kelimutu.
PESTA SENI BUDAYA TRADISIONAL
Kabupaten Ende
Pesta ini merupakan Festival Budaya Kabupaten Ende yang diikuti oleh hampir semua kecamatan di wilayah Kabupaten Ende. Biasanya dilaksanakan pada bulan Agustus. Berlokasi di Kota Ende. Daya tarik dan obyek wisata lainnya di Kota Ende adalah Situs Bung Karno, Kampung Tradisional Wolotopo, Ngalupolo, Detusoko, Koanara serta yang paling luar biasa adalah Danau Tiga Warna Kelimutu.
PACUAN KUDA
Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat.
Pacuan Kuda bertaraf nasional ini diselenggarakan di Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat.
Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat.
Pacuan Kuda bertaraf nasional ini diselenggarakan di Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat.
FESTIVAL FLOBAMORA
Festival budaya akbar karena diikuti oleh 16 etnis dari Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Timur, diselenggarakan di Kabupaten TTS, Kabupaten Lembata dan Sumba Barat.
Festival budaya akbar karena diikuti oleh 16 etnis dari Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Timur, diselenggarakan di Kabupaten TTS, Kabupaten Lembata dan Sumba Barat.
PAMERAN PEMBANGUNAN PERAYAAN HUT PROKLAMASI REPUBLIK INDONESIA
Kota Kupang.
Setiap tahun diselenggarakan di Arena Promosi Fatululi, Kota Kupang biasanya pada bulan Agustus. Acara ini melibatkan sektor kemasyarakatan, dunia usaha, dan pihak pemerintah Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Timur sehingga masing-masing dapat menampilkan produk dan karyanya sebagai hasil program pengembangan pemerintah.
Kota Kupang.
Setiap tahun diselenggarakan di Arena Promosi Fatululi, Kota Kupang biasanya pada bulan Agustus. Acara ini melibatkan sektor kemasyarakatan, dunia usaha, dan pihak pemerintah Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Timur sehingga masing-masing dapat menampilkan produk dan karyanya sebagai hasil program pengembangan pemerintah.
PESTA SENI BUDAYA SIKKA
Kabupaten Sikka.
Berlangsung di Maumere yang diikuti oleh 40 sanggar seni se Kabupaten Sikka. Event ini merupakan wahana seleksi untuk festival seni budaya Flores-Lembata Nusa Tenggara Timur dan festival budaya nasional.
Kabupaten Sikka.
Berlangsung di Maumere yang diikuti oleh 40 sanggar seni se Kabupaten Sikka. Event ini merupakan wahana seleksi untuk festival seni budaya Flores-Lembata Nusa Tenggara Timur dan festival budaya nasional.
PASOLA HAUL
Kabupaten Sumba Barat.
Upacara adat dari Kecamatan Wanokaka, Loli dan Wewewa timur. Upacara ritual ini dilaksanakan sehabis panen padi di tengah sawah sebagai ekspresi kegembiraan masyarakat atas panen yang diperoleh.
Kabupaten Sumba Barat.
Upacara adat dari Kecamatan Wanokaka, Loli dan Wewewa timur. Upacara ritual ini dilaksanakan sehabis panen padi di tengah sawah sebagai ekspresi kegembiraan masyarakat atas panen yang diperoleh.
9. September
FESTIVAL PANEN KACANG HIJAU
Kabupaten Lembata.
Upacara ini memperingati leluhur dengan acara sakral yaitu dengan berpantun menyanyi lagu-lagu daerah yang diiringi dengan gong dan rebana.
FESTIVAL PANEN KACANG HIJAU
Kabupaten Lembata.
Upacara ini memperingati leluhur dengan acara sakral yaitu dengan berpantun menyanyi lagu-lagu daerah yang diiringi dengan gong dan rebana.
LOKA PO’O
Kabupaten Sikka.
Dari Kecamatan Paga desa Wolowiro, Gaikun, Bu Utara, Bu Selatan, Lowofeo, Renggarasi, Nduaria Detumbingga dan Woloata. Upacara ini diselenggarakan dalam rangka menyambut datangnya musim tanam padi dengan tujuan agar hasil padi berlimpah ruah.
Kabupaten Sikka.
Dari Kecamatan Paga desa Wolowiro, Gaikun, Bu Utara, Bu Selatan, Lowofeo, Renggarasi, Nduaria Detumbingga dan Woloata. Upacara ini diselenggarakan dalam rangka menyambut datangnya musim tanam padi dengan tujuan agar hasil padi berlimpah ruah.
10. Oktober
NGGUA UWI, JOKA JU DAN TEAS WELA
Kabupaten Ende.
Pesta adat yang dilaksanakan di Desa Detusoko, Kabupaten Ende minggu pertama bulan Oktober (Jumat s/d Minggu). Merupakan upacara pembukaan musim tanam, tolak bala dan pengucapan syukur atas hasil yang melimpah kepada leluhur.
NGGUA UWI, JOKA JU DAN TEAS WELA
Kabupaten Ende.
Pesta adat yang dilaksanakan di Desa Detusoko, Kabupaten Ende minggu pertama bulan Oktober (Jumat s/d Minggu). Merupakan upacara pembukaan musim tanam, tolak bala dan pengucapan syukur atas hasil yang melimpah kepada leluhur.
LOMBA MANCING
Tablolong, Kabupaten Kupang.
Kegiatan ini bertempat di Tablolong, Kabupaten Kupang. Lomba mancing diikuti oleh peserta dari dalam dan luar negeri.
Tablolong, Kabupaten Kupang.
Kegiatan ini bertempat di Tablolong, Kabupaten Kupang. Lomba mancing diikuti oleh peserta dari dalam dan luar negeri.
PACUAN KUDA
Kabupaten Belu.
Pacuan Kuda tradisional yang dilaksanakan pada bulan Oktober berlokasi di Desa Tniumanu, Kecamatan Malaka Timur. Juga dilaksanakan ritual perarakan patung Bunda Maria ke Gua yang di Tubaki, Kecamatan Malaka Barat.
Kabupaten Belu.
Pacuan Kuda tradisional yang dilaksanakan pada bulan Oktober berlokasi di Desa Tniumanu, Kecamatan Malaka Timur. Juga dilaksanakan ritual perarakan patung Bunda Maria ke Gua yang di Tubaki, Kecamatan Malaka Barat.
Kabupaten Timor Tengah Utara
Biasanya diselenggarakan pada bulan Oktober berlokasi di Tanjung Bastian, Desa Humucu Kecamatan Insana Utara. Selain itu anda dapat mengunjungi kampung tradisional Tamkesi, Istana Raja Insana dan Gua Maria Bitauni.
Biasanya diselenggarakan pada bulan Oktober berlokasi di Tanjung Bastian, Desa Humucu Kecamatan Insana Utara. Selain itu anda dapat mengunjungi kampung tradisional Tamkesi, Istana Raja Insana dan Gua Maria Bitauni.
TARIAN CACI
Kabupaten Manggarai Barat.
Tarian rakyat sebagai tanda ucapan syukur dan terima kasih atas keberhasilan di medan laga dengan adu kekuatan saling mencambuk menggunakan cambuk dari kulit ekor kerbau. Tarian ini dapat dipentaskan sewaktu-waktu di Pantai Pede, Labuan Bajo.
Kabupaten Manggarai Barat.
Tarian rakyat sebagai tanda ucapan syukur dan terima kasih atas keberhasilan di medan laga dengan adu kekuatan saling mencambuk menggunakan cambuk dari kulit ekor kerbau. Tarian ini dapat dipentaskan sewaktu-waktu di Pantai Pede, Labuan Bajo.
UPACARA RIPUT
Kabupaten Sumba Timur
Upacara adat proses pembuatan tenun ikat yang merupakan kain adat/pusaka yang berasal dari india sejak jaman purba. Berlokasi di desa Tabundun.
Kabupaten Sumba Timur
Upacara adat proses pembuatan tenun ikat yang merupakan kain adat/pusaka yang berasal dari india sejak jaman purba. Berlokasi di desa Tabundun.
11. Nopember
WULLA PODDU
Kabupaten Sumba Barat.
Acara adat menyongsong bulan suci/tahun baru bagi masyarakat pemeluk Marapu (agama asli di Sumba) yang dilaksanakan pada bulan November. Upacara ini diawali dengan pemotongab ayam oleh tua-tua adat dari masing-masing suku.
WULLA PODDU
Kabupaten Sumba Barat.
Acara adat menyongsong bulan suci/tahun baru bagi masyarakat pemeluk Marapu (agama asli di Sumba) yang dilaksanakan pada bulan November. Upacara ini diawali dengan pemotongab ayam oleh tua-tua adat dari masing-masing suku.
12. Desember
PERAYAAN PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROVINSI NTT
Kota Kupang.
Diselenggarakan di Arena Promosi Fatululi, Kupang yang diisi dengan berbagai kegiatan hiburan, perlombaan melukis dan pameran.
Kota Kupang.
Diselenggarakan di Arena Promosi Fatululi, Kupang yang diisi dengan berbagai kegiatan hiburan, perlombaan melukis dan pameran.
TOJA BOBU
Kabupaten Kupang
Kecamatan Lela, pertunjukan sendratari tradisional yang menceritakan tentang Putri Raja Prinseja yang dilamar oleh Maskadar, saudagar Portugis.
Kabupaten Kupang
Kecamatan Lela, pertunjukan sendratari tradisional yang menceritakan tentang Putri Raja Prinseja yang dilamar oleh Maskadar, saudagar Portugis.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking