Woensdag 01 Mei 2013

Wisata Bali


OBJEK WISATA BALI

Daya tarik pulau Bali, sebagai daerah tujuan wisata bukan hanya dari adat istiadat, budaya, kesenian ataupun keramah-tamahan penduduk setempat, tapi juga banyak objek wisata di Bali menarik yang hampir tersebar di seluruh Kabupaten di Pulau Dewata Bali.
Keindahan pantai di Bali yang berpasir putih mulai dari pantai Kuta, Nusa Dua, Sanur terhampar menantang untuk segera dinikmati sampai hamparan pegunungan/ bukit yang sejuk yang menawarkan pemandangan alam yang mempesona, seperti keindahan gunung Batur di Kintamani, yang dapat anda nikmati dari Desa Penelokan Kintamani. Jika anda hobby mendaki, anda boleh menjajal ketinggian Gunung Batur, sambil di puncak menikmati matahari terbit.
Beberapa objek wisata menyuguhkan atraksi dan kreasi budaya masyarakat Bali seperti tarian, gamelan, wayang kulit, ukiran, lukisan, kain, dan berbagai karya seni dan budaya masyarakat Bali makin membuat perjalanan wisata anda selama di Bali akan sangat mengesankan.
Sebagai bahan refrensi, objek-objek wisata yang dapat anda kunjungi selama Liburan di Bali, sebagai berikut:
* Tanjung Benoa, Nusa Dua, GWK, Dream Land, Uluwatu, Jimbaran, Kuta.
* Kintamani, Tari Barong, Celuk, Mas, Goa Gajah, Tirta Empul, Tegalalang, Ubud, Sukawati, Tegenungan
* Bedugul, Taman Ayun, Alas Kedaton, Jatiluwih, Tanah Lot
* Besakih, Kertagosa, Bukit Jambul, Goa Lawah
* Tenganan,  Candidasa, Pantai Prasi, Ujung, Tirtagangga, Amed, Tulamben
* Monumen Bajra Sandi, Museum Bali, Art Centre, Denpasar
* Gitgit, Lovina

BERIKUT OBJEK WISATA YANG ADA DI BALI :

Butterfly park di Tabanan baliTaman Kupu- Kupu

Sebuah taman kupu-kupu yang hanya satu-satunya di Indonesia, bahkan terbesar di Asia, memiliki koleksi yang lengkap dari semua jenis kupu-kupu yang ada di Indonesia. Lokasinya hanya sekitar 5 km sebelah Utara kabupaten Tabanan, jurusan Gunung Batukaru. Jam buka antara 8.00 pagi s/d jam 5.00 sore.

Suasana di PenglipuranPenglipuran

puluhan rumah tradisional berjejer dan tertata rapi, jalanan  juga kelihatan bersih, tidak ada bak-bak sampah apalagi jemuran, yang biasanya kita temukan di desa-desa lainnya dan lepas tidak ada kendaraan yang parkir apalagi yang lalu lalang. Kondisi dan suasana asri seperti ini dikarenakan masyarakat desa Penglipuran masih menjunjung tinggi adat istiadat ataupun awig-awig.

Kebun Raya Eka Karya BedugulKebun Raya Bedugul

Kebun Raya Eka Karya (Botanical Garden) terletak di dataran tinggi, dan hanya sekitar 2 km dari objek wisata danau Beratan. Lebih terkenal dengan nama kebun Raya Bedugul ini, lokasi di desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, berbatasan dengan wilayah Kabupaten Buleleng. Sekitar 63 km dari bandara ngurah Rai atau sekitar 1.5 jam perjalanan dengan kendaraan bermotor.

Patung Dewa RuciPatung Dewa Ruci

Patung Dewa Ruci yang terletak di lintas persimpangan Nusa Dua, bandara ke Denpasar, Nusa Dua, bandara ke Tanah Lot dan Sanur ke Kuta, sehingga menjadi tempat arus lalulintas yang selalu padat, sehingga sebagian besar wisatawan yang datang untuk liburan ke Bali akan melawati jalur ini, sehingga banyak yang menyebut sebagai Simpang Siur.

Tari Barong di Batuluan Bali

Batubulan 


Yang menarik di Objek wisata Batubulan ini adalah pertunjukan tari Barong dan Batik juga terkenal dengan pengrajin patung yang terbuat dari batu padas di Bali, yang mempunyai nilai seni yang sangat tinggi, pengrajin patung di sini memang sangat terkenal di Bali. Sebagai salah satu objek wisata di Bali.  Di sepanjang jalan kita akan bisa melihat ratusan kerajinan patung. Batubulan terletak di jalur wisata menuju Kintamani, maka akan sangat sayang sekali jika di lewatkan. Lokasinya di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Sekitar 10 km dari Denpasar.  Citra sebagai desa seni sangat melekat, di  tunjang oleh seni tari yang di pentaskan setiap harinya yaitu Tari Barong yang menjadi ikon tujuan wisata di sini, memang sudah sangat terkenal untuk wisatawan lokal dan Mancanegara. Tari barong adalah salah satu dari tari Bali yang merupakan peningalan kebudayaan pra Hindu selain tari Sangyang adalah tari Barong, Tari barong ini menggambarkan pertarungan antara kebajikan dan kebatilan, Kata barong berasal dari kata bahruang yang berarti binatang beruang seekor binatang mythology yang mempunyai kekuatan gaib, dianggap sebagai binatang pelindung.

Tari Barong ini dimainkan oleh 2 orang, satu di depan dan satu di belakang. Sekilas seperti tarian Barong sai dari China, tapi mempunyai latar kisah yang berbeda. Untuk bisa berkunjung ke objek wisata ini, anda bisa ikutKintamani – Ubud Tour, atau sewa mobil di Bali Tours Club, bisa lepas kunci atau dengan supir kami yang sudah berpengalamn di Industri pariwisata. Jangan lewatkan perjalanan anda untuk berkunjung ke objek wisata ini.

Objek Wisata Bedugul Bali

Bedugul


Salah satu tempat menarik di Bali dan yang favorit adalah Bedugul. Objek wisata di Bali ini terletak di dataran tinggi, sehingga memiliki cuaca yang sejuk. Dengan keindahan danau Beratan dan Pura Ulun Danu, anda akan menemukan pemandangan yang indah asri ddengan suasana sejuk dan nyaman, sehingga sangat diminati oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.

Objek wisata Bedugul terletak di Desa Candi  Kuning, Kec Baturiti – Tabanan, sekitar 70 km dari Kota Denpasar. Jika anda mau berkunjung ke sini, bisa ikut paket Bedugul Tour ataupun bisa sewa mobil dari Bali Tours Club. Wisatawan bisa menikmati waktu santai dengan jalan kaki, menyewa perahu, photo- photo dengan latar belakang pemandangan alam yang indah, banyak wisatawan nusantara berkunjung kesini pada waktu musimliburan. Ada Kebun Raya di Bedugul yang merupakan satu satunya di Bali, berbagai jenis buahan-buahan dan sayur mayur tumbuh dengan subur di daerah ini. Penduduk setempat menjual hasil kebunnya di pasar setempat dan juga di jual ke daerah lain di Bali. Dalam sejarahnya Pura Ulun Danu Beratan diketahui dari arkeologi dan data sejarah yang terdapat dalam lontar babad Mengwi. Di sebelah kiri halaman depan pura Ulun Danu Beratan terdapat sebuah sarkopagus dan sebuah papan batu, yang berasal dari masa tradisi megalitik, sekitar 500 SM. Kedua artefak tersebut sekarang ditempatkan masing-masing di atas Babaturan atau teras diperkirakan lokasi di mana Pura Ulun Danu Beratan, telah digunakan sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan ritual sejak jaman megalitik. Di kawasan objek wisata bedugul ini terdapat Kebun Raya Eka karya Bakti Bedugul, lokasinya kurang lebih 2 km dari Danau Beratan,  berwisata dengan keluarga dan anak-anak sangat cocok jika anda sempatkan untuk berkunjung ke objek wisata ini.


Objek wisata Goa Gajah di Desa BeduluGoa Gajah


Objek wisata di Bali ini, terletak di Jalur wisata Batubulan Kintamani. Pura Goa Gajah terletak di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali. Dari kota Denpasar sekitar 26 km, lokasi sangat mudah ditemukan, karena letaknya di jalur wisata. Selain sebagai objek wisata sejarah, pemandangan di sini sangat indah karena dikelilingi oleh hamparan persawahaan dan ngarai sungai Petanu. Di jamannya Goa Gajah merupakan tempat pertapaan dan kegiatan agama Budha dan agama Siwa. Goa Gajah dibangun pada tepi jurang dari pertemuan sungai kecil yang airnya kemudian mengalir ke sungai Petanu. Karena pertemuan aliran dua buah sungai yang disebut “campuhan” dipandang memiliki nilai magis, maka tempat pertapaan tersebut dibangun. Relief yang terpahat di dinding muka Goa Gajah adalah pahatan yang menyerupai alam pegunungan dengan berbagai pepohonan dan binatang yang menandakan pertapaan itu berada di pegunungan dengan hutan yang lebat dengan berbagai binatang, hal yang sama seperti pada pertapaan Kunjarakunja di India selatan. Di sekitar goa juga terdapat kolam pertitaan dengan tujuh patung widyadara-widyadari yang sedang memegang air suci. Konon ketujuh pancuran ini sebagai perlambang tujuh sungai penting yang sangat dihormati di India. Objek wisata Goa gajah merupakan peninggalan Bali Kuna, kekunoan disini bisa dilihat dari Peninggalan Purbakala. Di pelataran Pura Goa Gajah terdapat Petirtaan Kuna 12 x 23 M2, terbagi atas tiga bilik. Dibilik utara terdapat tiga buah Arca Pancuran dan di bilik Selatan ada Arca Pancuran pula, sedangkan di bilik tengah hanya terdapat apik arca. 



Pantai Jimbaran di BaliJimbaran 


Jika suka wisata kuliner, objek wisata yang satu ini Pantai Jimbaran, pasti tidak akan pernah anda lewatkan selama liburan atau wisata di Bali. Pantai Jimbaran dan Pantai Kedonganan terletak dalam satu areal, menyediakan berbagai sajian makanan see food.Sebagian besar penduduk di sini berprofesi sebagai nelayan, sehingga berbagai ikan segar hasil tangkapan yang masih segar bisa anda temukan dan pilih di sini sebagai sajian makan malam anda.

Pantai Jimbaran dan Kedonganan terletak di sebelah Selatan Bandara, sekitar 10 menit perjalanan dengan mobil. Diakui memang pantai Jimbaran memang merupakan tempat wisata kuliner yang lezat, berbagai makanan dari ikan laut / seefood center bisa anda temukan di sini, selain daya tarip pantai yang indah juga suasana yang romantis saat matahari tenggelam atau sunset, akan membuat kenangan indah selama wisata di Pulau Bali. Pantai Kedonganan terkenal sebagai lumbung penghasil ikan, pada pagi harinya anda bisa menemukan pasar tradisional yang banyak menjual ikan segar, karena itu juga banyak  pengusaha lokal yang berinisiatif untuk mendirikan restorant atau cafe yang khusus menyajikan olahan makanan dari ikan laut. Hampir semua restaurant menyediakan olahan ikan laut seperti  ikan bakar, cumi -cumi, lobster,dan udang. Hasil laut yang disajikan dilengkapi dengan nasi, sayur plecing, sambal, lengkap dengan es kelapa muda, serta masih ada makanan berkelas lainnya. Anda bebas menentukan dan memilih seberapa banyak ikan dan jenis ikan apa yang diinginkan. Mengunjungi lokasi ini anda bisa ikut paket Uluwatu Tour ataupun sewa mobil dari kami, bisa lepas kunci ataupun dengan supir wisata kami yang telah berpengalaman dalam industri pariwista.



Objek wisata Kintamani Bali

Kintamani


Objek wisata Kintamani terletak di dataran tinggi, sehingga memiliki udara yang sejuk seperti objek wisata Bedugul. Mengunjungi Kintamani kita masuk ke wilayah Penelokan, dari sini kita akan bisa menyaksikan keindahan kombinasi Danau Batur di kaki bukit Gunung Batur. Kintamani salah satu objek wisata di Bali, yang banyak di kunjungi oleh wisatawan lokal maupun Mancanegara. Danau yang berbentuk bulan sabit ini merupakan salah satu kaldera terindah di Indonesia. Objek wisata ini terletak di Desa Batur, Kecamatan Kintamani – Bangli. Degan jarak 63 km dari kota Denpasar, bisa ditempuh 2 jam perjalanan dengan mobil, temperatur di sini cukup dingin antara 16 – 22 drajat celcius. Bagi yang punya hobby mendaki gunung, anda bisa coba Gunung Batur ini, sambil menyaksikan matahari terbit dari ufuk Timur dan keindahan Gunung agung dan Rinjani. Jika anda mau berkunjung ke objek wisata ini, anda bisa ikut dengan paket tour yang telah kami kemas, Kintamani Tour, ataupun anda bisa sewa mobil setir sendiri ataupun dengan driver wisata kami yang sudah berpengalaman, anda bisa melakukan aktifitas Photo- photo untuk kenangan wisata di bali anda. Di obyek wisata Kawasan Batur tersedia tempat parkir, rumah makan, restoran, hotel, toilet, wartel, serta warung-warung minuman dan makanan kecil. Jadi cobalah untuk berkunjung ke kawasan wisata ini, selama perjalan dari arah wisata Kuta atau bandara, anda masih bisa mengunjungi objek wisata lainnya, seperti Batubulan, Celuk, Goa Gajah, Istana Presiden Tampak Siring. Sedangkan perjalan pulang/ balik, wisatwan bisa ambil jalan lain, sambil mengunjungi Tegalalang dan objek wisata Ubud. Obyek wisata Kawasan Batur ramai dikunjungi oleh wisatawan mancanegara dan nusantara. Kunjungan yang paling menonjol sekitar bulan Agustus, Desember, saat menyambut Tahun Baru dan suasana Tahun Baru. Demikian pula pada hari-hari Raya Galungan, Idul Fitri dan Hari Raya Natal.


Ekowisata hutan bakau di Bali

Mangrove


Mengenal lebih dekat objek wisata hutan bakau atau Mangrove di Bali, yang dikenal dengan nama Proyek Pusat Informasi Mangrove (Mangrove Information Center). Anda cukup datang ke Bali Selatan, lokasinya di bypass Ngurah Rai, kalau dari arah Sanur/ Timur, sekitar 100 meter patung Dewa Ruci (simpang siur) sebelah kiri. Baru masuk anda akan diambut oleh kawasan hutan bakau yang lebat. Nah sampai di tempat parkir mobil ataupun motor (free park), barulah anda bisa menelusuri jalan setapak dari jembatan kayu sepanjang 2 km.

Ekowisata mangrove ini lokasinya sangat tersembunyi dari hiruk pikuk kota dan bypass Ngurah Rai yang selalu macet. Kita jarang bisa menikmati/ melihat hutan mangrove apalagi masuk kekawasan hutan, karena hutan bakau identik dengan kawasan rawa-rawa yang berlumpur, tapi dikawasan ini, semua sudah ditata rapi dengan jembatan kayu, masuk ke kawasan hutan sehingga anda bisa menikmati keindahan hutan mangrove di sini. Sempatkan waktu anda bersama keluarga untuk mengunjungi objek wisata di Bali ini.  Luas hutan bakau sekitar 1300 hektar, merupakan hasil kerjasama pemerintah dengan Japan International Cooperation Agency. Kawasan wisata ini sangat bagus untuk anak-anak sekolah, untuk bisa mengenal lingkungan lebih dekat, sering juga dijadikan sebagai tempat peneletian. Di beberapa titik disediakan tempat khusus untuk menikmati keindahan hutan dan menghirup udara segar yang jauh dari polusi. Bahkan di tengah hutan disediakan tower untuk bisa melihat seluruh kawasan hutan.
Objek wisata pantai Pulau Nusa Lembongan

Nusa Lembongan


Mau wisata di Bali, salah satu objek wisata yang terletak diluar Pulau Bali, yaitu Pulau Nusa Lembonganmemberikan keyamanan, keindahan dan ketengan saat anda Liburan di Bali. Keindahan pemandangan terutama dengan kawasan pantainya yang berpasir putih juga keaneka ragaman biota lautnya dan terumbu karang yang menakjubkan, bisa dinikmati dengan snorkeling ataupun diving, akan memberikan pengalaman berlibur yang mengesankan selam wisata di Bali. Selain untuk sekedar berenang, berjemur  atau jalan-jalan di tepi pantai wisatwan yang punya hobby selancar atau surfing bisa melakukan aktifitas tersebut di sini. Tentunya liburan ke Nusa Lembongan salah satu pilihan wisata di Bali, yang ditonjolkan di sini objek wisata pantai, diving, snorkeling. Ataupun wisatwan bisa sekedar jalan-jalan di tepi pantai, melihat perkampungan dengan pembudidayaan rumput laut, mengunjungi Gala-Gala yaitu rumah bawah tanah (Underground House), goa sarang burung walet Batu Melawang, art shop center Buanyaran, rawa-rawa Pegadungan, tempat romantis Kolong Pandan Sunset Park, dan ada banyak pilihan hotel tempat menginap di sini, sehingga menambah lengkap pilihan Liburan di Bali. Pulau Nusa Lembongan terletak di tiga deretan pulau terluar Bali, yaitu Pulau Nusa Penida, Ceningan dan Nusa Lembongan. Termasuk wilayah administrative Kabupaten Kelungkung. Untuk mencapai ke tiga pulau ini hanya melalui jalur darat, salah satunya bisa dari pelabuhan benoa dengan Bali Hai Cruise atau dari pantai sanur hanya 30 menit dengan fast boat Scoot Cruise. Luas Pulau Nusa Lembongan; panjang 4,6km dan lebar 1 -1.5km. Karena merupakan pulau kecil, anda bisa menjelajahi tempat ini dengan sepeda motor.


Objek wisata Tanah Lot di Bali

Tanah Lot


Objek wisata yang paling banyak sekarang di kunjungi adalah Tanah Lot, lokasi yang strategis dekat dengan kawasan hotel di Bali seperti Kuta, Sanur maupun Nusa Dua. Objek wisata di Bali ini terletak di desa Braban, Tabanan – Bali. Tempat wisata Tanah Lot ini akan ramai di kunjungi wisatwan pada sore hari karena untuk melihat keindahan matahari tenggelam ataupun sunset.

Terdapat banyak art shop berjejer sepanjang jalan menuju ke objek wisata Tanah Lot ini, wisatawan bisa belanja oleh-oleh khas Tanah Lot Bali. Terdapat 2 buah Pura di kawasan wisata ini, salah satumya terletak di atas bongkahan batu karang yang besar dan yang satunya terletak di atas tebing batu yang menjorok ke pantai. Disekitar pura Tanah Lot, ada sebuah goa kecil yg merupakan tempat bersarangnya ular laut, ular ini sangat jinak, ular ini adalah ular suci, masyarakat sekitar meyakini bahwa ular ini adalah penjaga dari pura Tanah Lot.

Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang sakti mengembara dari Jawa. Beliau adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk  di Pulau Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben yang sekarang lebih dikenal dengan Desa Beraban, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Beliau menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura disana. Beliau juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben akhirnya menjadi pengikut Danghyang Nirartha.


Objek wisata Tampaksiring Bali

Tampaksiring

Objek wisata Tampaksiring ini memiliki nilai sejarah. Objek wisata di Bali ini memang sangat populer, karena Soekarno – Bapak Presiden RI pertama pada waktu itu, mendirikan Istana Negara yang lokasinya di Tampaksiring dan berdekatan dengan Pura Tirta Empul. Jika anda berkunjung ke sini selain bisa mengunjungi Istana Presiden dapat juga mengunjungi Pura Tirta Empul, di pura ini terdapat mata air dan juga di gunakan oleh masyarakat pemeluk agama Hindu untuk permandian dan memohon tirta suci. Biasanya pada saat bulan Purnama, banyak pemeluk agama Hindu mandi di permandian ini untuk penyucian diri. Pura tirta empul didirikan pada tahun 960 A.D. Sama seperti pura yang lain di Bali, dan pada umumnya terbagi menjadi 3 bagian yang merupakan jabe Pura (halaman muka), Jabe Tengah (halaman tengah), dan Jeroan (bagian dalam). Pada Jabe Tengah pura tirta empul terdapat dua buah kolam persegi empat panjang, dan kolam tersebut mempunyai 30 buah pancuran yang berderet dari timur ke barat menghadap ke selatan. Masing-masing pancuran itu menurut tradisi mempunyai nama tersendiri, diantaranya pancuran Pengelukatan, Pebersihan Sidamala, dan pancuran Cetik (racun). Lokasi wisata di Bali ini terletak di Desa Tampaksiring, Kabupaten Gianyar Bali. Bisa di tempuh satu jam perjalanan atau sekitar 36km dari bandara Ngurah Rai. Objek wisata Tampasiring banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Jika anda berkunjung ke Bali dengan Tujuan Kintamani anda bisa singgah dan berkunjung ke sini, karena terletak pada lokasi jalur wisata Kintamani, jadi sayang jika dilewatkan. 


Objek wisata Besakih di Bali

Pura Besakih


Objek wisata di Bali, yang menjadi tujuan wisata lokal maupun asing adalah Pura Besakih. Terletak di Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali. Terletak di kaki Gunung Agung, yang merupakan gunung tertinggi di Bali.  Pura Besakih merupakan pura terbesar di Bali, terdapat beberapa komplek pura di areal ini. Disini seluruh kegiatan upacara Agama Hindu di Bali dipusatkan. Pusat pura adalah Pura Penataran Agung terdapat 3 arca utama Tri Murti Brahma, Wisnu dan Siwa yang merupakan perlambang Dewa Pencipta, Dewa Pemelihara dan Dewa Pelebur., dan 18 Pura Pendamping yaitu 1 Pura Basukian dan 17 Pura Lainnya. Empat pura di 18 Pura pendamping merupakan sebagai pura Catur Lokapala yang menggambarkan 4 manifestasi Tuhan di empat penjuru angin. Keempat pura tersebut adalah Pura Batu Madeg menempati arah utara sebagai sthana Dewa Wisnu, Pura Kiduling Kreteg menempati arah selatan sebagai sthana Dewa Brahma, Pura Gelap menempati arah timur sebagai sthana Dewa Icwara dan Pura Ulun Kulkul menempati arah barat sebagai sthana Dewa Mahadewa. Jika anda akan mengunjungi objek wisata ini, dan ingin memgunjungi semua komplek pura, perlu extra waktu karena karena arealnya cukup luar, sekitar radius 3 km antara satu sisi dengan sisi lainnya. Menuju lokasi wisata, sekitar 2 jam berkendaraan dengan mobil, wisatawan bisa ikut tour: Besakih Tour ataupun bisa sewa mobil di Bali Tours Club. Bisa setir sendiri ataupun menggunakan supir wisata kami yang sudah berpengalaman. Untuk tour biasanya di rangkai dengan mengunjungi objek wisata Goa Lawah, Bukit Jambul dan Kertagosa. Berdekatan dengan objek wisata Besakih ada atraksi wisata, yaitu rafting di Sungai Telaga Waja, diman sumber air dari sungai ini adalah dari kaki Gunung Agung.


Objek Wisata Tanjung Benoa BaliTanjung Benoa


Satu-satunya objek wisata untuk permainan Watersport yaitu Tanjung Benoa di Nusa Dua Bali. Banyak permainan air yang bisa anda ikuti di sini seperti, jetsky, banana boat, parasailing, snorkeling, diving, seawalker dan banyak lagi yang laiinya. Berkungjung ke Tanjung Benoa, wisatawan bisa ikut paket tour ataupun sewa mobildi Bali Tours Club. Tour bisa di rangkai dengan kunjungan ke objek wisata GWK, Dreamland, Uluwatu dan Jimbaran.

Olah raga air yang terpusat di Tanjung Benoa ini memang sangat diminati oleh wisatawan asing maupun lokal. Airnya jernih dan tenang sehingga cocok untuk hampir semua aktifitas waterspot, tapi untutuk selancar kurang bagus, karena pantai yang landai dan ombaknya tenang, kalau melakukan kegiatan selancar tempat yang bagusobjek wisata Pantai Kuta, Uluwatu maupun Dreamland.
Wisatawan bisa hanya sekedar berjalan-jalan, ataupun berjemur. Tanjung Benoa berada di sebelah Tenggara Bali terletak satu kawasan dengan objek wisata Nusa Dua tempat lokasi hotel berbintang di Bali. Akses ke lokasi dapat ditempuh dalam 25 menit dari Bandara Ngurah Rai, 35 menit dari Kuta dan 40 menit dari Sanur. Jaraknya sangat terjangkau sekali dari kawasan hotel di Bali.
Kegiatan yang bagus dilakukan disini antara jam 08.00 sampai jam 2.00 siang, tapi paling bagus sampai jam 12.00 siang, karena airnya lebih jernih dan setelah agak siang airnya akan surut sehingga beberapa permainan akan tidak bisa dilakuka. Selama permainan wisatawan akan ditemani dengan instruktur-instruktur handal. Ini akan memberikan kenyamanan bagi anda yang sedang melakukan wisata ini.

Pasar Seni Ubud

Ubud


Ubud adalah desa seni yang menjadi salah satu objek wisata terfavorit di Bali. Jika anda wisata di Bali, sempatkan waktu anda untuk mengunjungi Ubud. Banyak hasil karya seni yang bisa anda temui disini, yang paling terkenal adalah museum seni lukis yang ada di Ubud, karena disini dilahirkan banyak seniman lukis. Objek wisata Ubud mempunyai tempat yang strategis, letaknya berdekatan dengan beberapa objek wisata di Bali, seperti monkey forest yang terletak satu areal di Desa Pdang Tegal Ubud, Goa Gajah, Tegalalang, Tampak Siring, dan bagi yang suka atraksi wisata Arung Jearam/ rafting bisa ikut atraksi wisata ini di Sungai Ayung.Ubud terletak 300 meter dari permukaan laut, sehingga terasa sejuk. Ubud merupakan desa budaya di Bali, yang kaya dengan warisan sejarah para seniman besar, terutama para pelukis terkenal, misalnya I Gusti Nyoman Lempad (1862-1978), Anak Agung Gde Sobrat (1919-1992), I Gusti Made Deblog (1910-1986), kemudian disusul oleh yang lain seperti, I Gusti Ketut Kobot, Ida Bagus Made, Dewa Putu Bedil, Ida Bagus Rai dan lain sebagainya. Sudah sejak tahun 1930-an, Ubud terkenal di antara wisatawan barat. Kala itu pelukis Jerman; Walter Spies dan pelukis Belanda; Rudolf Bonnet menetap di sana. Mereka dibantu oleh Cokorda Gede Agung Sukawati, dari Puri Agung Ubud. Sekarang karya mereka bisa dilihat di Museum Puri Lukisan, Ubud. Desa Ubud menjadi semakin terkenal sebagai daerah kelahiran para seniman lukis berkat adanya kerjasama antara Tjokordo Gde Agung Sukawati dengan Rudolf Bonnet untuk membentuk sebuah perkumpulan seniman dengan nama Pita Maha, yang juga ikut membidani lahirnya Pita Maha adalah Tjokordo Gde Raka Sukawati, I Gusti Nyoman Lempad pada tahun 1936. Pita Maha merupakan sebuah perkumpulan dan wadah untuk mendiskusikan masalah dan perkembangan seni lukis, serta untuk saling bertukar pikiran dan memperkenalkan hasil seni yang mereka miliki.


Objek wisata di Bali

Uluwatu


Beberapa objek wisata di Bali yang bisa anda kunjungi, salah satunya Pura Luhur Uluwatu terletak di di Desa Pecatu Kecamatan Kuta Kabupaten Badung. Pura Luhur Uluwatu merupakan pura Sad kahyangan yang merupakan salah satu obyek wisata di bali yang terkenal dengan keindahan sunset / matahari tenggelam, Pura dibangun di atas batukarang yang terjal dan tinggi sekitar 70 meter yang menjorok ke laut. Deburan ombak dari Samudera Indonesia menambah keindahan panorama di sini.

Pura Luhur Uluwatu ini tergolong Pura Kahyangan Jagat, karena Pura Sad Kahyangan dan Pura Padma Bhuwana itu adalah tergolong Pura Kahyangan Jagat. Di Pura Luhur Uluwatu ini Batara Rudra dipuja di Meru Tumpang Tiga. Di sebelah kanan dari Jaba Pura Luhur Uluwatu ada Pura Dalem Jurit sebagai pengembangan Pura Luhur Uluwatu pada zaman kedatangan Dang Hyang Dwijendra pada abad ke-16 Masehi.Menurut Lontar Kusuma Dewa, pura ini didirikan atas anjuran Mpu Kuturan sekitar abad kesebelas, sebagai tempat untuk menurunkan ajaran Desa adat dengan segala aturan-aturannya dan selanjutnya pura ini dipakai untuk memuja oleh seorang pendeta suci yang bernama Dang Hyang Nirartha, seorang pendeta yang berasal dari Jawa, datang ke Bali pada tahun 1546 M, yaitu pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong. Di objek wisata ini ada hutan kecil yang dihuni oleh puluhan kera, yang sedikit nakal mengganngu pengunjung, perlu diwaspadai jika menggunakan aksesories yang menyolok atau barang-barang berharga yang mudah diambil, karena kera-kera tersebut akan bergerak dengan sangat cepat untuk meraih apa yang menjadi perhatiannya. Yang terpenting lagi jangan mengganggu keberadaan mereka. 



KEBUDAYAAN MASYARAKAT BALI

Menyelami Adat dan Kebudayaan Masyarakat Bali ,..... Dalam setiap bangsa dipastikan memiliki adat dan kebudayaannya masing-masing. Untuk itu, mereka memiliki kewajiban untuk melestarikan dan mengimplementasikan segala adat dan kebudayaannya tersebut secara sungguh-sungguh. Demikian halnya dengan adat dan kebudayaan yang ada di Pulau Dewata Bali yang hingga kinipun masih dipegang teguh secara konsisten oleh masyarakatnya.

adatbudaya adatbudaya2adatbudaya3 adatbudaya4
Adat dan kebudayaan yang ada pada masyarakat Bali sangat erat kaitannya dengan agama dan kehidupan relijius masyarakat Hindu. Keduanya telah memiliki akar sejarah yang demikian panjang dan mencerminkan konfigurasi ekspresif dengan dominasi nilai dan filosofi relijius agama Hindu. Dalam konfigurasi tersebut tertuang aspek berupa esensi keagamaan, pola kehidupan, lembaga kemasyarakatan, maupun kesenian yang ada didalam masyarakatBali.
Mayoritas masyarakat Bali menganut ajaran Hindu yang mempunyai kerangka dasar dengan meliputi tiga hal; filsafat, upacara, dan Tata Susila. Secara hakikat ajaran Bindu merupakan Panca Cradha yang memiliki arti lima keyakinan yakni Widhi Cradha ialah keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa, Atma Cradha ialah keyakinan akan adanya atman atau jiwa pada setiap makhluk, Karma Pala Cradha ialah keyakinan terhadap hukum perbuatan, Punarbhawa Cradha adalah keyakinan terhadap adanya reinkarnasi atau kelahiran kembali setelah kematian, Moksa Cradha adalah keyakinan terhadap moksa yaitu kebahagiaan yang kekal abadi.
Pola kehidupan masyarakat Bali sangat rigid dan terikat pada norma-norma baik agama maupun sosial. Dalam konteks norma agama misalnya, setiap pemeluk Hindu Bali wajib untuk melaksanakan sembahyang atau pemujaan pada pura tertentu diwajibkan pada satu tempat tinggal bersama dalam komunitas, dalam kepemilikan tanah pertanian diwajibkan dalam satu subak tertentu, diwajibkan dalam status sosial berdasarkan warna, pada ikatan kekerabatan diwajibkan menurut prinsip patrilineal.
Struktur pemukiman masyarakat Bali dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu pemukiman pola kosentris seperti yang terjadi pada masyarakat Bali yang tinggal di pegunungan dan pemukiman menyebar seperti yang terjadi pada masyarakat Bali yang berada di dataran rendah. Pada pola kosentris, desa adat yang menjadi titik sentral. Sedangkan pada pola menyebar, desa terbagi-bagi kedalam satu kesatuan wilayah yang lebih kecil yang disebut Banjar.

Dinsdag 30 April 2013

Wisata Sulawesi


KEPULAUAN SPERMONDE

Selat Makassar dengan Pulau kecil ini sebagian besar berada di wilayah Kota Makassar, termasuk dalam jajaran gugus pulau-pulau kecil. Untuk menjangkaunya cukup mudah, yang Anda perlukan adalah tiket perjalanan menuju Kota Makassar, dan dari Kota Makassar telah tersedia 3 dermaga penyeberangan yang saling berdekatan, yaitu: dermaga Kayu Bangkoa, dermaga wisata Pulau Kayangan dan dermaga milik POPSA (Persatuan Olahraga Perahu motor dan Ski Air ) Makassar. .
Kota Makassar yang terkenal dengan wisata bahari memang menawarkan berjuta pesona keindahan alami, khususnya pantai.Namun, jarang orang yang tahu sebetulnya banyak sekali pulau-pulau kecil yang sangat indah di sekitar Makassar, salah satunya Pulau Samalona.


PULAU SAMALONA

Cara untuk sampai ke Pulau Samalona cukup mudah Anda hanya perlu menyewa perahu dari penduduk sekitar pantai Losari Makassar yang biasanya berprofesi sebagai nelayan atau jasa penyewaan perahu.Harga perahu mulai dari 300 sampai 600 ribu rupiah, pulang pergi untuk 10 orang. Namun, ingat jangan lupa tawar-menawar dengan pemilik perahu.


Waktu tempuh untuk sampai ke Pulau Samalona dari Pantai Losari sekitar setengah jam. Sepanjang perjalanan, Anda bisa menikmati hamparan laut biru terbentang luas seakan tak ada batasnya. Anda juga bisa melihat perahu-perahu nelayan yang sedang menangkap ikan.
Ketika tiba di Pulau Samalona, ​​Anda akan disuguhi pemandangan hamparan luas pasir putih pantai, udara sejuk nan bebas polusi, dan pemandangan alam yang masih alami. Bayangkan, air laut yang begitu bening membuat Anda tidak pernah kesulitan untuk melihat indahnya biota laut di dalam sana.
Pulau kecil ini hanya berpenghuni sekitar 16 kepala keluarga dan luasnya tidak lebih dari 100 meter persegi. Serasa memiliki pulau pribadi, bukan? Anda pun bisa menyewa Baruga (rumah singgah) yang hanya sekitar 250 ribu rupiah per harinya.
Anda juga bisa menunggu keindahan matahari terbenam di pesisir pantai sambil mengitari pulau kecil itu. Rasakan lembutnya butiran-butiran pasir putih di telapak kaki sambil sesekali memungut kerang yang terseret ombak. Belum lagi kegiatan voli pantai dan sepak bola di pasir tentu seru dan mengasyikkan.
Dini hari Anda Dapat menikmati indahnya matahari terbit di Pulau Samalona. Sungguh panorama yang begitu sulit untuk dilupakan.
Berenang di laut. Beningnya air laut dan perairan yang dangkal membuat Anda aman untuk berenang, dengan menggunakan kacamata selam dan alat bantu pernapasan a, Anda bisa bersnorkle ria, menyapa ikan-ikan kecil yang beraneka warna dengan terumbu karang yang masih terjaga keasliannya. Jika beruntung, Anda akan menemukan kuda laut yang cantik dan bintang laut yang indah di sana.

PULAU BONETAMBUNG


Pulau ini berbentuk bulat, dengan luas 5 Ha, atau berjarak 18 km dari Makassar. Posisinya berada di sebelah timur P. Langkai. Perairan sebelah utara dan timur merupakan alur pelayaran pelabuhan, dengan kedalaman lebih dari 40 meter (± 900 meter dari pantai), perairan sebelah barat terdapat rataan terumbu karang, pada bagian luar sekitas 1 km ada kedalaman besar dari 20 m, dan di sebelah baratdaya sekitar 1 km ada daerah yang sangat dangkal dengan kedalaman kurang dari 5 meter. Belum tersedia transporatasi reguler ke pulau ini, dapat menggunakan perahu carteran (sekoci) 40 PK dengan biaya sebesar Rp. 600.000, - (pergi-pulang).
Pemukiman penduduk tersebar merata di pulau ini, dengan jumlah 481 jiwa. Vegetasi umum dijumpai adalah pohon kelapa. Beberapa kebiasaan yang sering dilakukan masyarakat, adalah upacara Lahir bathin yakni mensucikan diri sebelum masuk bulan Ramadhan, Upacara Songkabala yakni upacara untuk menolak bala yang akan datang, dan upacara Pa'rappo yakni upacara ritual yang dilaksanakan oleh para nelayan sebelum turun ke laut, serta upacara karangan yakni upacara ritual yang dilakukan oleh para nelayan saat pulang melaut dengan memperoleh hasil yang berlimpah.
Kondisi ekonomi masyarakat relatif baik dimana mata pencaharian utamanya adalah sebagai nelayan (90%) khususnya nelayan ikan kerapu Untuk mendukung sarana transportasi laut dipulau ini, telah dibangun dermaga pada sisi selatan pulau, selain fasilitas dermaga, terdapat 1 buah sekolah dasar (SD) dan 1 buah Puskesamas pembantu dengan tenaga medis 1 orang mantri, 1 orang suster dan 1 orang dukun, sanitasi lingkungan di pulau ini belum tersedia.
Kita juga dapat menemukan sebuah masjid hasil swadaya masyarakat dan fasilitas olahraga yakni lapangan bola dan volley. Sebuah instalasi lidtrik dengan generator yang beroperasi pada pukul 18.00 - 22.00 wita melengkapi fasilitasv di pulau ini. Kepiting, crustasea, molusca, cacing pasir, kerang, bintang laut, bulu babi, beberapa jenis ikan, seperti; cumi-cumi, baronang, papakulu (ayam-ayam), mairo (teri), katamba, dan banyar merupakan biota yang umumnya ditemukan diperairan pulau ini. Sejumlah terumbu karang sudah rusak, namun masih dapat ditemukan panorama bawah laut yang masih asri untuk lokasi snorkling. Disamping itu, upacara ritual masyarakatnya dapat menjadi atraksi wisata budaya bagi wisatawan.



PULAU LUMU-LUMU

Pulau Lumu-Lumu berjarak 28 km dari kota Makassar, termasuk Kelurahan Barrang Caddi, Kecamatan Ujung Tanah. Posisi pulau ini berada di sebelah timur P. Lanjukang, dan merupakan pulau terdekat dari tiga pulau terluar Makassar. Untuk menuju pulau ini, belum tersedia transportasi reguler, hanya tersedia perahu carteran (sekoci) 40 PK dengan biaya Rp. 600.000, - (pergi-pulang).
Pulau Lumu-Lumu
Pulau ini berbentuk bulat, memanjang barat laut-tenggara. Sebaran terumbu karang yang mengelilingi pulau ini dengan kedalaman kurang dari 1 m, dan sebagian besar berubah menjadi daratan pada kondisi surut minimum. Perairan sebelah timur dan utara, merupakan alur pelayaran dengan kedalaman besar 30m, sedangkan perairan sebelah selatan sekitar 2 km dari pulau merupakan daerah gosong dengan kedalaman 5 m, kedalaman perairan antara gosong dan perairan sebelah barat P. Lumu-Lumu hingga mencapai besar dari 30 m. Meskipun luas pulau ini hanya 3,75 ha, atau hampir setengah dari luas P. Lanjukang, namun jumlah penduduknya mencapai 984 jiwa atau 30 kali dari P. Lanjukang. Pulau ini merupakan pulau terpadat penduduknya dengan tingkat kepadatan 262 jiwa per ha dan tersebar merata di seluruh pulau. Tidak banyak pohon ditemukan di pulau ini.Pohon yang ada di pulau ini: pohon kelapa, pohon kayu cina yang menempati sisi utara, barat dan selatan.
Jumlah masyarakat sejahteranya mencapai 90%, dengan mata pencarian utamanya sebagian nelayan, yang hanya menangkap ikan yang memiliki nilai jual tinggi seperti ikan sunu (grouper) dan ikan karang lainnya. Tingkat kesejahteraan masyarakat pulau ini juga tercermin dari peralatan tangkap yang digunakan sudah lebih maju dibanding nelayan tradisional, dengan menggunakan jaring insang (gill net).
Sebuah dermaga kayu terletak pada sisi timur untuk menunjang aktifitas keluar masuknya perahu. Ada sebuah masjid permanen, sebuah Sekolah Dasar dan sebuah puskesmas pembantu dengan satu orang suster, pos Yandu 1 buah dan dukun beranak sebanyak 2 orang. Banyak ditemukan sumur dengan air payau dan hanya digunakan untuk kebutuhan mencuci dan mandi, sementara rumah penduduk belum banyak dilengkapi dengan jamban. Instalasi listrik dari PLN dengan 2 buah generator yang beroperasi antara pukul 18.00 - 22.00 Wita, dan tersedia fasilitas telekomunikasi.
Biota yang ada di pesisir pulau, adalah: padang lamun, rumput laut, kepiting, keong laut, cacing pasir, teripang, sedangkan diperairan sekitar pulau.terdapat beberapa jenis ikan, karang lunak, karang keras, dan padang lamun.


PULAU BARRANG LOMPO


Pulau Barrang Lompo termasuk wilayah Kecamatan Ujung Tanah, dan berada di sebelah utara P. Barrang Caddi, dan berjarak 13 km dari Makassar. Pulaunya berbentuk bulat, dengn luas 19 Ha. Vegetasi yang umum tumbuh di pulau ini adalah pohon asam, pohon pisang dan pohon sukun, sedangkan pohon kelapa hanya dijumpai disisi timur dan barat pulau ini.

Pulau Barrang Lompo
Konsentrasi pemukiman penduduk berada pada sisi Timur, Selatan, dan Barat dengan jumlah penduduk mencapai 3.563 jiwa dari 800 KK.Mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan, dilengkapi kurang lebih 50 kapal kayu motor dan sekoci. Kondisi ekonomi masyarakatnya relatif sejahtera.
Fasilitas umum di pulau ini cukup maju dibanding pulau lainnya, tersedia transportasi reguler dari dan ke Makassar dengan kapal motor, biayanya Rp. 6.000, - per orang sekali jalan, sanitasi yang cukup baik, fasilitas pendidikan: 1 buah Taman Kanak-kanak (TK), dan 2 buah Sekolah Dasar. Pulau ini dilengkapi juga dengan fasilitas kessehatan berupa 1 buah Puskesmas dan sebuah lagi puskesmas pembantu dengan tenaga medis yang terdiri dari 1 orang dokter, 1 orang perawat, 1 orang mantri, dan 1 orang bidan. Instalasi listrik dengan 2 generator yang berkapasitas 360 KVA yang beroperasi pada pukul 18.00 - 06.00 WITA. Jalan-jalan utama dibuat dari paving blok.Fasilitas air yang baik dan memiliki 2 buah dermaga (tradisional dan semi permanen), dan di pulau ini terdapat "Marine Field Stasiun Universitas Hasanuddin".
Tradisi masyarakat yang masih ditemukan di pulau ini adalah upacara Lahir Bathin yakni mensucikan diri sebelum masuk bulan Ramadhan, upacara Songkabala yakni upacara untuk menolak bala yang akan datang, upacara Pa'rappo yakni upacara ritual yang dilaksanakan oleh para nelayan sebelum turun ke laut, dan upacara karangan yakni upacara ritual yang dilakukan oleh para nelayan saat pulang melaut dengan memperoleh hasil yang berlimpah.
Selain makam-makam tua dari abad ke XIX yang terdapat di pulau ini sebagai obyek wisata budaya yang menarik dikunjungi, juga kios tempat pembuatan cindera mata dari kerang laut, berada tepat didepan dermaga utama. Pada beberapa spot di perairan pulau ini, kehidupan karang dan ikan karang umumnya masih baik, walaupun ada sebagian karangnya sudah ikut hancur akibat eksploitasi yang tidak ramah lingkungan.


PULAU KODINGARENG KEKE


Pulau ini terletak disebelah utara Pulau Kodingareng Lompo, dan berjarak 14 km dari Makassar. Bentuk pulaunya memanjang timurlaut - baratdlaya, dengan luas ± 1 Ha. Pada sisi selatan pulau, pantainya tersusun oleh pecahan karang yang berukuran pasir sampai kerikilan, sedangkan pada sisi utara tersusun oleh pasir putih yang berukuran sedang-halus dan bentuknya berubah mengikuti musim barat dan timur. Tidak tersedia transportasi reguler menuju pulau ini, namun dapat menngunakan perahu motor carteran (sekoci), 40 PK dengan biaya Rp. 500.000, - (pergi-pulang) Tidak tercatat adanya penduduk di pulau ini, namun dalam 7 tahun terakhir ini terdapat beberapa bangunan peristirahatan semi permanen bagi wisatawan yang berkunjung ke pulau ini. Bangunan dikelola oleh seorang warga negara Belanda, dan telah menanam kembali beberapa pohon pinus. Namun belakangan bangunan tersebut hancur terkena badai dan tinggal puing ² nya saja. Pada sisi barat terdapat dataran penghalang yang terbentuk akibat proses sedimentasi yang tersusun atas material pecahan koral. Ada pasang terendah, ada dataran yang cukup luas dibagian barat pantai.Perairan sebelah baratlaut merupakan daerah yang cukup luas dengan kedalaman kecil dari 5 meter hingga mencapai 2,5 km dari garis pantai, sedangkan di perairan sebelah timur dan selatan merupakan alur pelayaran masuk dan keluar dari pelabuhan samudera Makassar.
Perairan di sekitar pulau ini merupakan tempat yang ideal bagi mereka yang menyenangi snorkeling. Kondisi terumbu karangnya umumnya terjaga dengan baik, dengan ikan-ikan karangnya yang cantik membuat panorama bawah lautnya semakin asri. Bagi Anda yang tidak menggemari snorkling / diving, dapat anda menikmati hamparan pasir putihnya.


PULAU KAPOPOSAN - PANGKEP


Bisa jadi salah satu pulau terindah. Pasir putih dan biota lautnya sangat menakjubkan.
masyarakatnya terbuka kepada siapa saja. Syarat untuk masuk ke pulau ini juga tidak sulit. Cukup bersedia tidak merusak lingkungan dan jangan merugikan masyarakat.

Secara administrasi, Pulau Kapoposan memang tercatat dalam wilayah Desa Mattiro Ujung, Kecamatan Liukang Tupabbiring. Wilayah ini merupakan salah satu dari empat kecamatan yang dimiliki Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) yang wilayahnya berada di pulau. Selain Liukang Tupabbiring, kecamatan lain yang wilayahnya juga berada di kepulauan, yakni Liukang Tupabbiring Utara, Liukang Kalmas, dan Liukang Tangaya. Warga Pulau Kapoposan sangat ramah kepada setiap pendatang.Jangan heran jika Anda mencoba menelusuri jalan-jalan di pulau itu, setiap warga yang ditemui atau sedang berada di teras rumahnya, akan menyapa dan mengajak mampir. Jalan-jalan di pagi hari mengelilingi pulau memang menjadi salah satu pilihan menarik. Kicauan burung-burung serta indahnya mentari pagi bisa disaksikan di bibir pantai. Sejuknya udara pagi di hutan-hutan mini pulau ini menambah lengkap perjalanan refreshing Anda.Memang, di Pulau Kapoposan, masih ada areal hutan yang belum terjamah. Hutan itu menjadi keindahan tersendiri bagi pulau. Di hutan inilah sebagian peneliti dari kalangan pelancong ditemukan sejenis burung yang konon hanya ada di Pulau Kapoposan. Namun bagi warga setempat, burung itu dianggap biasa-biasa saja.Wisatawan yang kerap ke sana menyebutnya Burung Konde karena memiliki jambul di bagian kepala mirip konde. Burung tersebut mirip Burung Maleo di Sulawesi Utara, namun jambul dan bulunya berbeda. Namun tidak disadari bahwa burung inilah yang dapat menarik wisatawan ke Kapoposan. Itu salah satu kekayaan yang dimiliki Pulau Kapoposan. .Topografi Pulau Kapoposan memang sangat mendukung untuk wisata bawah laut. Makanya olahraga diving atau menyelam sangat cocok di pulau ini. Konstruksi laut yang landai dipenuhi terumbu karang indah.Di bawah pulau ini terdapat beberapa gua yang bisa menambah daya tarik bagi pecinta petualangan bawah laut. Bagi yang suka olahraga berburu ikan dengan panah juga cocok di pulau ini.Terumbu karangnya sangat bagus dan berwarna-warni. Biar pun tidak menyelam sampai ke dasar laut, terumbu karangnya sudah bisa dilihat. Bagi Anda yang ingin berwisata ke pulau ini, bisa ke sana saat cuaca bagus. Maklum, kondisi geografis pulau ini yang berbatasan langsung dengan laut lepas, sehingga ombak relatif tinggi terutama di musim hujan. Perjalanan ke sana, khususnya dari Makassar dan Pangkajene bisa ditempuh selama tiga hingga lima jam, tergantung jenis perahu yang digunakan. Untuk tempat menginap, saat ini terdapat bungalow atau sejenis penginapan milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangkep yang bisa disewa. Akomodasi lainnya saat ini sedang dibangun.


PULAU LANJUKANG


Pulau Lanjukang, atau disebut juga Pulau Lanyukang, atau Pulau Laccukang, merupakan pulau terluar yang berjarak 40 km dari kota Makassar, termasuk Kelurahan Barrang Caddi, Kecamatan Ujung Tanah. Untuk menuju pulau ini dari kota Makassar, belum ada transportasi reguler, namun bagi wisatawan dapat menggunakan perahu carteran (sekoci) dengan mesin 40 PK untuk 10 penumpang dengan biaya sewa Rp. 1.OOO.OOO, - (pulang-pergi).
Bentuk pulau ini memanjang baratdaya - timurlaut, dengan luas mencapai lebih 6 ha, dengan rataan terumbu yang mengelilingi seluas 11 ha. Di timur merupakan daerah yang terbuka dan terdapat dataran yang menjorok keluar (spit). Sedangkan di SISL barat bagian tengah, terdapat mercusuar. Vegetasi di pulau ini cukup padat, dengan sebaran pohon merata, didominasi oleh pohon pinus dan pohon kelapa serta pohon pisang dibagian tengah pulau.
Sarana umum yang tersedia masih relatif sangat terbatas. Fasilitas pendidikan dan kesehatan belum tersedia. Instalasi listrik dengan 2 buah generator hanya beroperasi antara pukul 17.30 - 21 .00 Wita.Ada sebuah sumur air payau di bagian tengah pulau untuk kebutuhan sehari-hari. Kita juga dapat menemukan 2 buah warung kecil dengan barang dagangan yang sangat terbatas. Selain itu ada sebuah mushallah semi permanen. Pemukiman penduduk terkonsentrasi di sisi utara pulau yang relatif lebih aman pada musim timur dan barat.

Pulau ini belum dilengkapi dengan fasilitas dermaga kapal. Disisi bagian barat, pada surut terendah terdapat rataan terumbu karang yang mencapai jarak 1 km dan pada jarak 2 km ada daerah yang memiliki kedalam yang curam hingga lebih 100 m. Wilayah perairan disisi selatan, timur, dan utara pulau ini merupakan alur pelayaran kapal. Fasilitas resort sudah tersedia berupa 2 buah bangunan rumah batu semi permanen sebagai guest house bagi wisatawan ke pulau ini.Walaupun fasilitas sangat terbatas, bagi mereka yang menyenangi suasana alami, pulau ini ini salah satu tempat yang ideal bagi mereka yang ingin melakukan camping atau sekedar berjemur di pantai pasir putih yang indah dan bersih, atau bagi mereka yang gemar bersnorkling disekitar perairan pulau ini, panorama taman laut dan keanekaragaman biotanya dengan laut yang bersih menjadi daya tarik tersendiri. Kondisi terumbu karang di sekitar pulau umumnya masih baik dan sangat menarik untuk kegiatan snorkling. Kita dapat menjumpai berbagai jenis spesies karang, karang lunak, ikan karang, dan ikan hias, serta biota lautnya. Umumnya, pulau ini dimanfaatkan oleh wisatawan pemancing sebagai tempat transit, sebelum meneruskan ke perairan Pulau Taka bakang dan Pulau Marsende (wilayah perairan Kabupaten Pangkajene Kepulauan) untuk kegiatan "sport fishing".


Mangrove di Tanah Keke - Takalar
 
Tanah Keke merupakan Pulau yang sangat besa, Pulau ini merupakan pulau yang terdiri dari daratan dan rawa-rawa, pulau ini masih memiliki banyak hutan mangrove yang luas dan padat. Penduduk di pulau ini memanfaatkan mangrove sebagai kayu bakar n kulit batang mangrove di jadikan timbunan. Pulau ini bisa dikatakan kekayaan alamnya masih terjaga, terumbu karang dan mangrovenya. di pulau ini jg bisa ditemukan penyu sisik, Dugong dan kuda laut (Seahorse). Di Pulau ini memiliki beberapa jenis mangrove, seperti Rhizophora, Soneratia, Ceriops dan Mangrove Jenis Lainnya. Di Pulau ini yang paling mendominasi adalah Jenis Mangrove Rhizophora dari SpesiesRhizophora stylosa , hampir 70% mangrove jenis ini yang mendominasi dari keseluruhan mangrove yang ada di Pulau ini.


THE GREAT BUTON 5

MESJID AGUNG KERATON (MASIGI OGENA)
Masjid Agung Keraton terletak di sebelah utara dalam benteng keraton, mesjid yang didirikan pada tahun 1712 pada masa pemerintahan Sultan Sakiyuddin Durul Alam / La Ngkariyiri. Mesjid ini berukuran 20,6 x 19,40 meter terdiri dari 2 lantai ini selain berfungsi sebagai tempat ibadah juga sebagai tempat penguatan setiap sultan yang baru dilantik. Di dalam masjid ada suatu bentuk pemerintahan keagamaan yang disebut Sara Kidhina yang bertugas mengatur dan menjalankan kegiatan keagamaan. Sara Kidhina ini masih tetap dipertahankan sampai sekarang, demikian pula adat serta tata cara yang berlaku dalam masjid. Setiap Hari Jum'at para perangkat mesjid menggunakan pakain adat. Pemugaran mesjid ini sudah dilakukan sebanyak 4 kali, tahun 1929 atap daun nipah diubah menjadi seng dan lantainya disemen. Pemugaran kedua tahun 1978, ketiga 1986 dan terakhir 2002.
BENTENG KERATON BUTON

Benteng yang merupakan bekas ibukota Kesultanan Buton ini memiliki bentuk arsitek yang cukup unik, terbuat dari batu kapur / gunung dan direkatka dengan telur. Saat pembangunnya, semua warga Buton bekerja bakti untuk benteng tersebut. Seorang perempuan yang kaya dan dermawan bernama Wa Ode Bau, menyumbangkan perhiasan satu tudung saji diserahkan kepada pemerintah Buton untuk terlaksananya pekerjaan benteng itu akhirnya diselesaikan pada tahun 1647. Benteng yang berbentuk lingkaran ini dengan panjang keliling 2.740 meter. Benteng terpanjang di Indonesia dan di dunia ini memiliki 12 pintu gerbang yang disebut Lawa dan 16 emplasemen meriam yang mereka sebut Baluara. Letaknya di puncak bukit yang cukup tinggi dengan lereng yang cukup terjal memungkinkan tempat ini sebagai tempat pertahanan terbaik di zamannya. Dari tepi benteng yang sampai saat ini masih berdiri kokoh anda dapat menikmati pemandangan kota Bau-Bau dan hilir mudik kapal di Selat Buton dengan jelas dari ketinggian, suatu pemandangan yang cukup menakjukkan. Selain itu, di dalam kawasan benteng dapat ditemukan berbagai peninggalan sejarah Kesultanan Buton. Benteng ini terdiri dari tiga komponen yaitu:
BADILI (MERIAM)
Obyek wisata ini merupakan meriam yang terbuat dari besi tua yang berukuran 2 sampai 3 depa. Meriam ini bekas persenjataan Kesultanan Buton peninggalan Portugis dan Belanda yang dapat ditemukan hampir pada seluruh benteng di Kota Bau-Bau.
LAWA
Dalam bahasa Wolio berarti pintu gerbang. Lawa berfungsi sebagai penghubung keraton dengan desa-desa yang berada disekeliling benteng keraton. Ada 12 lawa pada benteng keraton. Angka 12 menurut keyakinan masyarakat mewakili jumlah lubang pada tubuh manusia, sehingga benteng keraton diibaratkan sebagai tubuh manusia. Ke-12 lawa memiliki masing-masing nama sesuai dengan gelar orang yang mengawasinya, penyebutan lawa dirangkai dengan namanya. Kata lawa diimbuhi akhiran 'na' menjadi 'Lawana'. Akhiran 'na' dalam bahasa Buton berfungsi sebagai pengganti kata milik "nya".Setiap lawa memiliki bentuk yang berbeda-beda tapi secara umum dapat dibedakan baik bentuk, lebar maupun konstruksinya ada yang terbuat dari batu dan juga dipadukan dengan kayu, semacam gazebo diatasnya yang berfungsi sebagai menara pengamat. 12 Nama lawa diantaranya: Lawana rakia, Lawana lanto, Lawana labunta, Lawana kampebuni, Lawana waborobo, Lawana dete, Lawana kalau, Lawana wajo / bariya, Lawana burukene / tanailandu, Lawana melai / baau, Lawana lantongau dan Lawana gundu-gundu.
BALUARA
Kata baluara berasal dari bahasa portugis yaitu 'baluer' yang berarti bastion. Baluara dibangun sebelum benteng keraton didirikan pada tahun 1613 pada masa pemerintahan La Elangi / Dayanu Ikhsanuddin (sultan buton ke-4) bersamaan dengan pembangunan 'godo' (gudang). Dari 16 baluara dua diantaranya memiliki godo yang terletak diatas baluara tersebut. Masing-masing berfungsi sebagai tempat penyimpanan peluru dan mesiu. Setiap baluara memiliki bentuk yang berbeda-beda, disesuaikan dengan kondisi lahan dan tempatnya.Nama-nama baluara dinamai sesuai dengan nama desa tempat baluara tersebut berada. Nama desa tersebut ada didalam benteng keraton pada masa Kesultanan Buton. 16 Nama Baluara: baluarana gama, baluarana litao, baluarana barangkatopa, baluarana wandailolo, baluarana baluwu, baluarana dete, baluarana kalau, baluarana godona oba, baluarana wajo / bariya, baluarana tanailandu, baluarana melai / baau, baluarana godona batu, baluarana lantongau, baluarana gundu-gundu, baluarana siompu dan baluarana rakia.

Kampua MATA UANG KESULTANAN BUTON

Mata uang kampua merupakan jenis alat tukar (pembayaran) yang terbuat dari kain tenun Buton. Mata uang kampua ini sudah terjadi sejak masa pemerintahan Raja Buton yang ke II Bulawambona. Untuk dapat melihat mata uang kampua bisa ditemukan pada Pusat Kebudayaan Wolio (Istana Kesultanan Buton ke XXXVIII), perpustakaan Faoka Mulku Zahari yang terapat di Kelurahan Baadia Kecamatan Betoambari sekitar 4 km dari pusat Kota Bau-Bau
RUMAH ADAT BUTON (MALIGE / Kamali)
Istana Sultan Buton (disebut Kamali atau Malige) meskipun didirikan hanya dengan saling mengait, tanpa tali pengikat ataupun paku, bangunan ini dapat berdiri dengan dengan kokoh dan megah di atas sandi yang menjadi landasan dasarnya.
Rumah adat Buton atau Buton merupakan bangunan di atas tiang, dan seluruhnya dari bahan kayu. Banguanannya terdiri dari empat tingkat atau empat lantai. Ruang lantai pertama lebih luas dari lantai kedua.Sedangkan lantai keempat lebih besar dari lantai ketiga, jadi makin keatas makin kecil atau sempit ruangannya, tapi di lantai keempat sedikit lebih melebar.
Seluruh bangunan tanpa memakai paku dalam pembuatannya, melainkan memakai pasak atau paku kayu. Tiang-tiang depan terdiri dari 5 buah yang berjajar ke belakang sampai delapan deret, sampai jumlah seluruhnya adalah 40 buah tiang. Tiang tengah menjulang ke atas dan merupakan tiang utama disebut Tutumbu yang artinya tumbuh terus. Tiang-tiang ini terbuat dari kayu wala da semuanya bersegi empat. Untuk rumah rakyat biasa, tiangnya berbentuk bulat.Biasanya tiang-tiang ini puncaknya terpotong. Dengan melihat jumlah tiang sampingnya dapat diketahui siapa atau apa posisi si pemilik.Rumah adat yang memiliki tiang samping 4 buah berarti rumah tersebut terdiri dari 3 kompartemen merupakan rumah rakyat biasa.Rumah adat bertiang samping 6 buah akan memiliki 5 petak atau ruang, rumah ini biasanya dimiliki oleh pegawai Sultan atau rumah anggota adat kesultanan Buton. Sedangkan rumah adat yang memiliki tiang samping 8 buah berarti rumah tersebut memiliki 7 ruang dan ini khusus untuk rumah Sultan Buton.
Adapun susunan ruang dalam istana ini adalah sebagai berikut:
1 Lantai pertama terdiri dari 7 petak atau ruang, ruang pertama dan kedua berfungsi sebgai tempat menerima tamu atau ruang sidang anggota Hadat Kerajaan Buton. Ruang ketiga dibagi dua, yang sebelah kiri dipakai untuk kamar tidur tamu, dan sebelah kanan sebagai ruang makan tamu. Ruang keempat juga dibagi dua, berfungsi sebgai kamar anak-anak Sultan yang sudah menikah. Ruang kelima sebgai kamar makan Sultan, atau kamar tamu bagian dalam, sedangkan ruang keenam dan ketujuh dari kiri ke kanan dipergunakan sebagai makar anak perempuan Sultan yang sudah dewasa, kamar Sultan dan kamar anak laki-laki Sultan yang dewasa.
2 Lantai kedua dibagi menjadi 14 buah kamar, yaitu 7 kamar di sisi sebelah kanan dan 7 kamar di sisi sebelah kiri. Tiap kamar memiliki tangga sendiri-sendiri sampai ada 7 tangga di sebelah kiri dan 7 tangga sebelah kanan, seluruhnya 14 buah tangga. Fungsi kamar-kamar tersebut adalah untuk tamu keluarga, sebagai kantor, dan sebagai gudang. Kamar besar yang letaknya di sebelah depan sebagai kamar tinggal keluarga Sultan, sedangkan yang lebih besar lagi sebagai Aula.
3 Lantai ketiga berfungsi sebagai tempat rekreasi
4 Lantai keempat berfungsi sebagai tempat penjemuran. Disamping kamar bangunan Malige terdapat sebuah banguan seperti rumah panggung mecil, yang dipergunakan sebagai dapur, yang dihubungakan dengan satu gang di atas tiang pula. Di anjungan bangunan ini di pergunakan sebagai kantor anjungan. Pada bangunan Malige terdapat 2 macam hiasan, yaitu ukiran naga yang terdapat di atas bubungan rumah, serta ukiran buah nenas yang tergantung pada papan lis atap, dan dibawah kamar-kamar sisi depan. Adapun kedua hiasan tersebut mengandung makna yang sangat dalam, yakni ukiran naga merupakan lambang kebesaran kerajaan Buton. Sedangkan ukiran buah nenas, dalam tangkai nenas itu hanya tumbuh sebuah nenas saja, melambangkan bahwa hanya ada satu Sultan di dalam kerajaan Buton. Bunga nenas bermahkota, berarti bahwa yang berhak untuk dipayungi dengan payung kerajaan hanya Sultan Buton saja.Nenas merupakan buah berbiji, tetapi bibit nenas tidak tumbuh dari bibit itu, melainkan dari rumpunya timbul tunas baru. ini berarti bahwa kesultanan Buton bukan sebagai pusaka anak beranak yang dapat diwariskan kepada anaknya sendiri. Filsafat nenas in dilambangakan sebagai kesultanan Buton, dan Malige Buton mirip rongga manusia.




THE GREAT BUTON 4




PULAU LIWUTONGKIDI
Pulau Liwutongkidi merupakan salah satu pulau yang ada di Kabupaten Buton. Pulau seluas sekitar 1.000 km persegi ini memilliki iklim tropis dengan curah hujan rata-rata 1.000 mm per tahun.

Pulau Liwutongkidi oleh pemerintah daerah Kabupaten Buton dimasukkan sebagai salah satu kawasan pengembangan terpadu Basilika (Batauga, Siompu, Liwutongkidi, dan Kadatua). Tujuannya adalah untuk mengembangkan objek wisata bahari (bawah laut) di kabupaten yang kaya dengan aneka wisata baharinya itu. Diharapkan dengan adanya kawasan Basilika, gairah para wistawan untuk berkunjung ke Kabupaten Buton meningkat.

Meskipun pulau ini tidak begitu besar bila dibandingkan dengan pulau-pulau lain yang ada di Kepulaun Buton, pulau ini mampu memberikan nuansa yang unik melalui keindahan pantai dan pesona bawah lautnya. Garis pantai di sepanjang pulau ini dipenuhi hamparan pasir putih yang menakjubkan dan nuansanya menjadi lebih indah ketika berpadu dengan deburan ombak laut yang menyisir pasir tersebut.

Selain itu, kekayaan alam bawah laut yang ada di pulau ini juga menarik untuk dikunjungi. Keanekaragaman terumbu karang dan biota bawah laut berpadu secara teratur dalam simponi keindahan panorama alam bawah laut.
POSUO

Tradisi Upacara Posuo yang berkembang di Sulawesi Tenggara (Buton) sudah berlangsung sejak zaman Kesultanan Buton. Upacara Posuo diadakan sebagai sarana untuk peralihan status seorang gadis dari remaja (labuabua) menjadi dewasa (kalambe), serta untuk mempersiapkan mentalnya.
Upacara tersebut dilaksanakan selama delapan hari delapan malam dalam ruangan khusus yang oleh mayarakat setempat disebut dengan suo. Selama dikurung di suo, para peserta dijauhkan dari pengaruh dunia luar, baik dari keluarga maupun lingkungan sekitarnya. Para peserta hanya dapat berhubungan dengan bhisa (pemimpin Upacara Posuo) yang telah ditunjuk oleh pemangku adat setempat. Para bhisa akan membimbing dan memberi petuah berupa pesan moral, spiritual, dan pengetahun membangun keluarga yang baik kepada para peserta.
Dalam perkembangan masyarakat Buton, ada 3 jenis Posuo yang mereka kenal dan sampai saat ini upacara tersebut masih berkembang. Pertama, Posuo Wolio, merupakan tradisi Posuo awal yang berkembang dalam masyarakat Buton. Kedua, Posuo Johoro yang berasal dari Johor-Melayu (Malaysia) dan ketiga, Posuo Arabu yang berkembang setelah Islam masuk ke Buton. Posuo Arabu merupakan hasil modifikasi nilai-nilai Posuo Wolio dengan nilai-nilai ajaran agama Islam. Posuo ini diadaptasi oleh Syekh Haji Abdul GHANIYYU, seorang ulama besar Buton yang hidup pada pertengahan abad XIX yang menjabat sebagai Kenipulu di Kesultanan Buton di bawah kepemimpinan Sultan Buton XXIX Muhammad Aydrus Qaimuddin. Tradisi Posuo Arabu inilah yang masih sering dilaksanakan oleh masyarakat Buton.
Keistimewaan Upacara Posuo terletak pada prosesinya. Ada tiga tahap yang harus dilalui oleh para peserta agar mendapat status sebagai gadis dewasa. Pertama, sesi pauncura atau pengukuhan peserta sebagai calon peserta Posuo. Pada tahap ini prosesi dilakukan oleh bhisa senior (parika). Acara tersebut dimulai dengan tunuana dupa (membakar kemenyan) kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa.Setelah pembacaan doa selesai, parika melakukan panimpa (pemberkatan) kepada para peserta dengan memberikan sapuan asap kemenyan ke tubuh calon. Setelah itu, parika menyampaikan dua pesan, yaitu menjelaskan tujuan dari diadakannya upacara Posuo diiringi dengan pembacaan nama-nama para peserta upacara dan memberitahu kepada seluruh peserta dan juga keluarga bahwa selama upacara dilangsungkan, para peserta diisolasi dari dunia luar dan hanya bisa berhubungan dengan bhisa yang bertugas menemani para peserta yang sudah ditunjuk oleh pemangku adat.
Kedua, sesi bhaliana yimpo. Kegiatan ini dilaksanakan setelah upacara berjalan selama lima hari. Pada tahap ini para peserta diubah posisinya. Jika sebelummnya arah kepala menghadap ke selatan dan kaki ke arah utara, pada tahap ini kepala peserta dihadapkan ke arah barat dan kaki ke arah timur. Sesi ini berlangsung sampai hari ke tujuh.
Ketiga, sesi mata kariya. Tahap ini biasanya dilakukan tepat pada malam ke delapan dengan memandikan seluruh peserta yang ikut dalam Upacara Posuo menggunakan wadah bhosu (berupa buyung yang terbuat dari tanah liat). Khusus para peserta yang siap menikah, airnya dicampur dengan bunga cempaka dan bunga kamboja. Setelah selesai mandi, seluruh peserta didandani dengan busana ajo kalembe (khusus pakaian gadis dewasa). Biasanya peresmian tersebut dipimpin oleh istri Moji (kantor Masjid Keraton Buton).
Semua Upacara Posuo dimaksudkan untuk menguji kesucian (keperawanan) seorang gadis. Biasanya hal ini dapat dilihat dari ada atau tidaknya gendang yang pecah saat ditabuh oleh para bhisa. Jika ada gendang yang pecah, menunjukkan ada di antara peserta Posuo yang sudah tidak perawan dan jika tidak ada gendang yang pecah berarti para peserta diyakini masih perawan.
TARI KALEGOA
Tarian ini adalah suatu tari tradisional yang menggambarkan suka duka gadis-gadis Buton sewaktu dalam pingitan dengan spesifikasi berupa gerakan memakai sap tangan.
Sudah menjadi suatu tradisi sejak zaman lampau seorang gadis yang menjelang dewasa haruslah menjalani masa Pingitan / Posuo. Selama 8 (delapan) hari 8 (delapan) malam.
Posuo sebagai suatu arena tempaan adat bagi mereka yang diikat dengan aturan dan tata krama serta sopan santun yang ketat untuk meninggalkan masa kegadisan bebas dan gembira karena telah dewasa dalam tempaan serta siap menerima kenyataan hidup.




TUKANG BESI BINONGKO

Jika mampir ke Pulau Binongko, jangan ragu mengunjungi lokasi para pengrajin besi. Dari para pengrajin inilah, Wakatobi dikenal sebagai kepulauan Tukang Besi.
Teng, teng, teng, teng ...
BUNYI tempaan besi dipukul berkali-kali, terdengar bersahutan. Dari kebun berbukit di belakang perkampungan warga, suara itu berasal.Ada sejumlah gubuk kayu di sana. Di tiap gubuk, dua orang pandai besi tampak sibuk membuat bermacam alat dari logam, dari parang yang berukuran besar sampai pisau. Satu orang menahan parang yang baru dipanaskan, seorang lagi memukulnya keras-keras.
Itulah kegiatan sehari-hari para pandai besi di sebuah desa di Kecamatan Togo Binongko, Pulau Binongko. Di antara empat pulau utama di Kepulauan Wakatobi, Pulau Binongko terletak di paling ujung tenggara. Pulau ini juga paling jauh jaraknya
Warga Binongko telah menjadi pandai besi secara turun-temurun.Orang tua dan kakek mereka juga tukang besi. Memang, sebagian besar warga pulau ini menjadi tukang besi. Parang yang kuat dan tajam buatan mereka-kini disebut parang Binongko, dijual hingga ke daerah lain di Pulau Buton dan daratan Sulawesi. Bahkan dahulu kesultanan Buton memesan parang di sini.
Karena banyaknya warga yang menjadi tukang besi di Pulau Binongko, sejak puluhan tahun lalu pulau ini dinamai "Pulau Tukang Besi".Penamaan itu kemudian melebar. Beberapa pulau lain-sekarang Kepulauan Wakatobi-juga dinamai "Kepulauan Tukang Besi".
Pulau Binongko terbagi dua: Kecamatan Binongko dan Togo Binongko.Awalnya, pusat perajin besi itu berada di wilayah Kecamatan Binongko sekarang. Namun di daerah berpenduduk 10 ribu orang ini jumlah tukang besi itu semakin sedikit. Hanya tinggal beberapa orang.
PEKANDE KANDEA

Pekakande-kandea adalah salah satu acara tradisional yang diadakan oleh masyarakat dalam rangka menyambut kedatangan para Pahlawan negeri yang kembali dari medan juang dengan membawa kemenangan gemilang. Disamping itu acara ini merupakan pula acara pertemuan muda mudi karena hanya pada acara seperti inilah remaja putera dan puteri memperoleh kesempatan bebas untuk saling pandang.
Dalam pelaksanaannya, masyarakat menyiapkan talam yang berisikan makanan tradisional seperti Nasu wolio, kado minya, lapa-lapa, kasuami, dan makanan tradisioanal Buton lainnya, kemudian secara bersama berkumpul dalam satu arena yang telah ditetapkan.
Disinilah gadis remaja dengan menggunakan busana tradisional pula duduk menghadapi talam masing-masing. Setelah tiba saatnya, tampillah dua orang pelaksana untuk mengucapkan wore, sebagai satu pertanda bahwa acara Pekakande-Kandea siap dimulai, selanjutnya disusul dengan irama KADANDIO dan DOUNAUNA dengan pantun awal:
"Maimo sapo lapana puuna gau"
"Katupana Mia bari 'amatajamo"
Selanjutnya terbukalah kesempatan bagi siapa saja untuk duduk menghadapi talam. Distulah remaja Putera menyampaikan isi hatinya melalui irama lagu berupa pantun, seraya menunggu saatnya pria melaksanakan tompa. Kemudian sebagai tanda terima kasih sang pemuda memberikan hadiah pada sang Putri yang memberikan umpan atau sipo kepadanya.
Sebagai rangkaian dari acara ini kadangkala terjadilah kontak yang membawa nikmat antara kedua insan remaja, berupa proses adat tanah leluhur yang berbentuk pinangan.
TARI LARIANGI
Tari Lariangi merupakan bentuk tarian hiburan bagi masyarakat Wakatobi, tarian ini biasanya dimainkan oleh dua belas orang gadis remaja desa setempat. Tarian ini sangat eksotis terutama kostumnya.Nama kostum tarian ini sama dengan nama tarian yaitu Lariangi.Tarian ini dilakukan sambil bernyanyi. Dahulu tarian ditampilkan untuk menyambut para tamu kerajaan.
Dulunya, Lariangi dimainkan di istana raja yang berfungsi sebagai penerangan. Karena itu, Lariangi diwujudkan dalam gerakan dan nyanyian. Mereka bernyanyi dengan menggunakan bahasa Kaledupa kuno. Saat ini, bahasa ini sudah tidak dipergunakan dalam percakapan sehari-hari.
Lariangi terdiri dari dua suku kata. Lari dan Angi. Lari berarti menghias atau mengukir. Angi berarti orang-orang yang berhias dengan berbabagai ornamen untuk menyampaikan informasi, dengan maksud untuk memberikan nasehat. Bisa juga menjadi hiburan dengan gerakan tari dan nyanyian.
Sebagai perwujudan dari Lari adalah pakaian para penari yang terdiri dari kain, manik-manik, hiasan sanggul, logam berukir untuk gelang, kalung, dan hiasan sarung. Misalnya saja, hiasan sanggul yang dinamakan pantau seperti sebuah radar. Atau hiasan rambut yang rumit sekali membuatnya. Hanya orang tertentu yang bisa membuat hiasan rambut ini. Angi diwujudkan dalam bentuk gerakan dan nyanyian.
Tari ini bedurasi 10 menit. Selama sepuluh menit in, kami akan melihat sepuluh orang perempuan cantik menari dan bernyanyi. Tarian didominasi oleh gerakan duduk dan melingkar dengan mengibaskan Lenso atau kipas.
Klimaks tarian ini ada di akhir. Yaitu gerakan yang dinamakan dengan nyibing. Nyibing dilakukan oleh dua orang penari pria. Mereka menari mengelilingi dua orang penari perempuan. Ini mengandung maksud, para lelaki, dalam kondisi apapun harus tetap melindungi para perempuan.

Karia

Masyarakat di kecamatan kaledupa Kabupaten Wakatobi sulawesi tenggara punya tradisi tersendiri dalam menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual terhadap anak laki-laki dan perempuan yang mulai beranjak remaja. Melalui tradisi karia setiap anak laki-laki dan perempuan yang akan melepas masa usia anak-anaknya dan akan memasuki usia remaja dikumpulkan bersama dan selanjutnya diantar keliling kampung oleh para pemangku adat dan masyarakat menuju kesebuah tempat penobatan. selain memberi makna spiritual tradisi ini juga menjadi ritual tiga tahunan yang mempertemukan seluruh masyarakat didaerah itu.
Dalam tradisi yang digelar setiap tiga tahun ini, seluruh sarahuu atau pemangku adat di kecamatan kaledupa mulai dari wilayah barat hingga wilayah timur datang dan berkumpul bersama untuk merayakan tradisi yang dianggap sebagai hari bergembira dan bahagia ini. tarian tamburu menjadi pembuka tradisi ini. Para pemangku adat yang datang dari berbagai desa memainkan tarian tamburu yang berbeda pula. Pemangku adat dari wilayah timur memainkan tarian tamburu liumbosa sedangkan dari wilayah barat memainkan tarian tamburu liukosa. kedua tarian ini pada hakekatnya memiliki makna yang sama sebagai gambaran suka duka para anak-anak yang mengikuti tradisi karia ini dan sebentar lagi akan memasuki masa usia remaja.
Setelah seluruhnya berkumpul para pemangku adat selanjutnya memanjatkan doa di dalam masjid yang diikuti oleh para orang tua dan anak-anak yang ikut dalam tradisi ini. Sesuai adat yang diyakini oleh masyarakat kaledupa setiap anak laki-laki dan perempuan yang akan memasuki usia remaja diwajibkan menjalani tradisi karia ini. biasanya tradisi karia ini berlangsung dua hari bertuturt-turut. Hari pertama untuk anak laki-laki dan hari berikutnya khusus anak perempuan.Tradisi ini secara filosofis bertujuan untuk membekali anak laki-laki dan perempuan dengan nilai-nilai moral dan spiritual baik statusnya sebagai seorang anak ibu istri maupun sebagai anggota masyarakat.
Menariknya sebelum prosesi karia ini digelar pertama diadakan selamatan dengan mengundang sanak keluarga kerabat dan handai taulan baik yang berada diwilayah Wakatobi maupun yang berada diluar kota. Setelah semua prosesi dilakukan seluruh anak-anak baik laki-laki maupun perempuan kemudian diantar oleh para pemangku adat para orang tua anak dan seluruh masyarakat dengan berjalan kaki sepanjang lima kilometer diperkampungan menuju tempat penobatan terakhir berbagai tradisi lainnya juga tersedia saat dalam perjalanan.
Selain menyuarakan yel -yel para pemuda adat yang berada dibarisan paling depan juga menampilkan atraksi tarian balumpa. tak hanya itu para pemangku adat juga menggelar takbir disepanjang jalan yang diikuti dengan pembagian uang koin bagi masyarakat yang tidak ikut dalam barisan adat ini. selain untuk mempertebal nilai spiritual sang anak setelah memasuki usia remaja nanti kegiatan ini juga untuk mendoakan sang anak agar terhindar dari bala dan bencana.Tingginya animo masyarakat untuk merayakan tradisi tiga tahunan ini membuat suasana disepanjang jalan kecamatan kaledupa disesaki oleh ribuan manusia. bagi masyarakat kaledupa suasana seperti inilah yang dinantikan dimana semua masyarakat yang berasal dari seluruh penjuru berkumpul bersama dan merayakan tradisi berbahagia ini.
Tak heran hampir masyarakat rela berdesak-desakan saat memasuki tempat penobatan terakhir. sebagai simbol prosesi penobatan telah dilakukan seorang pria yang telah beranjak akil balik ditempatkan diatas sebuah kursi sambil diiringi alunan ayat suci alqur'an dari para pemangku adat

SUKU BAJO DI WAKATOBI

Masyarakat asli yang tinggal di sekitar taman nasional Wakatobi yaitu suku laut atau yang disebut suku Bajau (Bajo). Catatan Cina kuno dan penjelajah Eropa, menyebutkan bahwa manusia berperahu adalah manusia yang mampu menjelajahi Kepulauan Merqui, Johor, Singapura, Sulawesi, dan Kepulauan Sulu. Dari keseluruhan manusia berperahu di Asia Tenggara yang masih memiliki kebudayaan berperahu tradisional adalah suku Bajau. Melihat kehidupan mereka sehari-hari merupakan hal yang menarik dan unik, terutama penyelaman ke dasar laut tanpa peralatan untuk menombak ikan.

TAMAN NASIONAL WAKATOBI

Taman Nasional Wakatobi seluas 1.390.000 hektar memiliki potensi sumberdaya alam laut yang bernilai tinggi, baik jenis dan keunikannya, yang menyajikan panorama bawah laut yang menakjubkan. Secara umum, perairannya memiliki konfigurasi mulai dari datar, melandai ke arah laut, dan bertubir curam. Kedalaman airnya bervariasi hingga mencapai 1.044 meter dengan dasar perairan sebagian besar berpasir dan berkarang.
Taman nasional ini memiliki 25 buah gugusan terumbu karang dengan keliling total pantai sepanjang 600 km. Lebih dari 112 jenis karang dari 13 famili ditemukan di sini di antaranya:
- Acropora Formosa,
- Hyacinthus,
- Psammocora profundasafla,
- Pavona cactus,
- Leptoseris yabei,
- Fungia molucensis,
- Lobophyllia robusta,
- Merulina ampliata,
- Platygyra versifora,
- Euphyllia glabrescens,
- Tubastraea frondes,
- Stylophora pistillata,
- Sarcophyton throchelliophorum, dan
- Sinularia spp.
Kekayaan jenis ikan yang dimiliki taman nasional ini sebanyak 93 jenis ikan konsumsi perdagangan dan ikan hias di antaranya:
- argus bintik (Cephalopholus argus),
- takhasang (Naso unicornis),
- pogo-pogo (Balistoides viridescens),
- napoleon (Cheilinus undulatus) ,
- ikan merah (Lutjanus biguttatus),
- baronang (Siganus guttatus),
- Amphiprion melanopus,
- Chaetodon specullum,
- Chelmon rostratus,
- Heniochus acuminatus,
- Lutjanus monostigma,
- Caesio caerularea, dan lain-lain.
Selain itu ada beberapa jenis burung laut seperti:
- angsa-batu coklat (Sula leucogaster plotus),
- cerek melayu (Charadrius peronii),
- raja udang Erasia (Alcedo atthis);
Ada tiga jenis penyu yang sering mendarat di pulau-pulau yang ada di taman nasional yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu tempayan (Caretta caretta), dan penyu lekang (Lepidochelys olivacea).

Pulau Hoga (Resort Kaledupa), Pulau Binongko (Resort Binongko) dan Resort Tamia merupakan lokasi yang menarik dikunjungi terutama untuk kegiatan menyelam, snorkeling, wisata bahari, berenang, berkemah, dan wisata budaya.
Taman Nasional Wakatobi dapat dicapai melalui:
Kendari - Bau-bau (kapal cepat regular, dua kali / hari, 5 jam atau kapal kayu, 12 jam) - Lasalimu (berkendaraan, 2 jam)-wanci (kapal cepat, 1 jam atau kapal kayu 2,5 jam). Wanci merupakan pintu gerbang pertama memasuki kawasan Taman Nasional Wakatobi.
Waktu yang disarnakan untuk berkunjung adalah bulan April sd Juni dan Oktober sd Desember.

TENUNAN BUTON

A. Asal-Usul
Sampai tahun 1960 yang dimaksud dengan orang-orang Buton menurut JW Schoorl, sebagaimana dikutip Yamin Indas, adalah mereka yang tinggal di Kesultanan Buton, yang meliputi pulau Buton, Muna, Kabaena, Kepulauan Tukang Besi, Rumbia dan Poleang di daratan besar jazirah Sulawesi Tenggara ( Kompas, 22 Jul 2005). Saat ini, wilayah Kesultanan Buton telah terbagi-bagi ke dalam beberapa kabupaten dan kota, yaitu kota Bau-Bau, Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Bombana, dan Kabupaten Buton sendiri. Tidak hanya itu, seiring meningkatnya mobilitas orang akibat semakin mudahnya alat-alat transportasi, masyarakat Buton juga ternyata telah mendiami daerah-daerah di luar kawasan Kesultanan Buton. Uniknya, meskipun berbeda secara geografis dan administrasi pemerintahan, secara kultural mereka tetap satu. Hal ini terjadi karena masyarakat Buton memiliki nilai-nilai budaya yang berfungsi sebagai pengikat dan perekat hubungan sosial antarmasyarakat Buton di manapun mereka berada. Menurut Indas, salah satu perekat sosial itu adalah kain tenun tradisional Buton (Indas, Kompas, 22 Juli 2005).
Tenun Buton mampu menjadi perekat sosial bagi masyarakat Buton karena dua hal. Pertama, tenun Buton adalah pengejawantahan dari penghayatan orang-orang Buton dalam memahami lingkungan alamnya. Hal ini dapat dilihat dari corak dan motif yang terdapat pada tenun Buton. Menurut Hasinu Daa, sebagaimana dikutip Indas (Kompas, 22 Jul 2005), motif tenun Buton dibuat berdasarkan pengamatan dan penghayatan orang Buton terhadap alam sekitarnya.Misalnya, motif betano walona koncuapa yang terinspirasi dari abu halus yang melayang-layang hasil pembakaran semak saat membuka ladang; motif colo makbahu atau korek basah, motif delima bongko (delima busuk), motif delima sapuua, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, dengan melihat tenun Buton kita akan mengetahui bagaimana pemahaman orang Buton terhadap alamnya, dan pada saat bersamaan kita diajak bertamasya menikmati alam Buton.
Kedua, tenun Buton sebagai identitas diri dan sosial. Bagi orang Buton, pakaian tidak semata-mata berfungsi sebagai pelindung tubuh dari terik matahari dan dinginnya angin malam, tetapi juga berfungsi sebagai identitas diri dan stratafikasi sosial. Dengan melihat pakaian yang dikenakan oleh wanita Buton misalnya, kita bisa mengetahui apakah dia telah menikah atau belum. Melalui pakaian, kita juga dapat mengetahui apakah seorang perempuan dari golongan umum atau bangsawan. Misalnya, motif tenun kasopa biasanya dipakai oleh perempuan kebanyakan, sedangkan motif kumbaea yang didominasi warna perak biasanya dipakai oleh perempuan dari golongan bangsawan dengan gelar Wa Ode. Menurut Hasinu Daa sebagaimana dikutip oleh Indas (Kompas, 22 Jul 2005), dengan melihat tenun yang dipakai orang Buton, kita dapat mengetahui posisi seseorang dalam masyarakat Buton, seperti sapati atau kenepulu. Sebagai simbol kedirian orang Buton, maka sudah sewajarnya jika orang Buton menjaga agar simbol jati diri sosialnya tetap lestari. Salah satu cara yang digunakan untuk menjaga kelestariannya adalah dengan mengajari perempuan Buton tetanu (menenun) sejak mereka masih kecil, yaitu sekitar umur 10 tahun. Oleh karenanya, tidak heran bila sebagian besar perempuan Buton, termasuk para istri sultan, mahir menenun (Kompas, 22 Juli 2005 dan 23 Januari 2009).
Selain sebagai perekat sosial, faktor lain yang membuat tenun Buton tetap terjaga kelestariannya adalah fungsinya yang sangat vital dalam menopang keyakinan masyarakat Buton, yaitu sebagai pelengkap dalam pelaksanaan ritual masyarakat Buton. Sejak lahir sampai meninggal dunia, orang Buton selalu menggunakan tenun Buton dalam setiap ritual yang dilakukan. Tanpa tenun Buton, kesakralan upacara adat Buton menjadi berkurang.


Problem yang dihadapi oleh tenun Buton sebagaimana kain tradisional lainnya adalah serbuan produk-produk kain yang dihasilkan oleh peralatan modern. Mesin modern tidak saja menghasilkan kain-kain dengan corak yang lebih variatif dan atraktif, tetapi juga lebih efisien dalam waktu pengerjaan dan harganya jauh lebih murah. Dalam kondisi demikian, tenun Buton akan semakin tersisih. Mungkin sebagai perekat solidaritas sosial dan pelengkap ritual tenun Buton akan tetap lestari, tetapi ia akan kesulitan untuk berkembang. Ketika tenun sudah tidak lagi berkembang, maka ia akan tersisih digantikan oleh produk tenun lain dan segera dilupakan orang. Artinya, jika kondisi ini terus menerus dibiarkan bukan tidak mungkin tenun Buton akan hilang sama sekali.
Melihat fungsinya yang sangat besar bagi orang-orang Buton, maka sudah seharusnya semua pihak berpartisipasi untuk melakukan revitalisasi fungsi Tenun Buton. Jika selama ini tenun Buton hanya menjadi simbol perekat sosial orang Buton, penanda stratifikasi sosial, dan pelengkap ritual adat, maka perlu juga dilakukan eksplorasi lebih jauh terhadap nilai ekonomis yang terkandung dalam tenun Buton.Dengan kata lain, perlu upaya kreatif agar tenun Buton tidak sekedar menjadi identitas dan kebanggaan sosial, tetapi juga mampu menjadi sumber penopang ekonomi masyarakat Buton. Jika tenun Buton mampu menjadi penopang ekonomi masyarakat Buton, maka dengan sendirinya masyarakat akan kembali bergiat untuk belajar menenun dan mengembangkan tenun Buton.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memunculkan potensi ekonomi tenun Buton. Pertama, mendokumentasikan dan memperkenalkan motif tenun Buton. Tenun Buton memiliki potensi ekonomi yang sangat besar untuk potensi ekonomisnya, karena tenun ini memiliki yang sangat kaya. Konon, motif tenun Buton berjumlah ratusan, tapi belum terdokumentasi dan diketahui oleh masyarakat luas ( Kompas, 23 Januari 2009). Oleh karenanya, yang perlu dilakukan segera oleh segenap stake holder adalah melakukan inventarisasi terhadap semua motif tenun Buton dan memperkenalkannya kepada masyarakat luas. Dengan cara ini, tenun Buton tidak saja akan lesatri, tetapi juga dapat dikembangkan sebagai penopang kesejahteraan masyarakat Buton secara lahir dan batin.
Kedua, meningkatkan mutu dan kualitas tenun Buton agar bisa bersaing dengan produk tenun lainnya, misalnya dengan membuat tenun Buton dari benang sutra. Dengan cara ini, tidak saja kualitas tenun Buton yang meningkat, tapi juga penghasilan para penenun juga akan naik. Harga kain sarung Buton misalnya, paling tinggi harganya Rp 150.000 per lembar, tapi jika dibuat dari benang sutra maka harganya bisa mencapai Rp 400.000 per lembar.
Ketiga, memperbanyak jenis derivasi produk tenun Buton. Jika dulunya kain Buton hanya digunakan untuk busana, maka perlu kreativitas agar tenun Buton dapat multifungsi, seperti digunakan untuk membuat gorden, taplak meja, dan alat dekorasi. Semakin banyak fungsi yang dimiliki oleh Tenun Buton, maka semakin banyak manfaat yang bisa diambil dari tenun Buton. Jika tenun Buton semakin bermanfaat, khususnya sebagai penopang ekonomi masyarakat, maka akan semakin banyak orang atau kelompok yang akan ikut menjaga, melestarikan, dan mengembangkannya.
Keempat, memperluas wilayah pemasaran. Agar mampu menjadi penopang ekonomi masyarakat Buton, maka hasil produk tenun Buton harus dapat diterima oleh masyarakat non Buton. Jika tenun Buton telah diterima oleh masyarakat non Buton, maka dengan sendirinya jumlah permintaan terhadap tenun Buton akan semakin banyak.Bertambahnya jumlah permintaan akan menjamin keberlangsungan produksi tenun Buton. Oleh karena itu, segenap stake holder harus bekerjasama agar tenun Buton bisa dikenal dan diterima oleh masyarakat non Buton, misalnya menjadikan tenun Buton sebagai souvenir resmi pemerintah daerah, aktif mengikuti pameran kain adat, dan lain sebagainya.
Keempat cara untuk menumbuhkan nilai ekonimis yang dikandung tenun Buton di atas akan berhasil jika masyarakat Buton sendiri memiliki rasa bangga terhadap tenun mereka. Artinya, sebelum orang lain menggunakan tenun Buton, masyarakat Buton sendiri harus menjadi pengguna utama Tenun Buton. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan rasa bangga dan memiliki terhadap tenun Buton, yaitu: pertama, melalui pendidikan, baik formal maupun non formal. Anak-anak Buton harus dikenalkan kembali terhadap khazanah kebudayaan mereka, misalnya melalui mata pelajaran muatan lokal. Mereka harus diajarkan bagaimana bentuk dan motif tenun Buton, makna filosofis yang dikandungnya, dan bagaimana membuatnya. Dengan cara ini, anak-anak akan memiliki kecintaan dan kepedulian terhadap tenun Buton; kedua, mobilisasi secara formal.Cara ini dapat dilakukan, misalnya, dengan membuat tenun Buton sebagai seragam wajib pegawai pemerintah.

GUA LAKASA

Selain dikenal sebagai daerah eks kesultanan yang menyimpan banyak peninggalan sejarah masa lalu, Kota Bau-Bau juga kaya akan potensi wisata alam dan minat khusus. Salah satu lokasi permandian alam yang ada di Kota Bau-Bau adalah Gua La Kasa. Gua ini berada di Kelurahan Sulaa Kecamatan Betoambari, Bau-Bau.
Lokasi permandian gua La Kasa ini pertama kali ditemukan salah seorang warga yang bernama La Kasa. Itulah sebabnya gua yang memiliki kedalaman sekitar 100 meter tersebut diberi nama Gua La Kasa.
Untuk mengunjungi permandian Gua La Kasa sangatlah mudah. Jalur yang menghubungkan lokasi dengan jalan raya kini telah dibuka oleh pemerintah Kota Bau-Bau.
Hanya saja permandian alam yang indah ini berada di dalam perut bumi. Pintu masuknya hanya seukuran badan orang dewasa sehingga terkesan tertutup. Namun setelah masuk ke dalamnya ditemukan keindahan alam yang cukup mempesona. Di dalamnya terdapat hamparan air telaga yang jernih dan dingin. Di sekelilingnya terdapat stalagtit dan stalagmite yang sangat indah. Ini menandakan proses kejadian sumur bawah tanah ini telah berusia berabad abad lamanya.
Menurut warga di kelurahan Sulaa kecamatan Betoambari, air dalam gua ini tak pernah kering dan diprediksi mampu mengakomodir kebutuhan air bersih bagi warga setempat.
Hanya saja, keindahan dan panorama alam serta sejuknya air di Gua La Kasa ini masih jarang dikunjungi masyarakat. Hal ini disebabkan lokasi yang berada di tengah hutan juga medannya yang cukup menantang. Jika berada di sekitar lokasi pintu masuk Gua La Kasa mungkin tak tampak ada tanda tanda jika dibawah pijakan kaki terdapat sebuah telaga biru yang memiliki panorama yang indah.
Meski jarang dikunjungi warga setempat, namun keberadaan Telaga biru di Gua La Kasa ini sudah sering dijadikan ajang rekreasi bagi masyarakat dari luar Kota Bau-Bau. para turis mancanegara pun tak melewatkan kesempatan untuk menikmati sejuknya air di telaga Gua La Kasa setiap kali berkunjung ke Kota Semerbak ini.
Jika selama ini, Kota Bau-Bau hanya dikenal memiliki beberapa lokasi wisata seperti Benteng Kraton yang terluas di dunia, Pantai Indah Nirwana yang memiliki dua warna yang sering digunakan warga Kota Bau-Bau sebagai klinik therapy air laut, pemandangan indah pantai Kokalukuna, permandian alam air jatuh di Kawasan Tirta Rimba, juga sebuah lokasi yang tak kalah menariknya adalah Telaga Biru di Gua La Kasa.
GUA Moko
Gua Moko merupakan gua dengan permandian air payau memanjang sekitar 50 meter yang menyimpan keindahan dan misteri. Misteri? Eits ... tunggu dulu, beberapa waktu lalu diadakan ekspedisi di gua ini dan ditemukan banyak keramik peninggalan Dinasti Ming. Seperti yang kita ketahui Buton dahulu merupakan kerajaan yang dipimpin seorang raja wanita yang berasal dari Negeri Cina. Kawasan gua moko yang baru dibuka oleh Pemkot Bau-Bau sebagai salah satu kawasan wisata kini jadi perhatian turis dari manca negara yang ada dari beberapa turis itu seperti Belanda dan Australia mengaku sudah kurang lebih 4 bulan melakukan penyelaman di kawasan wisata gua moko ini.Gua moko yang belum lama ini ditemukan ternyata memiliki keindahan yang luar biasa karena memiliki keunikan-keunikan yang tidak dimiliki oleh gua-gua yang lain. Karena itu, ke depan Pemkot Bau-Bau akan melakukan penelitian terkait benda-benda purbakala berupa keramik yang ditemukan di dalam gua moko. Memang sampai saat ini pertanyaan mengapa keramik-keramik itu ada di dasar Gua Moko masih menjadi misteri dan mungkin saja ada hubungannya dengan masa lalu Buton.Kita tunggu saja perkembangan berita selanjutnya.hubungannya dengan masa lalu Buton. Kita tunggu saja perkembangan berita selanjutnya.

PANTAI NIRWANA

Pantai nirwana sebuah kawasan obyek wisata bahari yang terletak di bibir pantai barat kota Bau-Bau yang dengan kekayaan dan keunikannya sebagai satu pantai yang memiliki berbagai keunggulan dalam dunia wisata bahari.
Lokasi wisata alam pantai Nirwana yang berada di kelurahan Sula kecamatan Betoambari Kota Bau-Bau selain memiliki panorama alam yang indah juga dapat dimanfaatkan untuk ajang olah raga Diving dan therapy untuk penyembuhan beberapa jenis penyakit.
Jika selama ini, warga Kota Bau-Bau hanya memanfaatkan lokasi Pantai Nirwana sebagai lokasi rekreasi dengan keindahan nyiur dan hamparan pasir putih sepanjang sekitar setengah kilometer kini warga juga dapat melakukan kegiatan penyelaman (Diving).
Hal ini terungkap setelah beberapa pekan terakhir mulai tampak aktivitas para turis mancanegara melakukan kegiatan Diving dan pemotretan bawah laut. Keindahan terumbu karang juga menjadi daya tarik tersendiri para turis untuk melakukan kegiatan wisata di Pantai Nirwana.

Bagi warga Kota Bau-Bau, pantai Nirwana tidak hanya sebatas lokasi rekreasi, namun ada yang memanfaatkannya sebagai kegiatan therapy untuk mengobati beberapa jenis penyakit seperti asma dan gangguan saluran pernapasan. Ini hanya dilakukan dengan cara berendam dalam kesegaran air laut Pantai. Meski belum banyak yang mengetahui, namun bagi mereka yang telah mencoba, khasiatnya telah dibuktikan.
Potensi wisata Pantai Nirwana tak cukup dengan pemandangan pantai dan indahnya terumbu karangnya. Namun, tak jauh dari lokasi pantai, juga terdapat sebuah Gua dengan permandian air payau memanjang sekitar 50 meter.

Masyarakat kelurahan Sula menyebutnya Gua Moko yang konon pada masa lalu lokasi ini digunakan sebagai sumber mata air yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari hari karena tak pernah kering.Lokasi gua ini berada pada bagian selatan Pantai Nirwana. Untuk menjangkau lokasi hanya dibutuhkan waktu tak kurang dari 10 menit dengan berjalan menelusuri pantai ke arah selatan.
Untuk memudahkan menjangkau lokasi Gua Moko, kini telah dibuka jalan masuk dari lokasi jalan umum dan dpat dilalui kendaraan. Jika ditelusuri, sepanjang kawasan Gua Moko menuju pantai nirwana ada terowongan memanjang dan dipenuhi sumber mata air payau. Anda penasaran? silahkan kunjungi Pantai Nirwana Bau-Bau dan nikmati pula segarnya air dalam Gua Moko.

PANTAI Lakeba

Pantai ini memiliki ciri yang khas yaitu airnya yang jernih, pasir yang putih, dan lingkungan yang bersih. Pantai ini sangat baik untuk benjemur pada waktu siang, berenang, menyelam serta menikmati indahnya matahari terbenam. Selain sebagai obyek wisata, pantai ini juga mejadi tempat aktivitas nelayan pada saat akan melaut sehingga aktivitas nelayan dapat diamati oleh setiap wisatawan di pantai ini.Fasilitas yang ditawarkan di pantai ini yaitu resort dengan arsitektur rumah adat Buton yang menyediakan Children Play Ground, Banana Boat, Jet Ski, Parasailing, dan Restauran dengan live music. Menu yang disediakan yaitu Indonesian Food, American Food, dan Chinese Food.Lokasi berada sekitar 4 km dari pusat kota Bau-Bau dapat ditempuh dengan menggunakan taksi atau mobil sewaan.

HUTAN TIRTA RIMBA

Hutan Tirta Rimba merupakan hutan yang ada di Kota Baubau. Di hutan ini terdapat air terjun yang indah, serta keeksotikan flora dan faunanya.
MONUMEN NAGA

Monumen naga ada di pantai Kamali. Mengapa naga? Sebab naga dan buah nanas adalah lambang Kesultanan Buton. Monumen ini di bangun untuk membangkitkan kembali semangat keberhasilan Buton. Seperti yang diketahui, sebelum menjadi kesultanan yang didirikan oleh bebrapa tokoh Melayu dan Arab, Buton merupakan sebuah kerajaan.Raja pertamanya adalah seorang wanita dari negeri China, yang bernama Wa Kaa Kaa. Maka dari itu kebudayaan Buton memiliki banyak kemiripan dengan kebudayaan China diantaranya pakaian adat yang bernama Lonjo, memiliki kerah seperti Cheongsam dan berkancing khas China, serta rok sedada yang mirip Hanbok, pakaian nasional Korea Selatan Selain pada pakaian kemiripan dengan kebudayaan China lainnya seperti yang disinggung sebelumnya yaitu lambang dari Kerajaan dan Kesultanan ini yaitu naga dan nanas. Naga sendiri lambang dari kekuatan, kegigihan, dan kesuksesan. Sedangkan nanas, memiliki filosofi sendiri yaitu buah nanas mudah tumbuh di mana saja, tahan banting seperti ciri khas orang Buton. Nanas juga memiliki payung dan sisik yang berarti raja mengayomi rakyatnya.Selain itu buah nanas juga manis dan kaya manfaat yang melambangkan kemakmuran Buton.




BAUBAU LETTER

Baubau letter merupakan tempat wisata di Kota Baubau yang disediakan untuk Anda yang ingin mengabadikan momen di belakang tulisan Baubau sebagai tanda pernah menginjakkan kaki di kota semerbak ini. Tempat ini berada di atas tebing sehingga kita dapat melihat panorama kota baubau beserta pulau Makassar di hadapannya.



WANTIRO


Jika menginginkan ketenangan menikmati indahnya panorama alam di Baubau, Wantiro adalah jawabannya. Seperti halnya pantai Kamali, Wantiro juga merupakan merupakan kawasan wisata kuliner pada malam hari. Bedanya, wantiro menawarkan bukan panorama pantai tapi keindahan dari atas tebing. Dari tebing ini kita bisa melihat aktifitas Kota Baubau dan juga Pulau Makassar di depannya.
Area publik baru pelataran Wantiro di zona Warumuiso, Kecamatan Kokalukuna berubah menjadi lebih artistik. Dengan wajah itu, Kota Baubau semakin memamerkan diri sebagai salah satu tujuan wisata di Indonesia.
Keindahan pelataran Wantiro memang tak kalah menarik dibanding ruang publik lainnya di Kota Baubau. Di situ juga menjadi sentra kegiatan olahraga air seperti jet sky, banana boat, flying fish, lomba renang antar Pulau Makasar-Kota Baubau, perahu naga dan kegiatan atraktif lainnya.
Akses jalan menuju Wantiro hanya dapat dilalaui oleh taksi atau kendaraan pribadi karena tidak ada angkot yang melewati tempat ini.Tempat ini menjadi tempat alternatif bagi mereka yang ingin menikmati pemandangan Kota Baubau dari atas tebing dan panorama laut dengan suasana bebas bising. Fasilitas yang disediakan yakni meja dan kursi yang nyaman. Kawasan ini juga bebas dari pungutan biaya.

PANTAI Kamali


Pantai Kamali terletak di jantung Kota Baubau di dekat Pelabuhan Murhum merupakan kawasan wisata kuliner pada malam hari. Menu yang disediakan beraneka ragam mulai dari snack hingga makanan berat dengan harga terjangkau. Pantai ini merupakan pantai kebanggaan masyarakat Baubau layaknya Pantai Losari milik Kota Makassar, Sulawesi Selatan dan Kawasan Boulevard milik Kota Manado, Sulawesi Utara. Event-event penting sering diadakan di sini.Ada pula aneka jajanan khas kota ini di Pantai Kamali.


Pantai Kamali dapat diakses dengan menggunakan angkot, taksi, becak, dan kendaraan pribadi maupun sewaan. Fasilitas yang disediakan hotspot, arena bermain anak, bus wisata yang mengantar dari Pantai Kamali ke Benteng Keraton dan kembali ke Pantai Kamali, dan lantai refleksi. Di pantai ini pula terdapat Monumen Naga sebagai maskot Kota Baubau. Tidak perlu membeli tiket untuk ke daerah ini.



TIANG BENDERA (KASULANA TOMBI)
Tiang bendera yang terletak di sebelah kiri Masjid Agung Keraton ini terbuat dari kayu berbentuk bulat dengan tinggi sekitar 21 meter terbuat dari kayu jati. Didirikan bersamaan dengan Mesjid Agung Keraton. Pada tahun 1870-an pada masa Sultan Muhammad Isa Kaimuddin tiang bendera ini disambar petir sehingga mengalami kerusakan, namun kemudian diperbaiki Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Salihi Kaimuddin tiang bendera ini digunakan kembali untuk mengibarkan bendera Kesultanan Buton yang disebut "Tombi Longa-longa" yang berarti "bendera warna-warni".



THE GREAT BUTON 3


TARI GALANGI


Tarian Galangi hingga kini masih menjadi kebanggaan masyarakat Buton. Tarian ini sudah ada sejak masa kesultanan. Tim Galangi merupakan tim pengawal Sultan Buton
PINDUAANO KURI
Piduaano kuri adalah sebuah ritual budaya yang di lakukan oleh masyarakat Wabula, Kecamatan Wabula Kabupaten Buton. Kegiatan ini merupakan kegiatan penutup dari seluruh rangkaian kegiatan adat dan budaya masyarakat wabula selama satu tahun.
Secara harafiah Pidoaano Kuri berarti pembacaan doa untuk keselamatan hidup, sehingga keseluruhan acara tersebut dilandasi oleh doa syukur kepada Allah atas Rahmat dan Hidayah-Nya sejak tahun lalu hingga sekarang dan permohonan doa untuk tahun yang akan datang.












KADAL TERBANG
Foto-foto kadal terbang yang ditemukan di hutan Lambusango, Buton, Indonesia. Bagian yang seperti sayap adalah bagian dada yang melebar. Karena ukurannya yang kecil, kadal ini sering pula disebut cicak. Corak tubuhnya menyerupai kulit kayu, yang berfungsi untuk melindungi diri dari cekaman musuh. Buton memang merupakan salah satu daerah yang masuk dalam zona Wallacea yang terkenal akan fauna endemik salah satunya adalah kadal terbang ini.





HUTAN MANGROVE BUTON UTARA

Sekitar 8.000 hektare areal hutan bakau dari 25.000 hektare luas hutan di Kabupaten Buton Utara (Butur), akan dikembangkan menjadi kawasan wisata andalan guna menarik arus wisatawan ke daerah tersebut. Hutan bakau, dapat memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat sekitarnya. Disamping juga memberi manfaat ekologis seperti mencegah abrasi, meminimalisasikan dampak gelombang pasang, dan terpenting adalah dapat membantu mengurangi pemanasan global. Kawasan hutan bakau yang berada di dua kecamatan yakni di Teluk Kulisusu Dalam dan wilayah Buranga pusat ibukota kabupaten, kini dalam tahap desain penetapan wilayah sekaligus akan mengubah kabupaten itu sebagai pusat kawasan budi daya laut "marine culture estate". Program budi daya laut dimaksudkan agar mangrove yang ada di kawasan itu tetap terjaga kelestariannya dengan memadukan program diversifikasi untuk pengembangan kepiting bakau, keramba apung tikus dan budidaya rumput laut (agar-agar).

BONGKAANA TAO
Secara harfiah, Bongkaana Tao berarti membongkar tahun. Acara tersebut merupakan pesta panen dan ritual menolak bala (bahaya. Akan ada upacara melabuhkan sesajen ke laut sambil berdoa agar segala bencana bisa lenyap dan hilang di lautan lepas. Ada dua tujuan digelarnya acara tersebut. Pertama adalah ungkapan rasa syukur atas rezeki yang dicurahkan Allah kepada warga sekitar. Kedua adalah memanjatkan doa agar dijauhkan dari segala bahaya dan sial yang bisa datang sewaktu-waktu. Jadi Bongkaana Tao artinya menutup masa panen dengan penuh suka cita sambil berharap agar tahun berikutnya lebih mendatangkan rezeki dan pengharapan.
Sesajennya berbentuk perahu dan di haluan terdapat kayu berbentuk kepala buaya, sedangkan di bagian buritan atau belakang perahu sesajen tersebut, ada patung ekor buaya. Menurut hikayat, dahulu di dasar sumur itu berdiam seekor buaya yang sakti sehingga sumur itu dianggap keramat. Hingga satu saat, buaya tersebut lenyap kemudian ada warga yang seakan mendapatkan wangsit agar setiap tahun diadakan ritual di sumur tersebut agar membuang sial dan mendoakan semua warga agar selalu bahagia dan bertambah rezekinya. Warga yang mendapatkan wangsit itu, selanjutnya menjadi pemimpin doa.Hingga bertahun setelah dia meninggal, posisinya akan digantikan oleh keturunannya.
Isis sesajen biasanya berupa makanan khas Buton seperti lapa-lapa, telur, dan aneka lauk-pauk. Setelah itu, seorang Moji datang membawa tempat dupa, kemudian acara itu dimulai. Mereka lalu membakar dupa di kemenyan lalu sama-sama berdoa. Doa disampaikan dalam bahasa Arab dan diselingi dengan bahasa Indonesia. Saya mendengar beberapa kalimat yang diucapkan seperti jamaliyah, jalaliyah, yang semuanya adalah manifestasi sifat-sifat Tuhan. Kata tersebut sering diucapkan mereka yang mendalami tasawuf dan tarekat.
Usai berdoa, mereka lalu mengusung sesajen tersebut, kemudian membawanya ke laut. Mereka lalu berjalan menuju ke dekat lapangan tempat pekande-kandea, lalu ke dekat laut dan melepaskan perahu sesajen tersebut secara bersama-sama.

BENTENG PATUA

Sebelum memasuki benteng, ada gapura sederhana bertuliskan welcome to Patua, yang belakangan baru dibuat masyarakat setempat. Untuk menjangkau benteng, bisa menggunakan ojek dan angkot. Benteng pertahanan Patua menggambarkan adanya prajurit (militer) terorganisir ketika itu, prajurit salah satu negara di Jazirah Sulawesi Tenggara dengan pusat pimpinan di Wolio. Tomia masuk dalam wilayah Bharata Kaledupa (Kahedupa) daerah otonom di Bawah Pemerintahan Kesultanan Buton.
Hefafoa atau lazimnya disebut henangkara, kini tinggal sebuah bekas perkampungan tak berpenghuni karena sudah berabad-abad lamanya ditinggalkan. Pemimpin ketika itu La Ode Abu, memilih membangun benteng di bukit terjal di sebelah Timur Desa Kollo Patua. Benteng yang kira-kira seluas satu setengah lapangan sepak bola itu, berada di ketinggian sekitar 100 meter di atas permukaan laut.
Sekedar untuk diketahui, La Ode Abu merupakan bontona Waha, putra kandung La Burukeni Taeni yang merupakan keturunan langsung dari La Ode Guntu asal Wolio dari bangsawan Tanailandu. "Tahun 1830, distrik pertama dipimpin putra kandung La Ode Abu yang dikenal dengan nama La Mboge. La Mboge memiliki lima orang anak dari hasil perkawinannya dengan Wa Ana, yakni La Hatibi, Tambusae, Lamasinae, La Taudu, dan Wa Tairu. Selanjutnya Kepala Distrik secara terus-menerus dijabat oleh keturunannya. Mulai dari La Masinae (H Ismail), dan H Muh Isa (anak La Hatibi).
Beralih ke Benteng Patua. Jika berada di atas benteng, dengan mudah kita dapat melihat bentangan laut banda, indahnya karang atol yang tampak putih muncul mungil dari kedalaman laut, teguhnya Pulau Runduma, Kaledupa, Wangi-Wangi, dan tampak samar Pulau Buton.Rupanya tempat itu cukup strategis untuk pencitraan jauh, melihat setiap lalu-lintas bajak laut dan kapal-kapal musuh yang dapat diantipasi jika sewaktu-waktu mengancam eksistensinya ketika itu.
Pulau Tomia yang terletak di Laut Banda, merupakan jalur menuju Barat dan Timur Nusantara menjadi salah satu tempat yang disinggahi oleh pelaut dan pedagang dari daerah lain ketika itu. Karena memiliki sebuah pemerintahan, maka didirikanlah benteng yang dijaikan sebagai fasilitas untuk mempertahankan eksistensi, sekaligus bisa dikatakan sebagai satu-satunya bangunan megah di sana beberapa abad yang lalu.
Konstruksi Benteng Patua terdiri dari batu gunung yang disusun menyerupai dinding, ketebalan satu sampai 1,5 meter dengan ketinggian berfariasi dari 0,5 sampai 3 meter. Pintu masuk benteng menghadap Timur dengan bentuk zigzag. Jika Anda datang tanpa dipandu, salah-salah Anda masuk hutan dan tak dapat masuk ke bagian dalam benteng.
Bisa dikatakan kekuasaan ketika itu sudah tersentuh oleh Islam.Karena di salah satu bagian benteng, terdapat bekas masjid. Entah bagaimana arsitekturnya, namun bisa dibayangkan mesjidnya tidak terlalu megah, namun sisa lantai yang rata dari kapur masih ada.Menurut tokoh budaya, La Maode, yang secara sengaja saya berkunjung ke rumahnya tahun lalu, saya masih ingat ia mengatakan masjid di dalam benteng saat itu konstruksinya sagat sederhana.Yakni beratapkan daun Nipa serta berdinding jalaja.
Di dalam benteng juga terdapat kuburan keramat orang nomor satu ketika itu. Di bagian tengah, ada takhta raja yang terdiri dari lempengan batu yang licin dan terlihat sangat istimewa. Ya bisa dipastikan jika batu itu adalah altar raja yang membelakangi tebing dan gorong-gorong yang tampak aman untuk dijadikan tempat berlindung. Sejurus dengan takhta itu, ada jalan pintas berbentuk rongga tembus ke hutan belantara menuju arah selatan benteng.
Sebuah rongga yang menembus dasar benteng. Sepanjang rongga itu, ada batu halus berwarna cerah tersusun rapi menyerupai pengerasan jalan dari kerikil, namun lebih artistik tak bercampur tanah sedikit pun. Ketika wartawan koran ini mencoba memasuki rongga itu, sekitar 10 meter lebih dengan instan tiba-tiba kami sudah berada di balik benteng dan berada di hutan dengan pohon kayu besar dan banyak. Spontan saya bayangkan, jika dalam keadaan darurat, betapa mudahnya untuk menyelamatkan diri dengan melewati lorong rahasia itu.
Di bagian Selatan benteng dengan ketinggian hingga tiga meter, ada sejumlah lubang mengintai serta bekas dudukan meriam (stan) meriam. Dari sejumlah stan meriam, hanya satu ada meriam. Meriam yang tersisa bernama bhadili La Faturumbu. Konon La Faturumbu jika membidikkan bedilnya, Pulau Tomia bergetar hingga piring-piring di rumah warga berbunyi gemerincing.
Bedil-bedil serupa banyak ditemukan di beberapa desa dan kelurahan di Tomia. Tapi yang pasti salah satu meriam dari Patua kini sedang berada di Pulau Runduma. Menurut cerita masyarakat setempat, bedil tersebut dipindahkan oleh Danramil Tomia pada tahun 70-an. Kini bedil itu ditempatkan di depan Masjid Runduma.
Benteng Patua hanya bisa dikenang dari kebesaran namanya, sejauh ini belum pernah mendapat sentuhan, apalagi pemugaran. Bahkan pos jaga prajurit yang konstruksinya juga dari batu, telah ludes diambil oleh orang yang tak bertanggung jawab dan tidak paham apa arti dari situs bersejarah itu. Entah untuk pelebaran jalan, atau untuk membangun rumah, yang jelas semua bebatuan di pinggir benteng terancam.
Yang perlu dijaga, jangan sampai kelompok batu yang membentuk benteng itu pun ikut diratakan untuk dijual. Maka dari itu, perlu uluran tangan pemerintah dan instansi terkait. Karena bagaimana pun juga, benteng patua merupakan situs bersejarah dan memiliki nilai sejarah dan daya tarik yang kuat. Bahkan berkali-kali benteng yang ditumbuhi semak-semak itu dikunjungi toris mancanegara, bahkan siswa sejumlah siswa untuk untuk tugas ekstrakurikuler dan mempelajari peninggalan peradaban masalalu masyarakat Tomia.


TARI MERERE

Tari Merere merupakan tari tradisional yang berasal dari Kulisusu.Sedangkan kata merere dalam bahasa Kulisusu disebut, membuat dinding pembatas yang berarti seseorang yang belum balig harus melaksanakan prosesi merere.
Merere adalah pelaksanaan prosesi adat untuk mengislamkan agar diberi pengetahuan ilmu keagamaan dengan diajarkan mengucapkan dua kalimat sahadat sebagai pertanda telah sah menjadi penganut agama Islam sejati.
Konon, sebelum acara merere digelar terlebih dahulu dilaksanakan upacara kegembiraan pada siang dan malam hari, yakni pertunjukan seni budaya balumpa, ngibi, dan pencak silat. Usai kegiatan tersebut, dilanjutkan dengan berziarah ke Mata Morawu sebagai simbol asal mula nama Kulisusu yang letaknya ada di dalam Benteng Keraton.Ritual ini menandakan bahwa seseorang telah tiba di Kulisusu.
Setelah seluruh ritual adat dilaksanakan, maka dimulailah upacara merere yang dilaksanakan pada malam hari. Itupun masih melalui beberapa tahapan, seperti mebulili (memutar), mehungki (pertanda acara memere telah selesai), moato (diarak keliling kota yang diiringi dengan bunyi-bunyian alat musik tradisional), me uhu (pemberian doa selamat kepada orang yang telah melaksanakan merere) .
Sedangkan puncak dari pagelaran Tari Merere, saat dua penari putra, mengusung dan mengarak-arak seorang gadis. Gadis ini menutupi wajahnya dengan sehelai selendang berwarna biru sehingga raut wajahnya tidak terlihat jelas membuat penonton penasaran.Sepanjang mengitari panggung, gadis itu dipayungi dengan kain sutra berwarna kuning keemasan. Selanjutnya diikuti enam penari cantik, Sambil diiringi dengan musik tradisional, enam wanita cantik ini terus menerus menampilkan setiap gerakan Tari Merere. Proses selanjutnya, gadis itu diturunkan dan secara perlahan selendang yang menutupi wajahnya dibuka.


TARI LULO ALU
Tari Lulo Alu yang merupakan tarian khas masyarakat Kabaena. Tarian ini dibawakan 12 penari yang dibagi atas dua peran. Delapan penari putra memegang alu (Penumbu Padi) yang menggambarkan pria yang menumbuh padi dan empat orang penari perempuan memagang nyiru sebagai alat filter beras, ditambah sapu tangan yang menggambarkan proses penyaringan.
Tari tersebut memiliki kaitan erat dengan Kesultanan Buton. Katanya, pada zaman dahulu Kabaena merupakan bagian dari Kesultanan Buton dan penghasil beras sebagai pilar penguat Kesultanan Buton yang jaya pada masanya. Oleh karena daerah tersebut merupakan penghasil beras yang sangat signifikan maka putra Kabaena berinisiatif menciptakan tari tersebut sebagai tari yang melambangkan kesukuran kepada tuhan yang maha esa atas melimpahnya rezki dari hasil panen.
Dilihat dari gerakan yang dilakukan penari, tari lulo alu sesungguhnya simbolisasi kepemimpinan. Pasalnya, gerakan yang digunakan sangat energik yang berarti untuk mencapai hasil yang maksimal diperlukan energi yang tinggi. Pakaian yang digunakan dalam tari tersebut merupakan ciri khas Kabaena yang memiliki kaitan erat dengan pakaian adat Buton. Misalnya dasar pakaian yang berwarna hitam ditambah warna kekuning-kuningan dan kemerah-kemerahan.
Kabaena memang memiliki kaitan erat dengan Pulau Buton. Bahkan daerah ini memang sulit terpisahkan dengan Buton.



BATU POARO

Merupakan batu yang menjadi pertanda hilangnya penyiar agama islam di Buton yang bernama Syech Abdul Wahid di pesisir pantai Buton. Disebut Batu Poaro karena oleh masyarakat Buton menyebutkan bahwa Syech Abdul Wahid "Apoaromo te Opuna" yang artinya ia telah berhadapan dengan tuhannya dan batu ini dianggap sebagai makam beliau. Obyek Wisata ini terletak di Kelurahan Wameo Kecamatan Murhum 2 Km dari Pusat Kota Bau-Bau.
KABURABURANA

Kaburaburana berarti busa air yang ditimbulkan gesekan aliran sungai, mengalir dan jatuh di setiap inti sampai tujuh tingkatan. Alirannya sangat lembut terasa bagai air surga ketika kaki ini mulai melangkah di atas bentukan endapan kapur dialiri air yang tipis, hanya sekitar sampai mata kaki.

Sungguh indah ciptaan Tuhan yang satu ini. Hanya kecebong dan berbagai ikan kecil bermain lincah menikmati air jernih tampak di beberapa kolam yang terdapat hampir di setiap tingkatan. Terpesona aku melihat mahakarya yang hampir terlupakan itu, dialah permandian yang mepunyai nama besar dan cukup akrab di hati masyarakat Metro Baubau dan Buton Raya. Terletak di Desa Lawela Selatan, Kecamatan Batauga, hanya 20 menit perjalanan menggunakan sepeda motor dari Kota Baubau.
Kaburaburana memiliki ruas aliran air yang cukup lebar sekitar 30 meter. Akses masuk masih berupa pengerasan, jaraknya kurang lebih 1 km dari tepi jalan poros Batauga. Lahan lapang beberapa meter dari tangga turun cukup luas untuk menampung ratusan sepeda motor dan kendaraan roda empat. Dari kejauhan, suara desahan air terasa bagai memanggil untuk menjamahnya dan menikmati kelembutannya. Ada 104 anak tangga, di kaki bukit ada bangunan tua yang telah usang tempat berganti pakaian yang mulai dirimbuni semak belukar. Di depannya ada prasasti yang juga di balik semak-semak bertuliskan TMD Tentara Manunggal Desa 1992/1993.
Fasilitas Kaburaburana sangat sederhana dan apa adanya. Meski demikian, tetap saja memiliki aura cantik sejak dulu inilah alasan kenapa permandian alam Lawela ini ramai dikunjungi. Pemerintah baru menyadari Kaburaburana memiliki potensi menambah PAD. Sejauh ini baru tahap membuat rancangan perda tentang penarikan retribusi.
BANGKA MBULE MBULE

Bangka Mbule-Mbule adalah upacara melarung hasil bumi ke laut yang dilakukan oleh masyarakat Desa Mandati. Berbagai hasil bumi itu diantaranya padi, jagung, dan pisang. Sebelum dilarung ke laut, ada dua hal yang harus dilakukan. Pertama, hasil bumi diletakkan dalam perahu kayu yang dihiasi dengan sepasang orang-orangan sebagai simbol kejahatan. Kedua, perahu yang sudah berisi hasil bumi ini kemudian diarak keliling kampung guna mengusir mara bahaya yang akan mengganggu desa. Nah, perahu yang membawa hasil bumi yang akan dilarung ini disebut Mbule-Mbule.
Tujuan dari acara Bangka Mbule-Mbule adalah untuk mengucapkan syukur sekaligus menghindari bencana, seperti bencana alam, mewabahnya penyakit, atau persoalan sosial yang dapat mengakibatkan gangguan di masyarakat.


BALIARA

Baliara adalah tempat peristirahatan raja. Baliara ini kurang lebih setinggi 3 m dengan luas juga kurang lebih 12 mx 12 m yang dahulu digunakan sebagai tempat pertemuan khusus para raja-raja. Baliara terletak di Desa Liya Kabupaten Wakatobi

LAWA laro TUGO

Pintu masuk ini merupakan salah satu pintu gerbang benteng keraton liya yang seluruhnya ada sebanyak 12 buah ditambah 1 buah pintu rahasia yang keseluruhannya masih diperlukan sentuhan para arkiologis guna merenovasi dan meningkatkan kembali kondisinya sesuai aslinya dalam rangka pelestarian nilai-nilai budaya Liya di Wakatobi

Masjid Tua Mubaraq

Masjid Tua Mubaraq Desa Liya merupakan campur tangan Kesultanan Buton setelah Buton (Wolio) menganut Islam ± Tahun 1500 abad ke 15. SyekhAbdul Wahid mengislamkan Sultan Buton pertama Murhum dan mengutus Ulama ke Pulau Wangi-Wangi dan pertama tiba di Pulau Oroho, sebagai tempat pemukiman pertama masyarkat Liya pada tahun 1401. Ulama mengajarkan Islam di Pulau Oroho. Masyarakat di Pulau Oroho pindah di daerah Liya Togo karena kekurangan air. Dan setelah mereka tiba di Liya Togo maka didirikanlah masjid dan benteng ternama ini. Bahan perekat pondasinya dibuat dari kapur yang ditumbuk, dicampur dengan benalu di sebuah batu yang berbentuk yang dalam bahasa Wangi-Wangi dinamakan "Tumbu'a" (Lesung). Alat ini masih ada di depan masjid. Masjid Mubaraq memiliki ukuran Panjang Pondasi seluruhnya 15.80 m, Lebar 15.70 m, tinggi 2,20 m, Panjang Badan Masjid 13.50 m, Lebar Badan Masjid 13.35 m, Panjang Mimbar Masjid 1.85 m danLebar Mimbar Masjid 4.00 m.

TUTURANGIANA Andala

Tutturangiana Andaala (presentasi ke laut), merupakan ritual syukur masyarakat Pulau Makasar pada Sang Pencipta, atas luas rezeki yang terhampar luas disektor kelautan. Seperti ritual lainnya, yang banyak menggunakan penganan sebagai sesaji ritual, sesaji ditempatkan disebuah perahu yang akan dilepas kelaut kemudian diiringi ratusan kapal / armada nelayan menuju "kolam laut" antara Pulau Makasar dan Kota Bau-Bau. Disanalah, sesaji itu dilepaskan diiringi doa-doa para tetua adat. Pemeliharaan sesajen ini dilaksanakan diempat titik, yakni Sukanayo-Liwutu, ujung timur Pulau Makasar, dan daerah Bukit Kolema.

Mataa
Pesta adat ini merupakan ritual adat yang umumnya digelar masyarakat etnis Laporo (Cia-cia), sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta atas hasil panen yang diperolehnya dalam kurun waktu satu musim panen. Ritual adat ini, diselenggarakan disebuah Baruga (aula pertemuan) dipimpin oleh para tetua adat setempat, dengan pakaian khusus dan tetabuhan irama yang mengiringi syahdunya ritual. Masyarakat yang terlibat langsung pada ritual ini biasanya menyuguhkan berbagai panganan hasil panen mereka untuk dinikmati secara bersama-sama. Ritual mataa ini umumnya diselenggarakan selama tujuh hari (sepekan) siang dan malam, dengan kegiatan-kegiatan atraktif dari masyarakat seperti tarian Linda dan Pencak Silat yang diperagakan oleh tua-muda etnis Laporo.



KABUENGA

Kabuenga adalah salah satu tradisi yang cukup sering diadakan di Pulau Wangi-Wangi dan hanya ada di pulau ini. Penggemar dan penontonnya sangat banyak sampai berjubel dan memanjat daerah ketinggian. Inti sari acara ini adalah mempertemukan para perjaka dan perawan yang ingin mencari jodoh. Tiang bambu yang berdiri ini adalah tiang ayunan yang sudah didirikan satu bulan sebelum acara ini diselenggarakan yang diperuntukkan buat muda-mudi untuk saling mengenal satu sama lain. Kemudian pada acara puncak ini para pria akan saling mengungkapkan perasaan sukanya melalui bingkisan yang dibawa. Ada yang membawa kebutuhan wanita dan ada juga yang menunjukkannya melalui rupiah. Pot bunga yang dihiasi uang seratus ribuan itu asli. Sementara mereka yang berkeliling menjajakan minuman adalah para putri yang belum sempat berteman dengan calon pasangannya sehingga harus menebar pesona dengan menjajakan minuman. Pria yang menaruh minat akan memberikan uang yang cukup banyak untuk menarik perhatian sang pujaan hati.
Masyarakat di Wakatobi, punya cara dan tradisi tersendiri dalam mencari pasangan hidup. Melalui tradisi kabuenga, kaum muda-mudi di daerah itu dipertemukan secara langsung dilapangan terbuka. Dalam tradisi ini, kaum laki-laki dan perempuan yang telah akil balik dan telah berikrar bersama untuk menempuh jalan hidup bersama disandingkan diatas ayunan yang ditempatkan ditengah lapangan terbuka sehingga semua masyarakat bisa menyaksikannya.
Prosesnya, altar atau ayunan kabuenga lebih dulu dipersiapkan untuk menjadi media pertemuan bagi muda-mudi di kabupaten kepulauan itu saat tradisi Kabuenga dirayakan. Tradisi pencarian pasangan hidup yang ditunggu oleh seluruh masyarakat di kecamatan wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi ini selain telah menjadi ritual tahunan tradisi ini juga menyuguhkan tontotan unik dan menarik. Para pasangan mudi-mudi yang selama ini tidak memiliki saluran untuk berkomunikasi melalui tradisi ini mereka langsung bisa saling bertemu dan menyatakan ikrar untuk menjadi pasangan hidup.
Dalam tradisi kabuenga ini, kaum perempuan yang sudah akil balik berkumpul melingkari altar kabuenga sambil menggunakan pakaian adat khas Wakatobi dan menyiapkan sajian makanan tradisional yang dihiasi dengan beragam aksesoris namun nilai naturalnya tetap terjaga. Tarian pajoge yang diiringi irama gendang dan bunyi gong mengawali proses sakral ini. Selain kaum muda mudi, kalangan orang tua juga memainkan tarian ini. Bagi laki-laki yang ikut serta dalam tarian ini, diwajibkan untuk merogoh kocek dan memberikan uang kepada kaum perempuan.
Makna filosofis tarian pajoge ini, menceritakan kehidupan setiap kaum laki-laki di kabupaten kepulauan Wakatobi yang sebagian besar hidupnya selalu menjadi perantau. Di perantauan, kaum laki-laki bernazar saat pulang kampung halaman wajib menyumbangkan sebagian pendapatannya kepada para penari-penari yang menyambutnya. Untuk mengiringi prosesi kabuenga, para pemangku adat kemudian mengelilingi ayunan kabuenga yang berdiri ditengah lapangan terbuka sambil mengalunkan irama lagu tradisional. Prosesi ini sebagai sebuah simbol penghayatan nilai-nilai sakral ritual ini yang melambangkan kekuatan jiwa dan kebersamaan masyarakat Wakatobi.
Proses selanjutnya, para kaum wanita baik tua dan muda berjalan bersama mengelilingi altar kabuenga sebanyak 7 kali sambil melantunkan syair dan pantun serta membawa minuman ringan yang akan dipersembahkan kepada setiap laki-laki yang nantinya akan menjadi calon pasangan hidup kaum wanita didaerah ini. Selain dalam momentum seperti ini, biasanya tradisi balas pantun ini dilakukan saat memasuki puncak bulan purnama dimana para kaum wanita hanya berada didalam rumah sedangkan kaum laki-laki hanya berada diluar rumah. Proses akulturasi masyarakat didaerah ini lambat laun telah mengubah tradisi kabuenga yang diwariskan oleh nenek moyang masyarakat dikepulauan Wakatobi ini. Pencarian pasangan hidup tidak lagi dilakukan seperti dulu dimana seluruh prosesi harus dilakukan secara tertutup.
Kini tradisi itu mulai berubah dan dilakukan secara terbuka. Meski demikian, tradisi ini tetap dianggap sakral karena tradisi ini tidak semata hanya menjadi ajang pencarian pasangan hidup, tetapi menjadi wahana untuk memperkuat nilai kebersamaan masyarakat di kepulauan Wakatobi. Kaum perempuan yng berada dalam barisan ini disebut sebagai kelompok kadandio. Setiap perempuan yang membawa minuman ringan dipersembahkan kepada seorang laki-laki yang diyakininya akan menjadi pasangan hidupnya. Dalam tradisi ini, setiap perempuan harus memperlihatkan prilaku sopan santun kepada seorang laki-laki yang akan mendapat suguhan minuman pertunjukan sang perempuan. Tradisi ini disebut sebagai adat posambui. Setelah kaum perempuan kini giliran kaum laki-laki yang mengelilingi altar kabuenga. Bila para kaum perempuan membawa minuman ringan para kaum laki-laki pun melakukan hal serupa, namun bedanya para laki-laki mempersembahkan beragam sajian makanan dan barang seperti sarung dan pakaian. Dalam proses ini kaum laki-laki juga mengelilingi altar sebanyak 7 kali sambil melantunkan pantun.
Setelah balas pantun antara kaum laki-laki dan perempuan digelar setiap laki-laki dan wanita yang telah mengikrarkan diri untuk menempuh pasangan hidup diantar menuju ayunan kabuenga. Setiap pasangan duduk diatas ayunan sambil diayun oleh pemangku adat yang sejak awal telah mengelilingi altar ini. Irama syair dan pantun yang dinyayikan oleh para pemangku adat terus bersahutan mengiringi setiap pasangan yang berada diatas ayunan. Khusus untuk perempuan ayunan kabuenga ini menjadi ajang evaluasi bagi setiap laki-laki yang akan menjadi calon pasangan hidupnya. Calon laki-laki pasangan mereka masing-masing sudah bisa melihat apakah sicalonnya memiliiki etika dan moral yang santun atau memiliki karakter yang lemah lembut termasuk sifat baik dan buruknya.
Inti sari acara ini adalah mempertemukan para perjaka dan perawan yang ingin mencari jodoh. Tiang bambu yang berdiri ini adalah tiang ayunan yang sudah didirikan satu bulan sebelum acara ini diselenggarakan yang diperuntukkan buat muda-mudi untuk saling mengenal satu sama lain. Kemudian pada acara puncak ini para pria akan saling mengungkapkan perasaan sukanya melalui bingkisan yang dibawa. Ada yang membawa kebutuhan wanita dan ada juga yang menunjukkannya melalui rupiah. Pot bunga yang dihiasi uang seratus ribuan itu asli. Sementara mereka yang berkeliling menjajakan minuman adalah para putri yang belum sempat berteman dengan calon pasangannya sehingga harus menebar pesona dengan menjajakan minuman. Pria yang menaruh minat akan memberikan uang yang cukup banyak untuk menarik perhatian sang pujaan hati.Bagi calon pasangan laki-laki dan perempuan, setelah melalui proses kabuenga ini selanjutnya tinggal menunggu pembicraan lebih lanjut ditingkat keluarga untuk menuju kepelaminan.


TIKAR LIPAT WAKATOBI

Satu lagi kerajinan asli Kepulauan Wakatobi yang rasanya pantas untuk dibicarakan adalah seni anyaman tikar lipat dari Feruke. Dengan bahan dasar daun pandan yang dikeringkan, dan kemudian dianyam menjadi tikar. Banyak penduduk desa Feruke mencoba menjualnya ke turis yang biasa datang ke sana. Biasanya baru setelah dijemur selama tiga hari. Daun pandan siap untuk dianyam menjadi tikar liap.Harganya juga tidak terlalu mahal, berkisar antara 25 - 50 ribu saja, kita telah memiliki sebuah tikar lipat seukuran badan orang dewasa.Rasa dingin yang keluar saat kita tidur di atasnya, menjadi daya tarik tersendiri di tengah teriknya udara lautan di sana
SUAKA MARGA SATWA BUTON UTARA
SM Buton Utara terletak pada ketinggian 0-600 m (dpl). Topografi datar, landai bergelombang hingga berbukit-bukit, dengan kelerengan 0-30%. Jenis tanah Mediteranian dan podzolik merah kuning, di beberapa tempat sering ditemukan batu karang atau coral, dengan top soil tipis. Tipe iklim C, musim hujan biasanya jatuh pada bulan Januari-Juni dan musim kemarau pada bulan Juli-Desember dengan curah hujan tahunan sebesar 2.286 mm, dengan jumlah hari hujan rata-rata 106 hari. Suhu tertinggi mencapai 34 ° C, suhu terendah sampai 22 ° C, dengan kelembaban sebesar 80%.
Kawasan konservasi jni memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan yang cukup tinggi. Jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan antara lain dolipo (Terminalia copelandil), soni (Dillepia megalantha), gito-gito (Diospyros pilosenthera), cendrana (Pterocarpus indicus), kaba (Canangium odoratum), bengkali (Anthocephallus indicus), Kenari (Canarium vulgaris ), Bintangur (Dillenia serrata), dao (dracontomelon dao), dan beberapa jenis anggrek (Acanthepipium sp, Bulbophyllum sp, Dendrobium sp, dan Eria floribunda).
Sedangkan satwaliar yang berhabitat di daerah antara lain: anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis), anoa pegunungan (B. quarlesi), rusa (Cervus timorensis), monyet Buton (Macaca brunnences), kus-kus (Phalanger sp.), dan maleo senkawor (Macrocephalon maleo).
Kekayaan jenis flora dan fauna ini didukung oleh tipe ekosistem yang ada , yaitu hutan bakau, hutan pantai, hutan dataran rendah, dan hutan pegunungan rendah.

HUTAN LAMBUSANGO
Hutan Lambusango merupakan salah satu hutan lindung yang terdapat di Sulawesi Tenggara dengan luas 65.000 ha. Hutan ini secara geografis terletak pada 05 ° 13 '   05 ° 24' Lintang Selatan (LS) dan 122 ° 47 '   122 ° 56' Bujur Timur (BT) dengan ketinggian antara 5 m sampai 300 m dari permukaan laut (dpl). Hutan ini memiliki topografi alam datar hingga berbukit dengan curah hujan yang turun per tahun rata-rata berkisar 1.980 mm, suhu udara berkisar antara 20 ° C hingga 34 ° C dan kelembaban sekitar 80%.
Pada tahun 1982, melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian Nomor 639/Kpts/9/Um/1982 tertanggal 1 September 1982, kawasan Hutan Lambusango ditetapkan sebagai hutan lindung. Keputusan tersebut mengatur kawasan hutan ini untuk dikelola sebagai Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, seperti konservasi alam dan penelitian hutan.Melalui surat keputusan itu juga, kawasan Hutan Lambusango dibagi ke dalam 3 wilayah, yaitu Suaka Margasatwa dengan luas area sekitar 28.510 ha; Cagar Alam Kakenauwe dengan luas sekitar 810 ha; dan Kawasan Hutan Lindung dan Produksi yang terletak di sekitar kawasan konservasi hutan dengan luas area sekitar 35.000 ha.Semenjak tahun 1984, oleh pemerintah setempat kawasan Hutan Lambusango dipercayakan pengelolaannya pada Resort KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) Lambusango yang ditugaskan untuk menjaga kelestarian hutan serta melakukan upaya konservasi pada area yang dipergunakan untuk hutan produksi. Hutan Lambusango memiliki keindahan alam yang menawan. Keindahannya tercipta dari perpaduan hamparan aneka flora dan fauna yang menjadi ciri khas satwa dan tumbuhan di Sulawesi Tenggara. Jenis flora yang ada di hutan tersebut mewakili jenis tanaman, seperti kayu besi (mitocideros petiolata), kuma (palaquium obovatum), wola (Vitex copassus), bayam (Intsia bijuga), cendrana (Pterocarpus indicus), bangkali (anthocephallus macrophyllus) , kayu angin (casuarina rumpiana), sengon (Paraserianthes falcataria), dan rotan (calamus spp.).Sementara, aneka jenis fauna di hutan ini meliputi, anoa, kera hitam, rusa, kus-kus, sapi liar, biawak, merpati hutan putih dan abu-abu, musang sulawesi, serindit sulawesi, dan beraneka satwa lainnya. Oleh karena memiliki kekayaan flora dan fauna yang beragam, Hutan Lambusango juga sering dimanfaatkan oleh para ahli sebagai tempat penelitian. Penelitian dilakukan dalam rangka mencermati kehidupan hayati, kondisi ekologi, sampai upaya konservasi alam. Para peneliti yang datang ke kawasan Hutan Lambusango tidak hanya berasal dari dalam negeri, melainkan juga datang dari luar negeri.

















Trans Studio Makassar 

Trans Studio Makassar merupakan wahana indoor terbesar di dunia,  dibangun seluas 12,7 hektare , terletak dikawasan wisata terpadu Kota MakassarProvinsi  Sulawesi Selatan, termasuk obyek wisata terbayak dikunjungi diantara tempat-tempat wisata Kawasan Indonesia  Timur , sekaligus menjadikan kota Makassar sebagai Wisata Kota termegah.
Trans Studio yang  diresmikan pada 9 September 2009  (Tanggal 09 – 09 – 09, hari bersejarah dimana Trans Studio Makassar secara resmi dibuka).
Fasilitas yang ada dikawasan terpadu ini diantaranya pusat perbelanjaan yang meliputi Trans Walk dan Trans Rodeo Drive, Trans Studio, Trans Hotel, serta kantor Bank . Gedung Trans Studio dibangun seluas 22.000 m² dengan tinggi 20 meter yang merupakan taman hiburan, wahana indoor terbesar di Dunia.
Sebagai Trans Studio World , theme park indoor terbesar di dunia memiliki lebih dari 20 wahana permainan dan dilengkapi berbagai fasilitas antara lain mal, restoran, hotel, dan marina yang semuanya berada dalam satu komplek.
Trans Studio World Makassar berada dalam area Trans Studio Resort yang berlokasi di Kawasan Bisnis Global dan Pariwisata Terpadu Tanjung Bunga, Makassar, Sulawesi Selatan atau berada di pinggiran pantai sebelah Barat kota Makassar ,berjarak sekitar 5 KM dari Lapangan Karebosi (bagian bawah Lapangan Karebosi ada pusat perbelanjaan) sebagai pusat Kota Makassar.
Theme Park Trans Studio World Makassar ibarat Universal Studio dan  Walt disney di California Amerika Serikat . Dilengkapi  ruang-ruang simulasi beberapa program stasiun televisi, Trans TV, atau peristiwa di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Tsunami Island, suasana mencekam dilanda tsunami dan gempa bumi. Magic Museum yang berisi benda-benda hidup , Dunia Lain, Arung Jeram, Magic Corner, Lost City, Terror Twister, dan Water Coaster , zona Studio Central, dan Cartoon City. dan masih banyak lagi.
Theme Park didesain oleh John Stevenson, sutradara Kungfu Panda. Theme Park seluas 2.7 hektar (lebih luas dari  Lotte World Korea dengan luas 1.7 Hektar) dengan kapasitas 5000 orang terdiri atas empat zona dengan 22 wahana permainan.
Suatu pemikiran global yang patut dihargai, yaitu memilih Makassar sebagai lokasi Trans Studio oleh karena Makassar memiliki pertumbuhan Wisata yang sangat pesat / tertinggi di Indonesia, dan Kehadiran mega proyek Trans Studio ini turut membentuk identitas baru kota ini, sebagai magnet di timur Indonesia dan membentuk  imej Wisata Nusantara yaitu “Jawa adalah masa lalu, Bali adalah masa kini, dan Sulawesi adalah masa depan
Tanda Masuk
Studio pass dengan dengan technologi microchip card yang dipakai sebagai alat pembayaran baru pertama kali digunakan di Makassar ( Belum ada wahana di dunia ini yang menggunakan teknologi ini, rencana tahun 2010 ,Disneyland  Orlando, AS, akan menggunakan teknologi ini)
Kartu Studio Pass sebagai pengganti uang, berlaku seumur hidup, dan dapat juga digunakan untuk membeli merchadise atau  kartu tol pra – bayar
Transaksi masuk menggunakan Studio Pass..dengan debet minimal Rp.100.000. (di dalam mata uang tidak berlaku), sudah termasuk Harga Kartu Studio Pass (Dapat digunakan seterusnya) =Rp. 10.000
Tarif masuk berikut 15 wahana permainan (masing2 1x main) = Rp. 90.000
Harga tiket tambahan perorang perwahana :
  1. Trans City Theater Rp.15.000
  2. Studio Tour Rp.15.000
  3. Grand Esia Studio View Rp.10.000
  4. Hollywood Bumper Car Rp.15.000
  5. Sepeda Terbang Rp.15.000
  6. Rimba Express Rp.15.000
  7. Si Bolang Rp.10.000
  8. Safari Track Rp.15.000
  9. Balloon House Rp.10.000
  10. Karosel Rp.15.000
  11. Ayun Ombak Rp.15.000
  12. Angin Beliung Rp.15.000
  13. Kano Kali Rp.15.000
  14. Mini Boom Boom Car Rp.15.000
  15. Putar Petir Rp.15.000
Harga tiket permainan yang tidak termasuk dalam paket perorang :
  1. Bioskop 4D Rp.25.000
  2. Kids Studio Rp.25.000
  3. Magic Thunder Coaster Rp.25.000
  4. Dragon’s Tower Rp.25.000
  5. Jelajah Rp.25.000
  6. Dunia Lain Rp.25.000



Tempat Wisata di Tana Toraja


Tana Toraja adalah salah satu daerah yang cantik / indah dan menawan di Indonesia. di kejauhan punggung bukit yang bergerigi dari pengunungan yang berjejer di utara sampai di kejauhan lebih yang bening Menembus celah bambu dan pohon aren yang pipih diatas bukit kecil di tengah sawah, atap dan rumah Toraja yang melengkung dengan sangat manis berdiri mendemonstrasikan kecakapan yang mengagumkan dari orang Toraja dalam keahlian mengukir dengan warna lukisan yang alami. Sebelum Belanda menguasai daratan ketinggian ini pada abad ke-20 Masehi tidak ada satu kata pun yang diberikan kepada nama dari agama mereka selain ada kata aluk yang mengaju kepada suatu kebiasaan ritual dan masalah kehidupan sehari-hari yang harus dikendalikan, bagaimana sebuah rumah dibangun, beras dimasak, anak-anak dan kepala desa disapa, aturan dan jumlah kerbau yang harus dikorbankan di upacara demikian juga posisi dari bintang-bintang dikala pelukuan dimulai.Salah satu dari dasar ajaran selalu ada tukar dan saling memberi dan menerima antar mereka, anugrah dan kutukan selalu terjadi antar yang hidup dengan spirit dan nenek moyang mereka. Upacara kematian adalah upacara yang paling bergengsi di dalam tradisi Toraja. Toraja memiliki banyak atraksi untuk wisatawan. Didaerah pengunungan yang dingin ini, pemandangan yang khusus, para pengrajin harmonis dengan keheningan dan keindahan yang alami.Meskipun lebih dari setengah penduduk telah memeluk agama Kristen, mereka tetap bangga dengan bwarisan wilayahnya dengan menyambut para wisatawan dengan upacara ritualnya.
1. Makale
Makale adalah ibukota pemerintahan dari Tana Toraja bukit-bukit yang terjal dari kota dimahkotai oleh puncak menara gereja, sembari kaki lembah didominasi oleh bangunan pemerintah yang baru. Banyak di antaranya mengambil tipe bangunan rumah tradisional Toraja arsitektur yang penuh dengan ukiran dan atap yang melengkung. Kota merupakan daerah yang tepat menghubungkan dengan daerah Toraja barat, sekitar London, Suaya dan Sangalla. Pada saat pasar kota ini merupakan pusat aktivitas karena rakyat dari jauh datang dengan hasil produksinya berupa binatang, kerajinan tangan tikar, keranjang dan kerajinan buatan lokal.
2. Rantepao
Rantepao adalah kota yang kedua setelah Makale di Toraja.Keuntungan Rantepao adalah sebagian besar dari tempat-tempat yang menarik berada disekitar radius 15 km dari pusat kota.
3. Kuburan Batu Lemo
Dikuburan Lemo dapat dilihat serambi tau-tau satu dengan musium batu karang terjal dialam terbuka kombinasi kematian ritual. Tau-tau atau patung kayu berarti manusia kecil yang dianggap mewadahi spirit si mati terbuat dari kayu atau bambu. Secara periodik pakaiannya dapat diganti melalui upacara yang disebut Ma'nene (menghormat kepada orang tua).
4. Kuburan Sisi Batu Karang Terjal Londa
Londa kuburan sisi batu karang terjal adalah salah satu sisi dari kuburan itu berada di ketinggian dari bukit memiliki gua yang dalam dimana peti-peti mayat di atur dan di kelompokkan berdasarkan garis keluarga. Disisi lain dari lusinan tau-tau berdiri secara hidmat di balkon wajah seperti hidup mata terbuka memandang dengan penuh
5. Suaya Kuburan Raja-raja Sangalla
Kuburan berada di salah satu sisi dari bukit. Dipahat sebagai tempat beristirahat dari tujuh raja dan keluarga kerajaan Sangalla. Tau-tau dari Raja-raja dan keluarga raja berpakaian sesuai dengan pakaian adat raja Toraja di tempatkan dimuka kuburan batu. tangga batu tersedia untuk naik ke bukit dimana raja dikala hidupnya digunakan untuk bersepi-sepi, ditempat itu akan dibuat museum untuk menempatkan harta kekayaan dari raja-raja Sangalla
6. Kete Kesu
Kampung Kete Kesu masih berciri tradisional tampak dari depan berada ditengah lautan padi dengan rentetan atap yang melengkung dan dinding yang berukir pada lumbung padi yang cantik mempesona.kampung itu memiliki empat tongkonan rumah tradisional Toraja. Salah satu Tongkonan tengah dibagian bawahnya dibuat semacam museum kecil. Penduduknya menguasai kecakapan mengukir dan melukis yang dapat disaksikan pada mereka yang sedang bekerja disana. ukiran bambu dan kayu dijual diberbagai desa disekitarnya
Kete Kesu Tana Toraja , sebuah desa tradisional kecil di Kabupaten Tana Toraja (Tator),.Kawasan yang terdiri dari delapan tongkonan induk, lengkap dengan lumbung beras di depan setiap tongkonan, memang menjadi salah satu tujuan wisata di Tator.
Lokasinya sekitar tiga kilometer dari jalan raya, atau setengah jam perjalanan dari Kecamatan Rantepao. dapat menggunakan jasa mobil angkutan umum dari Rantepao atau menggunakan ojek.
Mendekati lokasi, terhampar pemandangan tongkonan yang berjejer, di sela rimbunnya pepopohonan dengan latar depan hamparan sawah menghijau.
Tampak warga bersantai di rumah-rumah mereka yang letaknya di belakang barisan tongkonan. Sementara di belakang dan samping tongkonan, tampak kios kerajinan dengan perajin menyelesaikan lukisan ukir di dalam kios masing-masing.
Di Ke'te 'Kesu', dapat merasakan aroma kehidupan tradisional masyarakat Toraja. dan deretan tongkonan, yang salah satunya konon sudah berusia sekitar 150 tahun. Salah satu penandanya, atap yang terbuat dari susunan bambu, sudah ditumbuhi tanaman liar.Suasana pengap, cahaya matahari redup masuk dari jendela kecil dari kamar di seberang sebelah depan, yang berseberangan dengan kamar untuk menempatkan jenazah.
Pada deretan tongkonan yang berjajar di Ke'te 'Kesu', tampak puluhan tanduk kerbau disusun bergantung di depan setiap tongkonan . pada di dinding samping sebelah luar, tampak pula tulang rahang yang tersisa dari kepala kerbau. sebagai penanda berapa banyak kerbau yang telah dikorbankan saat upacara kematian dilangsungkan.
Kerbau menjadi hewan korban saat kematian, di samping babi. Menurut kepercayaan setempat, arwah kerbau menjadi sarana transportasi bagi arwah orang yang meninggal saat menuju puya (surga) yang letaknya di sebelah selatan. Kubur Batu Tertua Di kompleks Ke'te Kesu ', pengunjung juga sekaligus dapat menengok kubur batu, yang letaknya sekitar 50 meter di belakang tongkonan. Perjalanan berlanjut dengan menaiki bukit kecil, yang tingginya tak lebih dari 10 meter. Di sisi kiri jalan berundak, ada bukit batu, yang dipenuhi dengan lubang-lubang. Di dalam lubang-lubang itu dengan mudah ditemukan tulang belulang dan tengkorak manusia terserak. Saat kepala mendongak ke atas, tampak peti-peti kayu yang telah lapuk tergantung di langit-langit celah batu, dengan penyangga kayu.Dari dalam kotak itu pun tulang belulang dan tengkorak tampak berserakan. Kubur batu di Ke'te 'Kesu' termasuk yang tertua di Tator. Usia kubur batu itu diperkirakan lebih dari 700 tahun. Saat melangkah ke tempat yang lebih tinggi lagi di dalam bukit batu, dapat dilihat patung-patung kayu sebagai gambaran dari mereka yang telah dikuburkan di situ. Ada belasan patung yang ditempatkan di dalam sebuah celah kecil menjorok ke dalam, dengan pintu besi berteralis. Kubur batu ini pembuatannya cukup rumit dan mahal. untuk membuat satu kubur batu berukuran lebar dua meter, tinggi dua meter, dan kedalaman dua meter, butuh tempo 300 hari. (Sumber: Sinar Harapan)






7. To'Barana Sa'dang
Ada yang berpendapat bahwa To'barana Sa'dang adalah pusat dari daerah Toraja. Di bagian dari desa ini ada empat lumbung pada tarawat dengan halaman rumput yang apik. Tenunan Toraja yang sangat menawan dipajang dan dijual dikampung ini. Sekitar kampung sawah yang berteras-teras juga manis untuk disaksikan.
8. Pallawa
menelusuri sepanjang sungai Sa'dang kearah utara membawa kita ke Palawa, Tau Tau dan tongkonan menyambut kedatangan para pengunjung Tongkonan Palawa merupakan salah satu diantara tongkonan yang menarik dengan sejumlah tanduk kerbau yang dipasang didepan rumah tradisional mereka. Terletak di puncak sebuah bukit di tengah pohon bambu yang rindang.gambar dari Tongkonan banyak menghiasi majalah wisatawan di luar negeri.
9. Sangalla
Sangalla adalah daerah ditengah rimbunan bambu, di wilayah ketinggian di kaki bukit. kuburan bayi langka sebagai salah satu obyek menarik ada di kampung ini
10. Buntao
Buntao adalah kampung yang sangat menarik untuk dikunjungi khususnya di waktu hari pasar. Buntao memiliki patane, yaitu kuburan yang berbentuk rumah Toraja. Dan di atas bukit disekitar kampung banyak terdapat kuburan tua.
11. Marante
Marante adalah sebuah kampung yang memiliki banyak tongkonan dan lumbung padi yang besar dan bukit karang yang besar berisi kuburan batu dan bergantung yang disebut oleh penduduk setempat "erong".
12. Tondon
Letaknya di tepi jalanan kecil didekat pasar Makale. Di sisi dari bukit terdapat barisan Tau Tau dimuka dari kuburan gua. kuburan ini adalah milik para keluarga bangsawan.
13. Batutumonga
Berlokasi di daerah Sesean yang beriklim dingin, sekitar 1300 meter di atas permukaan laut. Di daerah ini terdapat 56 menhir batu dalam sebuah lingkaran dengan lima pohon kayu ditengahnya. kebanyakan dari betu menhir itu berukuran dua sampai tiga meter tingginya.Pemandangan yang sangat mempesona di atas Rantepao dan lembah disekitarnya, dapat dilihat dari tempat ini sangat menarik untuk dikunjungi
14. Lokomata
Lokomata berlokasi sekitar 35 kilometer dari Rantepao, menggelar pemandangan yang sangat menarik dari 4 lantai batu besar di tepi jalan yang memiliki sekitar 60 kuburan tebing batu dengan diperkaya oleh pemandangan teras sawah, pegunungan dan lembah di bagian bawahnya
15. Makula
Di tempat ini ada sumber mata air panas, di samping aa rumah tempat istirahat memiliki bak mandi dengan sumber mata air yang mengalir.Dimuka ada kolam kecil yang dibeton diisi oleh air panas yang mengalir dari belakang rumah. Tempat ini sangat baik untuk berendam di air panas setelah perjalanan jauh.
16. Bori
Lokasi ini berjarak 6 kilometer dari Rantepao jalan menuju ke Sa'dang dan Pallawa yang menarik dilihat Bori adalah rante yang tinggi, batu-batu menhir, dimana sebagian menjulang beberapa meter diatas tanah.
17. Buntu Kalando
Di daerah ini ada sebuah rumah tongkonan yang didirikan oleh raja Sangalla. ada museum di dalamnya walaupun modelnya agak baru, museum bentuk rumah ini memiliki beberapa benda kerajaan yang menarik dan beberapa alat rumah tangga yang sebelumnya dimiliki oleh puang Sangalla.
18. Penanian
Rumah-rumah tongkonan tradisional yang memiliki dinding dan tiang yang diukir dapat dilihat ditempat ini. Lumbung-lumbung padi di desa ini adalah baru dengan penggambaran yang baru pada ukirannya.
19. Karassik
Karassik terdiri atas rumah bambu yyang dilukis berwarna-warni berjejer di pinggir wilayah upacara ritual, rante dan beberapa batu menhir.